This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sunday, January 31, 2021

KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 4}. PEMBAI'ATAN MENJADI KHALIFAH; PEMBUKTIAN.

 Bismillah…

Apa kabar teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.

Sesuai janji pada minggu lalu bahwa pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang: pembai’atan Abu Bakar (Radhiyallahu Anhu), pembahasan tentang pembai’atan ini akan saya bagi menjadi 2 bagian, dan pada bagian pertama yang Insya Allah akan saya bahas ini akan bertemakan seputar pembuktian tentang kelayakan Abu Bakar untuk menjadi khalifah pertama ummat islam. Tanpa berlama-lama lagi mari kita masuk ke pembahasan inti…

masjid nabawi zaman dulu, by: ihram.co.id.

1). KHUTBAH NABI (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM) LIMA HARI MENJELANG WAFAT.

Lima hari menjelang wafat, Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) mandi di rumahnya dalam rangka persiapan untuk menunaikan sholat berjamaah. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sahabat Ibnu Abbas (Radhiyallahu Anhuma) mengkhabarkan bahwa Nabi keluar dengan mengikatkan kain di kepalanya yang ujungnya terjuntai di antara 2 bahunya, beliau  naik ke atas mimbar, kemudian menyampaikan khutbah, hingga akhirnya Ibnu Abbas berkata: “Itulah majelis dan khutbah terakhir Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)”.

Isi dari khutbah tersebut adalah: pertama-tama beliau memuji Allah, kemudian menyebutkan perihal orang-orang yang terbunuh di perang Uhud, mendoakan dan memintakan ampunan untuk mereka, kemudian beliau bersabda: {“Wahai kaum Muhajirin sesungguhnya jumlah kalian semakin bertambah banyak, sementara orang-orang Anshar tetap sebagaimana adanya, dan sungguh mereka adalah ibarat rumah tempat kembaliku, oleh karena itu hormatilah orang-orang yang mulia diantara mereka, dan maafkanlah orang-orang yang berbuat kesalahan dari mereka. Wahai sekalian manusia sesungguhnya ada seorang hamba yang disuruh untuk memilih antara kekal di dunia atau memilih apa yang ada di sisi Allah, maka dia memilih apa yang ada di sisi Allah”}.

Pada saat itu yang faham tentang maksud dari perkataan Nabi yang terakhir hanya Abu Bakar, maka seketika beliau menangis dan berkata: “Tetapi kamilah yang akan menjadi tebusanmu wahai Rasulullah dengan diri kami, anak-anak maupun harta kami”, Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) pun menjawab: {“Tenanglah engkau wahai Abu Bakar!, lihatlah ke arah pintu-pintu rumah yang mengarah ke masjid, maka tutuplah oleh kalian pintu-pintu tersebut kecuali pintu Abu Bakar, karena sungguh aku tidak mengetahui ada seseorang yang lebih baik persahabatannya (pertemanannya) denganku selain Abu Bakar”}.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Abu Sa’id al-Khudri (Radhiyallahu Anhu) berkata: “Suatu ketika Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) berkhutbah di hadapan manusia, beliau bersabda: {“Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, maka hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah”}.

Abu Sa’id berkata: “Maka Abu Bakar menangis, kami-pun heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah hanya menceritakan tentang seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu diantara kami. Kemudian Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda: {“Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan harta adalah Abu Bakar, andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi kekasih selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka tutuplah semua pintu di masjid selain pintu Abu Bakar”}.

Diriwayatkan pula dari Abdullah bin Abi Malikah ia berkata: “Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin az-Zubair (Radhiyallahu Anhuma) perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, beliau menjawab: “Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah pernah menyebutkan perihal dirinya: {“Andai aku dibolehkan mengambil kekasih selain Allah pasti aku akan memilihnya”}. Abu Bakar berkata: “Samakan bagian kakek dengan bagian bapak (jika bapak tidak ada)”.

Dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya dia berkata: “Pernah seorang wanita mendatangi Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), kemudian beliau menyuruhnya kembali datang menghadapnya (di lain waktu), maka wanita itu bertanya: “Bagaimana jika kelak aku datang namun tidak lagi menjumpaimu?”, maka Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) menjawab: {“Jika engkau tidak menjumpaiku maka datangilah Abu Bakar”}.

2). PERINTAH NABI AGAR ABU BAKAR MENJADI IMAM BAGI PARA SAHABAT PADA SAAT BELIAU SAKIT.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa sahabat Abdullah bin Zam’ah bin al-Aswad bin al-Muththalib bin Asad berkata: “Ketika Rasulullah sakit aku berada di sisinya bersama beberapa orang dari kaum muslimin, kemudian Bilal mengumandangkan adzan, maka Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda: {“Perintahkan agar seseorang menjadi imam kaum muslimin”}. Maka aku keluar, dan di sana aku bertemu Umar, sementara Abu Bakar ketika itu tidak kelihatan, maka kukatakan kepadanya: “Bangkitlah wahai Umar dan majulah anda menjadi imam sholat, maka Umar berdiri dan mulai bertakbir, tatkala Rasulullah mendengar suara Umar -Umar terkenal dengan suaranya yang keras-, beliau bersabda: {“Mana Abu Bakar?, sesungguhnya Allah dan kaum muslimin tidak rela akan hal ini, sesungguhnya Allah dan kaum muslimin tidak rela akan hal ini!”}. (Dalam riwayat Abu Dawud sahabat Abdullah bin Zam’ah (Radhiyallahu Anhu) berkata: “Ketika Nabi mendengar suara Umar seketika beliau mengeluarkan kepalanya dari dalam kamarnya dan berkata: {“Tidak…tidak…tidak hendaklah yang menjadi imam shalat Ibnu Abi Quhafah (Abu Bakar)!”}. Beliau mengucapkan hal itu sambil marah”).

Maka diutus seseorang untuk mencari Abu Bakar dan akhirnya beliau datang ketika Umar telah menyelesaikan sholat dan Abu Bakar kembali sholat mengimami manusia”.

Abdullah bin Zam’ah (Radhiyallahu Anhu) berkata: “Umar berkata kepadaku: “Celakalah engkau wahai Ibnu Zam’ah, apa yang telah engkau perbuat terhadapku?, demi Allah aku mengira apa yang kau perintahkan tadi adalah perintah Rasulullah, kalau aku tahu (bahwa itu bukan perintah Rasulullah) niscaya aku tidak akan pernah berani menjadi imam shaolat!”. Aku katakan: “Demi Allah aku tidak pernah di perintahkan Rasulullah untuk memilihmu, namun ketika kulihat Abu Bakar tidak ada maka engkau-lah yang kuanggap lebih berhak untuk menjadi imam kami dalam sholat”.

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sahabat Ibrahim al-Aswad (Radhiyallahu Anhu) berkata: “Ketika Rasulullah menderita penyakit yang membuatnya wafat, maka masuklah waktu sholat dan Bilal mulai mengumandangkan adzan, maka Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda: {“Perintahkan Abu Bakar agar menjadi imam manusia”}.

Ketika istri-istri beliau mendengarnya ada diantara mereka yang berkata kepada beliau: “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seseorang yang gampang menangis, jika ia menggantikan posisimu sebagai imam maka dikhawatirkan ia tidak dapat melakukannya, namun Rasulullah mengulangi kembali perintahnya dan mereka kembali memberi jawaban yang sama, hingga akhirnya beliau mengulangi untuk ketiga kalinya sambil berkata kepada para istrinya: {“Sesungguhnya kalian sama saja dengan perempuan yang menggoda Nabi Yusuf, perintahkan Abu Bakar menjadi imam shalat!”}. (Ibnu Syihab meriwayatkan tentang peristiwa ini bahwa Aisyah (Radhiyallahu Anha) berkata: “Aku telah membantah Rasulullah dalam masalah ini, dan tidaklah aku berbuat demikian kecuali takut manusia akan merasa pesimis terhadap Abu Bakar, maka aku ingin agar Rasulullah melimpahkan perintahnya kepada selain Abu Bakar”.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 3}. KEISLAMAN DAN JASA-JASA.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 5}. PEMBAI'ATAN SECARA KHUSUS DI TSAQIFAH BANI SA'IDAH.

Dalam kitab Shahihain disebutkan pula tentang perkataan Aisyah ketika beliau mengoreksi perintah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) diatas, beliau berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang lelaki yang halus perasaannya dan jika dia menggantikan posisimu niscaya dia tidak akan sanggup”. Rasulullah menjawab: {“Perintahkan Abu Bakar agar menjadi imam, sesungguhnya kalian sama saja seperti para wanita yang menggoda Nabi Yusuf!”. Maka sejak itu Abu Bakar menjadi imam sholat dimasa Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) hidup).

Maka keluarlah Abu Bakar sementara Nabi merasakan badannya agak lebih ringan, akhirnya beliau dipapah 2 orang lelaki, dan aku dapat melihat kakinya melangkah perlahan disebabkan sakit (yang menimpanya), kemudian Abu Bakar berkeinginan mundur namun Rasulullah mengisyaratkan agar ia tetap di tempatnya, kemudian Rasulullah dipapah hingga akhirnya sholat dalam keadaan duduk di sampingnya”.

Imam al-A’masyi pernah ditanya: “Apakah Nabi sholat menjadi imam dan Abu Bakar mengikuti sholatnya sementara orang-orang sholat mengikuti Abu Bakar?”, maka dia menganggukkan kepalanya dan berkata: “Ya!”.

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah cerita bahwa Ubaidullah bin Abdillah masuk menemui Aisyah dan bertanya padanya: “Maukah anda menceritakan padaku perihal Rasulullah sakit?”, ia berkata: “Ya, ketika penyakit beliau semakin parah, beliau berkata: {“Apakah orang-orang telah shalat?”}, kami katakan: “Belum!, mereka menunggumu wahai Rasulullah”, beliau berkata: {“Siramkan air ke dalam bejana!”}, kami segera melakukannya. Kemudian Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) mandi, ketika selesai beliau siap-siap berangkat namun akhirnya jatuh pingsan, selang beberapa lama kemudian beliau kembali sadar dan bertanya dengan pertanyaan di atas, kemudian pingsan kembali hingga peristiwa ini terulang sampai 3 kali. Waktu terjadinya peristiwa ini bertepatan dengan waktu sholat Isya’, akhirnya Nabi-pun mengutus seseorang untuk mencari Abu Bakar agar ia yang menjadi imam sholat, ketika Abu Bakar sampai ia berkata kepada Umar: “Wahai Umar majulah anda sebagai imam sholat”, Umar menjawab: “Anda lebih berhak untuk menjadi imam”. Maka beberapa hari sejak itu Abu Bakar menjadi imam sholat.

Perihal 2 orang sahabat yang memapah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) ke masjid salah satunya adalah: al-Abbas, Ibnu Abbas mengatakan bahwa orang kedua yang memapah Nabi pada waktu itu adalah: Ali bin Abi Thalib (Radhiyallahu Anhum Ajma’in).

Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari berkata: “Sikap Rasulullah ketika mengedepankan Abu Bakar sebagai imam sholat adalah pertanda bahwa beliau-lah orang yang paling alim dari seluruh sahabat dan yang paling baik bacaannya, sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadits yang disepakati oleh ulama keshahihannya bahwa Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda: {“Orang yang berhak menjadi imam bagi suatu kaum adalah yang paling baik bacaannya terhadap kitab Allah, jika ternyata bacaannya sama baiknya, maka yang lebih berhak adalah orang yang lebih mengetahui (mengilmui) sunnah, dan jika ternyata mereka sama alimnya maka yang di dahulukan adalah yang lebih tua, dan jika ternyata usia mereka sama maka yang di dahulukan adalah yang lebih dahulu keislamannya”}. Ibnu Katsir berkata: “Ungkapan Abul Hasan al-Asy’ari ini sangat layak untuk ditulis dengan tinta emas. Dan seluruh kriteria imam terkumpul dalam sosok Abu Bakar ash-Shiddiq (Radhiyallahu Anhu)”.

3). MENINGGALNYA NABI (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM).

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sahabat Anas bin Malik (Radhiyallahu Anhu) berkata: “Sudah 3 hari Rasulullah tidak dapat keluar menjadi imam sholat, maka pada hari ketiga (hari Senin) setelah iqamat dikumandangkan, ketika Abu Bakar bersiap-siap untuk maju, Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda: {“Bukalah hijab rumah ini”}, ketika wajah Nabi muncul maka seketika kami merasa tidak ada pemandangan yang lebih indah dari wajah Nabi yang muncul (dalam riwayat Imam Bukhari yang lain sahabat Anas bin Malik berkata: “Wajah beliau putih laksana kertas dalam keadaan tersenyum lebar, konsentrasi kami nyaris terganggu disebabkan perasaan senang dapat melihat Rasulullah), namun beliau mengisyaratkan agar Abu Bakar tetap menjadi imam dan kemudian beliau kembali menutup kain rumahnya. Dan pada hari itulah beliau wafat (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)”.

Az-Zuhri berkata: “Diriwayatkan dari Abu Bakar bin Abi Saburah bahwa Abu Bakar menjadi imam  para sahabat sebanyak 17 kali sholat, ada yang mengatakan 20 kali sholat, wallahu a’lam”. Kemudian mereka melihat wajah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) yang mulia pada pagi hari Senin dan beliau melihat mereka untuk terakhir kalinya sebagai tatapan perpisahan yang hampir saja mengganggu sholat mereka. Itulah kali terakhir mayoritas sahabat melihat beliau (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).

Inilah sedikit gambaran tentang kelayakan sekaligus keberhakan Abu Bakar dalam memegang kendali kaum muslimin sepeninggal Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), semoga penjelasan ini bisa bermanfaat untuk kaum muslimin secara umum.

Saya rasa cukup sekian dulu untuk minggu ini, dan sampai jumpa di minggu depan dengan tema selanjutnya, yaitu: Pembai’atan Abu Bakar menjadi khalifah (2). Insya Allah.

Was-Salam.

Wednesday, January 27, 2021

KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 3}. KEISLAMAN DAN JASA-JASA.

 

Bismillah…

Apa kabar teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.

Sesuai janji pada minggu lalu bahwa saya akan membahas pada pertemuan kali ini tentang: “keislaman Abu Bakar dan sedikit cuplikan perjuangan beliau semasa hidup Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)”, akan tetapi sebelum masuk ke pembahasan inti saya ingin menambahkan sedikit informasi yang terluput dari pembahasan minggu lalu, yaitu:…

masjidil haram zaman dulu, by: medcom.id.

1). ISTRI DAN ANAK-ANAK.

Abu Bakar (Radhiyallahu anhu) sendiri semasa hidupnya pernah menikahi kurang-lebih 4 wanita, salah satunya beliau nikahi pada masa Jahiliyah. Wanita-wanita ter-sebut adalah:

Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As’ad, wanita ini beliau nikahi pada masa Jahiliyah dan lahir darinya 2 orang anak, mereka adalah: Abdullah dan Asma’ (Radhiyallahu Anhuma).

Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman (Radhiyallahu Anha), beliau berasal dari suku Kinanah dan lahir darinya 2 orang anak, mereka adalah: Abdurrahman dan ‘Aisyah (Radhiyallahu Anhuma).

Asma’ binti Umais bin Ma’add bin Taim al-Khats’amiyyah (Radhiyallahu Anha), beliau sebelumnya adalah istri dari sahabat Ja’far bin Abi Thalib (Ra-dhiyallahu Anhu), lahir darinya 1 orang anak, dia adalah: Muhammad bin Abu Bakar (Radhiyallahu Anhuma).

Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair (Radhiyallahu Anha), beliau berasal dari kabilah Bani al-Haris bin al-Khazraj, lahir darinya 1 orang anak, dia adalah: Ummu Kultsum.

Inilah 4 orang wanita yang pernah di nikahi oleh Abu Bakar (Radhiyallahu anhu), informasi ini seharusnya saya cantumkan pada artikel minggu lalu, akan tetapi qo-darullah terluput dari perhatian. Sekarang mari kita simak bersama-sama kisah sel-anjutnya dari biografi Abu Bakar (Radhiyallahu anhu) yang berjudul…

2). KEISLAMAN.

Pada hakekatnya  yang pertama kali masuk Islam adalah 4 orang sahabat, mereka adalah: Khadijah (istri Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)), Abu Bakar, Zaid bin Haritsah, dan Ali bin Abi Thalib (Radhiyallahu anhum).

Dari keempat orang tersebut yang mutlak sebagai sahabat yang paling pertama ma-suk Islam adalah istri Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) yaitu Khadijah (Radhi-yallahu Anha).

Adapun Abu Bakar maka beliau di nobatkan sebagai sahabat yang pertama kali masuk Islam dari kalangan laki-laki, dan dari kalangan budak adalah Zaid bin Har-itsah, dan dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib (Radhiyallahu anh-um).

Tentang keislaman Abu Bakar ini Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) pernah ber-sabda dalam sebuah hadits shahih, beliau bersabda: {“Tidaklah aku mengajak seo-rangpun untuk masuk Islam kecuali dalam hatinya ada celah (keraguan, penolakan, dll), kecuali Abu Bakar”}. Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Bakar masuk Islam di karenakan beliau telah memikirkan tentang Islam ini dengan akal yang jernih dan tenang, dan akhirnya beliau-pun berkesimpulan bahwa Islam ini memang adalah agama yang benar.

Kepintaran, akal yang jernih, dan selalu memikirkan segala sesuatu dengan tenang memang telah menjadi kelebihan Abu Bakar, kisah-kisah tentang hal ini banyak sekali diantaranya adalah kisahnya bersama minuman keras yang telah saya can-tumkan pada artikel minggu lalu, dan juga kisahnya bersama patung-patung yang dijadikan sesembahan oleh anggota kabilahnya, dimana kisahnya tersebut sangat mirip dengan kisah nabi Ibrahim (Alaihis Salam) yang pada endingnya Abu Bakar melempari patung-patung tersebut dengan batu, karena beliau berpikir bahwa pa-tung-patung tersebut memang tidak layak untuk disembah.

Setelah keislamannya hubungan Abu Bakar dan Rasulullah makin dekat (sebelum datangnya Islam-pun hubungan mereka sudah sangat dekat), hal ini di buktikan oleh perkataan Ammar bin Yasir (Radhiyallahu Anhu), dimana beliau berkata: “Aku melihat Rasulullah pada waktu itu tidak ada yang mengikutinya kecuali lima orang budak, dua wanita, dan Abu Bakar”.

Karena kedekatan hubungan persahabatan tersebut akhirnya Nabi-pun menjadikan-nya sebagai orang kepercayaan sekaligus wazirnya (wakil) dalam mengurusi kaum muslimin dan senantiasa mengajaknya untuk bermusyawarah dan merundingkan solusi dari permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh kaum muslimin pada waktu itu.

Pada akhirnya dengan kegigihan dan semangat yang tinggi Abu Bakar (Radhiyal-lahu Anhu) berhasil mengajak beberapa tokoh dan nama-nama besar untuk masuk dan memeluk Islam, mereka adalah: Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah (Rad-hiyallahu anhum). Dan atas izin Allah mereka semua kelak menjadi 10 orang yang dijamin dengan Surga oleh Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).

Beberapa gambaran tentang perjuangan beliau semasa hidup Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bisa kita ikuti pada poin berikut…

3). JASA-JASANYA UNTUK ISLAM DAN KAUM MUSLIMIN    KETIKA NABI (SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM) HIDUP.

Di awal keislamannya beliau senantiasa mendampingi Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) sebagaimana yang telah saya sebutkan diatas, dan juga selain mendampi-ngi Nabi beliau juga menginfakkan uang yang di milikinya sebesar 40.000 dirham untuk Islam dan kaum muslimin ikhlas hanya mengharapkan wajah Allah (Azza Wa Jalla). (40.000 dirham Uni Emirat Arab jika dirupiahkan maka jumlahnya adalah: 153.531.167.44 rupiah).

BACA JUGA: KISAHSANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 2}. KELAHIRAN, NAMA, KLAN, KARAKTER, DAN JULUKAN.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 4}. PEMBAI'ATAN MENJADI KHALIFAH; PEMBUKTIAN.

Selain menginfakkan harta beliau juga banyak membebaskan budak-budak yang di siksa karena keislamannya, seperti: Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy, Zinn-irah, Nahdiyyah dan kedua putrinya, serta seorang budak wanita milik Bani Muam-mal.

Di dalam buku-buku sejarah terkhusus buku-buku yang menceritakan tentang Sirah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) tersebutkan beberapa kisah masyhur, dimana kisah-kisah tersebut bercerita tentang peran sekaligus sikap tegas yang diambil oleh Abu Bakar sebagai pendamping sekaligus penjaga Rasulullah (pada awal-awal masa Islam) untuk melindungi dan menjauhkan dari diri beliau segala mara bahaya yang ingin ditimpakan kepada beliau oleh orang-orang musyrik Quraisy.

Diantaranya adalah kisah Abu Bakar bersama salah satu tokoh Quraisy yang Ber-nama Uqbah bin Abi Mu’ith, kisahnya sebagai berikut: Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair beliau berkata: “Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru (Radhiyallahu Anhuma) tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakit-kan bagi Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), maka dia berkata: “Aku per-nah melihat Uqbah bin Abi Mu’ith mendatangi Nabi yang sedang sholat, tiba-tiba dia melilit leher Nabi dengan surban miliknya kemudian mencekik beliau dengan sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membela Nabi dan melepaskan lilitan surban tersebut seraya berkata: {“Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan “Rabbku ialah Allah” padahal dia telah datang ke-padamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu.”}, (Al-Mukmin: 28).

Dan juga sebuah kisah yang terjadi antara Abu Bakar dengan Utbah bin Rabi’ah, dimana pada saat itu situasi Makkah sedang panas karena terjadi perkelahian antara kaum muslimin dan kafir Quraisy. Utbah pada waktu itu berdiri di depan Abu Ba-kar untuk menghalanginya dari membalas serangan orang-orang Quraisy, dan kem-udian memukulnya hingga lebam wajahnya, kabar tentang pemukulan ini akhirnya sampailah kepada keluarga Abu Bakar yaitu suku Taim, maka mereka-pun berse-gera menuju ke lokasi perkelahian dan menyelamatkan Abu Bakar yang pada wak-tu itu sedang di keroyok oleh orang-orang Quraisy dan keadaannya sangat kritis kemudian membawanya ke perkampungan mereka, ketika sampai sebagian dari mereka berteriak: “Demi Allah jika Abu Bakar mati kita akan membunuh Utbah”. Kemudian mereka berusaha untuk menyadarkan Abu Bakar hingga akhirnya beli-aupun sadar dan sontak berkata: “Kabarkan kepadaku apa yang sekarang sedang diperbuat oleh Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)”, kaumnya pun langsung mencelanya karena perkataannya itu yang tidak mempedulikan dirinya sendiri tapi malah mempedulikan orang lain. Akhirnya mereka-pun meminta kepada ibunya untuk memberinya makan dan minum agar tenaganya pulih kembali, akan tetapi beliau menolak untuk makan dan minum kecuali mereka memberitahunya posisi Nabi, keadaan, dan apa yang sedang Nabi kerjakan. Maka mereka memberitahunya bahwa Nabi sedang berada di rumah al-Arqam bin Abil Arqam, Abu Bakar lantas mendesak kaumnya agar membiarkannya untuk pergi menuju rumah tersebut, ak-hirnya mereka menyerah dan membiarkan Abu Bakar pergi dengan di topang oleh ibunya dan teman ibunya hingga sampai di rumah tersebut, dan ketika Nabi me-lihatnya beliau langsung memeluk sahabatnya tersebut yang rela dikeroyok oleh orang Quraisy demi membelanya dan demi membela kaum muslimin dan da’wah Islam.

Setelah berbagai kejadian menyakitkan tersebut semakin teguhlah keyakinan dan tekad Abu Bakar untuk membela dan melindungi Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), hal ini terbukti dengan berbagai peristiwa yang terjadi dikemudian hari dimana Abu Bakar menemani Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, di dalam gua Tsur, ketika perang Badr, Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, penaklukan kota Makkah, Hunain, Tabuk, dan pertempuran-pertem-puran besar lainnya.

Karena berbagai jasa yang dipersembahkan oleh Abu Bakar kepada Nabi, Islam dan kaum muslimin tersebut akhirnya beliau-pun menjadi sahabat yang paling mulia. Berkata Ibnu Umar (Radhiyallahu Anhuma): “Kami selalu membanding-bandi-ngkan para sahabat di masa Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) maka kami sepakat memilih Abu Bakar yang paling utama, kemudian Umar, selanjutnya Uts-man bin Affan (Radhiyallahu Anhum)”.

Muhammad bin al-Hanafiyah juga berkata: “Kutanyakan pada ayahku siapa manu-sia yang paling baik setelah Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)?”, maka beliau menjawab: “Abu Bakar”, kemudian kutanya lagi: “Siapa setelahnya?”, beli-au menjawab: “Umar”, dan aku takut jika beliau menyebutkan Utsman sesudahnya maka kukatakan: “Setelah itu pasti anda”, namun beliau menjawab: “Aku hanyalah salah seorang dari kaum muslimin”.

Inilah sekelumit kisah tentang keislaman Abu Bakar dan sedikit cuplikan perjua-ngan beliau semasa hidup Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), dan saya pikir cukup sekian dulu untuk minggu ini, dan sampai jumpa minggu depan dengan tema selanjutnya yaitu: Pembai’atan Abu Bakar menjadi khalifah (Insya Allah).

Was-Salam.

 

Tuesday, January 19, 2021

KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI , {BAG, 2}. KELAHIRAN, NAMA, KLAN, KARAKTER, DAN JULUKAN.

 

Bismillah…

Apa kabar teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.

Sesuai janji pada minggu lalu, bahwa saya pada minggu ini akan mulai membahas salah satu tokoh Islam yang saya beri julukan sang G.O.A.T sejati, maka pada pembukaan kali ini saya mau memberi tahu teman-teman semua sedikit informasi mengenai tokoh kita kali ini sebelum kita masuk ke pembahasan inti.

Perlu kita ketahui bersama bahwa tokoh kita kali ini adalah seseorang yang telah berhasil merealisasikan salah satu janji kenabian dari nabi kita yang tercinta baginda Nabi Muhammad (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), yang di mana beliau mengkhabarkan dalam sebuah haditsnya bahwa kaum muslimin pada suatu hari nanti akan memiliki dan menguasai perbendaharaan sekaligus tanah dari 2 imperium terbesar pada zaman itu yakni: Romawi dan Persia.

peta Romawi dan Persia, by: Syahrbaraz.


Dan lembaran-lembaran sejarah-pun membuktikan kebenaran janji tersebut, di mana kaum muslimin berhasil dengan bantuan dari Allah (Azza Wa Jalla) dan melalui kedua tangan 2 sahabat yang mulia untuk menaklukkan dan selanjutnya memakmurkan negri-negri yang dahulunya berada di bawah kekuasaan Persia dan Romawi.

Inilah sedikit informasi yang ingin saya sampaikan mengenai tokoh kita dan tanpa berlama-lama lagi mari kita mulai dengan nama Allah (Azza Wa Jalla) untuk masuk ke pembahasan inti….

1). NASAB, NAMA, DAN KELAHIRAN.

Beliau adalah: Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi, bisa kita lihat bahwa nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.

Ibu beliau bernama: Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim.

Bila kita melihat jalur nasab di atas maka kita akan mengetahui bahwa beliau ber-asal dari kabilah Bani Taim, di karenakan ayah dan ibunya sama-sama berasal dari kabilah tersebut.

Beliau di lahirkan setelah kelahiran Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) dengan jarak 2 tahun. Pada asalnya nama beliau pada masa Jahiliyah adalah: Abdul Ka’bah atau Abdul ‘Uzza, akan tetapi di rubah menjadi Abdullah setelah kedatangan Islam.

Ayah beliau sendiri di kenal dengan sebutan: Abu Kuhafah, dari sini mungkin bagi yang sering membaca sejarah Islam sudah bisa mengira-ngira siapakah gerangan tokoh kita ini, yap….. beliau adalah sahabat yang mulia Abu Bakar ash-Shiddiq (Radhiyallahu anhu).

2). KARAKTER FISIK DAN AKHLAK.

Istri Nabi sekaligus anak dari Abu Bakar yaitu Aisyah (Radhiyallahu Anha) berkata ketika mensifati ayahnya: “beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’, dan senantiasa mewarnai janggutnya memakai hinai maupun katam”.

Adapun akhlaknya maka beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki tekad yang kuat, ahli dalam ilmu Fiqh, paling mengerti dengan garis keturunan bangsa Arab dan sejarah mereka, sangat bertawakkal kepada Allah (Azza Wa Jalla) dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhoinya.Aamiin.

Pemberian julukan ‘Abu Bakar’ kepada beliau ternyata ada seluk beluknya tersendiri loh apakah itu ?......

3). KUNIYAH.

Setelah kedatangan Islam beliau di beri kuniyah atau julukan dengan ‘Abu Bakar’ di karenakan beliau senantiasa bersegera dalam menerima dan membenarkan  da’wah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), hal tersebut terbukti dengan fakta bahwa beliau-lah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa.

Beliau di sifati dengan ‘Ash-Shiddiq’-pun di karenakan beliau-lah yang pertama kali membenarkan dan mempercayai klaim Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bahwa beliau telah berkunjung ke Masjidil Aqsha di palestina kemudian di lanjutkan dengan berkunjung ke langit ke-tujuh dan itu semua di lakukan hanya dalam satu malam (atau yang lebih di kenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj) pada saat semua orang mendusta-kannya (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).

Selain di kenal dengan kedua julukan di atas, sebenarnya beliau-pun memiliki sebuah julukan lain yang di sematkan kepada beliau oleh orang-orang quraisy pada masa Jahiliyah yaitu: ‘Al-Atiq’, yang artinya adalah: seseorang yang berkualitas tinggi, julukan ini di berikan oleh mereka karena Abu Bakar terkenal di kalangan masyarakat Mekah pada waktu itu sebagai orang yang tampan.

Julukan ini masih tetap di pertahankan oleh kaum muslimin akan tetapi dengan sebab yang berbeda yaitu: karena beliau-lah orang yang paling pertama di beri kabar gembira oleh Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) sebagai orang yang di jamin akan terbebas dari api Neraka.

Kisahnya sebagai berikut:

(Dahulu Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) melaksanakan sholat shubuh, dan ketika selesai beliau menengok ke arah para sahabat dan bertanya: {“siapa diantara kalian yang pagi ini berangkat ke masjid dalam keadaan berpuasa ?”}.

Abu Bakar menjawab: “aku wahai Rasulullah, tadi malam aku telah berniat untuk melakukan ibadah puasa pada hari ini, maka jadilah aku sekarang dalam keadaan berpuasa”.

Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bertanya lagi: {“siapa diantara kalian yang pagi ini telah menjenguk orang sakit ?”}.

Umar-pun menimpali pertanyaan Nabi ini dengan mengatakan: “kami ini sekarang baru saja selesai melaksanakan sholat shubuh dan kami belum bubar dari masjid, maka bagaimana bisa kita menjenguk orang sakit ?”.

Abu Bakar menjawab: “aku wahai Rasulullah, pada saat aku berangkat ke masjid aku mendengar seseorang yang mengkhabarkan bahwa saudaraku Abdurrahman bin ‘Auf sedang sakit, maka ketika aku lewat di samping rumahnya akupun menyempatkan diri untuk menanyai kabarnya kemudian aku melanjutkan perjalananku ke masjid”.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, (BAG, 1). DEFENISI.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 3}. KEISLAMAN DAN JASA-JASA.

Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bertanya lagi: {“siapa diantara kalian yang telah bersedekah pagi ini ?”}.

Umar-pun menimpali lagi pertanyaan Nabi ini dengan mengatakan: “wahai Rasulullah kami ini belum bubar dari masjid, maka bagaimana bisa kami bersedekah ?”.

Abu Bakar menjawab: “aku wahai Rasulullah, pada saat aku masuk masjid pagi ini aku mendapati seorang peminta-minta yang meminta sedikit makanan kepadaku, dan kebetulan anaknya Abdurrahman bin Abu Bakar (cucuku) membawa remahan roti, maka aku mengambilnya dan kemudian menyerahkannya kepada si peminta-minta tadi”.

Maka Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda (dan wajahnya memancarkan cahaya karena saking gembira): {“wahai Abu Bakar bergembiralah (karena engkau di jamin) dengan Surga, bergembiralah (karena engkau di jamin) dengan Surga…”}).

Maka dengan ini  Abu Bakar-pun menjadi orang pertama yang mendapatkan jaminan Surga dari Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).

Berkata Umar bin Khaththab (Radhiyallahu anhu): “Tidaklah aku berlomba dengan Abu Bakar dalam masalah kebaikan, kecuali dialah yang akan menjadi juara pertama”.

Dan sahabat Ali bin Abi Thalib (Radhiyallahu anhu) juga pernah berkata tentang beliau: “Dia (Abu Bakar) adalah sang juara (sejati), demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya tidaklah kami (para sahabat) berlomba dalam mengerjakan kebaikan kecuali yang menjadi juara pertama adalah Abu Bakar….”.

Abu Bakar sendiri selain beliau adalah orang yang selalu berada di urutan pertama dalam masalah kebaikan, akan tetapi bersamaan dengan itu beliau-pun tidak melupakan kehi-dupan dunianya, hal ini terbukti dengan kehidupan beliau yang mapan karena beliau sen-diri adalah seorang pedagang kain (mentah maupun jadi), dengan perdagangannya ini beliau berhasil mendapatkan harta melimpah yang dimana sebagian besarnya beliau sedekahkan di jalan Allah dalam rangka membantu perkembangan Islam dan kaum muslimin.

Beliau semenjak kecil sangat membenci dan merendahkan patung-patung dan juga sering menganggap bodoh para penyembah patung-patung tersebut, juga di kenal sebagai orang yang tidak pernah menyentuh minuman-minuman keras semenjak kecilnya, beliau pernah di tanya: “kenapa engkau tidak mau meminum minuman-minuman keras pada masa Jahiliyah ?”, beliau menjawab: “aku tidak meminumnya di karenakan aku menjaga harga diri dan kewibawaanku, dan juga di karenakan fakta bahwa orang yang meminum minuman tersebut pasti akan kehilangan akal dan wibawanya”.

Semoga Allah meridhoinya dan juga seluruh sahabat Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).

Saya pikir cukup sekian dulu untuk minggu ini, dan sampai jumpa minggu depan dengan tema selanjutnya yaitu: keislaman Abu Bakar dan sedikit cuplikan perjuangan beliau semasa hidup Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) Insya Allah.

Was-Salam.

 

 

 

Wednesday, January 13, 2021

KISAH SANG (G,O,A,T) SEJATI, {BAG 1}. DEFENISI.

Bismillah...

G.O.A.T  adalah singkatan dari kalimat (The Greatest of All Time) yang dalam bahasa indonesia artinya adalah: yang terhebat sepanjang masa, kata-kata ini sendiri sangat familier dan biasa di dengar di dalam dunia Combat Sport biasanya untuk menunjukkan kehebatan seorang petarung sekaligus sebagai penanda bahwa kemampuannya dalam seni beladiri sangatlah mumpuni.

Nama-nama yang masuk dalam jajaran G.O.A.T sendiri sangatlah banyak, baik itu di dalam dunia Tinju ataupun MMA, di dunia Tinju sendiri telah berjejer nama-nama seperti: Muhammad Ali, Manny Pacquiao, dan Floyd Mayweather. Muhammad Ali sendiri selain dia sendiri juga telah menjuluki dirinya sebagai The Greatest kemampuan tinjunya-pun tidak bisa di anggap enteng, karena dengan kemampuannya itu dia berhasil menumbangkan nama-nama besar yang telah merajai dunia Tinju era lama.

Selain kemampuan dan rekor tinjunya Muhammad Ali juga terkenal dengan rasa kemanusiaan-nya yang tinggi, ini terbukti dengan berkunjungnya dia pada tanggal 24 Juni 1997 ke sebuah museum yang bernama: United States Holocaust Memorial Museum dalam rangka mengenang korban-korban Hollocaust, juga kunjungannya ke Iraq pada bulan November 1990 untuk mengajak kepada kedamaian dan mengutuk perang, dan juga penolakannya untuk mengikuti wajib militer yang di wajibkan oleh pemerintah Amerika Serikat bagi para pemuda dalam rangka persiapan untuk terjun ke medan perang Vietnam, dan karena penolakannya tersebut dia di larang untuk bertinju dan gelarnya di cabut untuk sementara waktu.

Mungkin di karenakan hal-hal tersebut dan juga rekornya yang gemilang maka namanya bisa tertorehkan dalam daftar petarung-petarung terhebat sepanjang masa. Adapun dalam dunia MMA lebih tepatnya dunia UFC maka kita bisa melihat nama-nama legenda seperti: Khabib Nurmagomedov, George Saint Pierre atau yang lebih di kenal dengan sebutan GSP, Jon Jones, Demetrius Johnson, Dll.

Khabib sendiri adalah seorang petarung asal Rusia dengan julukan The Eagle, selain karena rekor bertarungnya yang terbilang sangat susah untuk di capai yaitu 29 kali pertandingan sekaligus kemenangan dan tanpa kekalahan walau 1 kali, juga karena akhlak islaminya yang sangat terkenal dan juga keimanannya yang tinggi dia-pun berhasil menorehkan namanya dalam jajaran G.O.A.T di UFC.

 Khabib terkenal dengan respect-nya yang sangat tinggi kepada lawan-lawannya baik itu sebelum maupun sesudah pertarungan, juga sangat antinya dia dari segala macam trash talk yang sepertinya hal ini adalah suatu kewajiban yang harus di lakukan oleh seorang fighter, sebagaimana yang sering kita lihat dari seorang Conor Mcgregor yang mana trash talk adalah salah satu strateginya untuk menjatuhkan mental lawan-lawannya bahkan sebelum pertandingan di mulai.

Ini adalah beberapa gambaran dari kata-kata G.O.A.T, akan tetapi sesuai dengan yang saya janjikan pada minggu lalu di Artikel pertama saya bahwa Blog ini di bangun untuk menjelaskan dan menceritakan tentang sejarah islam maka sesuai janji pada kesempatan kali ini saya tidak akan membahas tentang dunia Combat Sport akan tetapi saya akan membahas salah satu tokoh islam yang seharusnya di nobatkan sebagai G.OA.T sejati.


arabic numerals, by: jpost.com

Alasan kenapa beliau saya juluki sebagai G.O.A.T sejati adalah karena jasa-jasa beliau yang sangat besar dalam pembentukan dunia modern seperti yang kita nikmati sekarang ini, karena seperti yang kita ketahui atau seperti yang di ketahui sebagian dari kita bahwa yang mengembangkan font tulisan angka (1,2,3,4,5,6,7,8,9) atau yang lebih di kenal di dunia barat sebagai Arabic Numerals adalah ummat islam, juga ilmu Aljabar yang di temukan oleh seorang ilmuwan muslim bernama Al-Khawarizmi, juga seorang dokter yang di kenal di dunia barat dengan nama: Avicenna dan di gadang-gadang sebagai bapak kedokteran modern adalah seorang muslim namanya adalah: Ibnu Sina, dan masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan muslim yang punya andil besar dalam pembentukan dunia modern seperti zaman sekarang ini.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 2}. KELAHIRAN, NAMA, KLAN, KARAKTER, DAN JULUKAN.

Dan di karenakan fakta bahwa mereka semua adalah muslim dan agama islam sendiri sangat menganjurkan para pengikutnya untuk rajin-rajin membaca, hal ini tercantum pada ayat pertama dari surat pertama yang turun dari Al-Qur'an, maka bisa kita simpulkan bahwa para ilmuwan di atas mereka bisa menjadi ilmuwan di karenakan kesadaran mereka sebagai seorang muslim yang memang di wajibkan untuk belajar oleh Allah (Azza Wa Jalla), dan orang yang menjadi penyebab setelah Allah (Azza Wa Jalla) dalam tersebarnya agama islam ini ke seluruh pelosok dunia hingga akhirnya di peluk dan dijadikan sebagai agama oleh para ilmuwan di atas tentunya adalah tokoh kita sekarang ini yang akan saya bahas sejarah hidupnya mulai minggu depan Insya Allah. 

Maka oleh karena itu kita sebagai ummat islam harus rajin-rajin membaca dan belajar, karena belajar sendiri adalah suatu keharusan dan kewajiban yang memang di wajibkan oleh Allah (Azza Wa Jalla) kepada kita semua.

Sekian untuk minggu ini dan sampai jumpa di minggu depan (Insya Allah).

Was-Salaam.