Bismillah…
Apa kabar teman-teman semua ?, semoga
semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa
di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga
akhir hayat.
Pada pekan lalu saya telah membahas tentang
ekspedisi yang dijalankan oleh Abu Bakar bersama para sahabat (Radhiyallahu
‘Anhum) untuk menumpas kaum murtad yang berada di sekitar Madinah. Dan saya
juga telah membahas bahwa para sahabat waktu itu telah menyarankan kepada Abu
Bakar agar beliau tinggal saja di Madinah dan jangan ikut berperang bersama
kaum muslimin lainnya, mengingat statusnya sebagai khalifah (pemimpin umum kaum
muslimin sedunia dan pengganti Rasulullah (Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam)
dalam mengatur urusan-urusan kaum muslimin yang bersifat keduniaan). Akan
tetapi beliau menolak saran tersebut dengan alasan bahwa apa saja yang menimpa
kaum muslimin (baik atau buruk) maka hal itu harus menimpanya juga.
Sampai pada akhirnya beliau bersama para
sahabat dan kaum muslimin lainnya pulang ke Madinah setelah menaklukkan daerah
al-Abraq.
Apakah setelah kepulangan tersebut para
sahabat tetap gigih mengusulkan kepada Abu Bakar agar tidak ikut berperang?,
apa saja langkah-langkah yang diambil oleh Abu Bakar untuk menumpas gerombolan
murtad di seluruh penjuru Jazirah Arab?, apa isi dari surat ultimatum yang Abu
Bakar tujukan kepada orang-orang murtad?, siapakah kesebelas komandan pasukan
yang ditunjuk oleh Abu Bakar?...
pemandangan padang rumput di musim panas, foto diambil dari: pixabay. |
1). PELANTIKAN 11 KOMANDAN PASUKAN.
Setelah kepulangan Abu Bakar dan para
sahabat dari ekspedisi mereka menumpas kaum murtad di daerah al-Abraq, mereka
beristirahat barang beberapa hari. Dan setelah cukup beristirahat Abu Bakar-pun
kembali memerintahkan kaum muslimin agar bersiap-siap, beliau juga
memerintahkan kepada Usamah bin Zaid dan pasukannya agar turut bersiap-siap
untuk menuntaskan misi selanjutnya.
Ketika kaum muslimin seluruhnya telah siap diatas kuda dan unta mereka, Abu Bakar segera keluar dari Madinah sembari menghunus pedangnya berangkat menuju kearah Dzul Qashshah (daerah ini telahsaya jelaskan perihalnya di artikel pekan lalu). Akan tetapi sontak Ali bin Abi Thalib menarik tali kendali unta beliau hingga unta tersebut berhenti, setelah itu para sahabat yang lain termasuk Ali berkumpul di sekelilingnya, mereka kembali mengusulkan untuk kedua kalinya agar beliau kembali ke Madinah dan menetap di sana, dikarenakan nantinya akan sangat menyedihkan jika kaum muslimin harus kehilangan 2 pemimpin sekaligus hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun. Maka Abu Bakar mengabulkan dan menyetujui usul mereka dengan segera melantik sebelas komando pasukan, mereka adalah:
1). (Khalid bin Walid), beliau
bertugas untuk menumpas Thulaihah bin Khuwailid bersama gerombolannya. Apabila
misi tersebut telah tuntas maka misi selanjutnya adalah menumpas Malik bin
Nuwairah di sebuah daerah bernama Buthah jika mereka mengadakan perlawanan
(ketika di ajak untuk kembali kepada naungan Islam).
2). (Ikrimah bin Abu Jahal), beliau
bertugas untuk menumpas Musailamah bersama gerombolannya.
3). (Syurahbil bin Hasanah), beliau
bertugas mengikuti Ikrimah menuju daerah kekuasaan Musailamah al-Kadzdzab.
4). (Muhajir bin Abi Umayyah),
beliau bertugas untuk menumpas pasukan al-Ansi (gembong kemurtadan di tanah
Yaman) dan sekaligus sebagai bala bantuan bagi para anak-anak raja Yaman untuk
menundukkan Qais bin Maksyuh karena ia telah melepaskan diri dari ketaatan
terhadap pemerintah kaum muslimin.
5). (Khalid bin Sa’id bin al-Ash),
beliau bertugas untuk bergerak menuju perbatasan negeri Syam.
6). (Amru bin al-Ash), beliau
bertugas untuk berangkat menuju ke sebuah daerah bernama Jumaa’, daerah
kekuasaan Qudha’ah, Wadiah, dan al-Harits (mereka adalah gembong kemurtadan di
Jumaa’).
7). (Hudzaifah bin Mihsan al-Ghalfani),
beliau bertugas untuk menumpas penduduk Daba (Daba: salah satu pasar Arab di
Oman).
8). (Arfajah bin Hartsamah), beliau
bertugas untuk bergerak menuju ke daerah Mahrah (daerah tempat tinggal salah
satu suku di Yaman).
9). (Thuraifah bin Hajiz), beliau
bertugas untuk bergerak menuju ke daerah tempat tinggal Bani Sulaim dan suku
Hawazin.
10). (Suwaid bin Muqran), beliau
bertugas untuk bergerak menuju ke daerah Tihamah di tanah Yaman.
11). (Al-Ala bin al-Hadhrami),
beliau bertugas untuk bergerak menuju ke negeri Bahrain.
Inilah kesebelas komandan Islam yang
ditunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya dalam menumpas gerakan kemurtadan
di seluruh penjuru Jazirah Arab.
BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 9}. PENUMPASAN ORANG-ORANG MURTAD DI SEKITAR MADINAH.
BACA JUGA: SEJARAH YAMAN DARI MIMPI RABI'AH BIN NASHR HINGGA KISAH RASULULLAH BERSAMA KISRA.
2). SURAT ULTIMATUM KEPADA KAUM MURTAD.
Pada saat Abu Bakar melepas kepergian para
panglima tersebut, beliau membekali setiap panglima pasukan dengan sepucuk
surat yang beliau peruntukkan untuk orang-orang murtad. Mereka-pun berangkat
secara bersama-sama dengan pasukan masing-masing, dan mulai berpisah di daerah
Dzul Qashshah, setelah itu Abu Bakar kembali ke Madinah. Isi dari surat
tersebut adalah:
(“Bismillahirrahmanirrahim,
Dari Abu Bakar Khalifah Rasulullah,
Kepada orang-orang yang menerima surat ini
baik secara umum maupun khusus, baik yang tetap diatas keislamannya maupun yang
telah murtad dari Islam.
Keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk,
dan bagi yang tidak kembali kepada kesesatan dan hawa nafsu. Sesungguhnya aku
memuji Allah, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba Allah dan utusanNya. Kami mengakui syari’at yang dibawanya, mengkafirkan
orang yang enggan menerima syari’atnya dan memerangi mereka.
Amma ba’du
Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad
dengan kebenaran yang ada di sisiNya kepada seluruh manusia dengan membawa
kabar gembira dan ancaman, datang meyeru manusia dengan izinNya, beliau ibarat
lentera penyuluh yang membawa berita menakutkan bagi orang yang hidup, dan akan
menetapkan hukuman bagi orang-orang yang kafir.
Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk
kepada orang-orang yang mengikutinya (Muhammad), sebaliknya Rasulullah
(Shallallahu Alaihi Wa Sallam) akan memerangi siapa saja yang berpaling dari
agama ini, hingga mereka masuk Islam baik secara suka rela maupun terpaksa.
Kemudian Rasulullah wafat, dan beliau telah
menjalankan (sebelum wafatnya) seluruh perintah Allah, menasehati ummatnya, dan
menunaikan seluruh beban yang di bebankan ke atas pundaknya.
Allah menerangkan dalam kitabNya yang
diturunkan kepada Rasulullah untuk seluruh kaum muslimin, Ia berfirman: {“Sesungguhnya
engkau (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”}, (Az-Zumar: 30).
Allah juga berfirman: {“Kami tidak
menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka
jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal ?”}, (Al-Anbiya’: 34).
Demikian pula firmanNya: {“Muhammad
itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke
belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur”}, (Ali Imran: 144).
Maka barangsiapa yang menyembah Muhammad,
ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat dan barangsiapa yang menyembah Allah maka
sesungguhnya Allah Maha hidup dan tidak akan mati, Dia tidak pernah merasa
mengantuk ataupun tertidur, selalu memelihara urusanNya dan akan memberi
balasan kepada musuh-musuhNya.
Di sini aku wasiatkan kepada kalian agar
selalu bertaqwa kepada Allah, niscaya ganjaran kalian akan kalian dapatkan di
sisiNya dan dari apa-apa yang dibawa oleh Nabi kalian. Hendaklah kalian
senantiasa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah dan Kitab Allah,
sesungguhnya siapa saja yang tidak diberi petunjuk oleh Allah niscaya dia pasti
akan tersesat, begitu juga halnya dengan orang yang tidak ditolong oleh Allah
maka pasti dia akan dihinakan. Dan barangsiapa diberi petunjuk oleh selain
Allah (mengikuti ajaran selain ajaran Allah) maka dia pasti akan tersesat,
Allah berfirman: {“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka
dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang di sesatkanNya, maka kamu
tidak akan mendapat seorang pemimpin-pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”}, (Al-Kahfi: 17).
Allah tidak akan menerima di dunia ini amal
apapun yang dikerjakan oleh seseorang hingga orang tersebut beriman kepadaNya.
Dan Dia tidak akan menerima di akhirat kelak tebusan maupun suap.
Telah sampai kepadaku berita bahwa diantara
kalian ada sekelompok orang yang murtad kembali kepada agama lamanya setelah
dia mengakui (masuk) Islam dan mengamalkan (ajaran-ajaran)-nya, karena
kesombongannya terhadap Allah, jahil terhadap perintahNya, dan karena mengikuti
ajakan setan. Allah berfirman: {“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali
iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya.
Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin daripadaKu,
sedang mereka adalah musuhmu, amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah)
bagi orang-orang yang zhalim”}, (Al-Kahfi: 50).
Allah berfirman: {“Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah dia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”}, (Fathir: 6).
Sesungguhnya aku telah mengutus kepada
kalian panglima-panglimaku dengan pasukan yang terdiri dari kaum Muhajirin,
Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Aku telah
perintahkan agar mereka tidak menerima dari kalian kecuali iman kepada Allah,
dan tidak memerangi kalian hingga mereka mengajak kalian terlebih dahulu untuk
kembali kepada Allah (Azza Wa Jalla). Maka siapa saja yang memenuhi seruan
tersebut dan mengakui serta beramal shalih maka itulah yang diharapkan darinya
dan dia akan dibantu (memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Allah), dan siapa
saja yang menolak seruan tersebut maka dia akan diperangi hingga ia mau kembali
kepada syari’at Allah.
Aku pesankan kepada utusanku agar tidak
menyisakan mereka (orang-orang yang menolak seruan tersebut) sedikitpun,
hendaklah mereka dibakar dengan api, dan dibunuh. Kemudian menawan para wanita
dan anak-anak mereka, jangan menerima (pemberian) dari seorangpun kecuali kabar
kembalinya dia kepada Islam. Barangsiapa mengikuti seruan mereka maka itu lebih
baik bagi dirinya, tetapi barangsiapa tidak mengindahkan seruan mereka maka
sesungguhnya ia tidak akan dapat melemahkan Allah. Aku telah perintahkan kepada
para panglimaku untuk membacakan surat ultimatum ini di tempat-tempat berkumpul
kalian.
Tanda-tanda keislaman kalian adalah
dikumandangkannya adzan (di kampung kalian), jika adzan dikumandangkan maka
mereka (penduduk kampung tersebut) tidak akan diperangi, namun jika mereka
tidak mengumandangkan adzan maka mereka akan segera diserang.
Aku pesankan kepada utusanku jika mendengar
mereka mengumandangkan adzan, maka sampaikanlah kepada mereka kewajiban sebagai
orang mukmin, tetapi jika mereka menolak maka perangilah mereka. Sebaliknya
jika mereka menerima maka itulah yang terbaik untuk mereka dan mereka akan
diperlakukan sebagaimana mestinya”).
Inilah sedikit gambaran tentang kesebelas
komandan Islam yang ditunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya dalam
menumpas kaum murtad, juga sedikit gambaran tentang surat ultimatum Abu Bakar
kepada orang-orang murtad. Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat untuk Islam
dan kaum muslimin.
Dan sampai jumpa di pekan depan dengan kisah
murtadnya penduduk Yaman bersama pemimpin mereka yang bernama Aswad al-Ansi
Insya Allah.
Was-Salam.