This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, March 12, 2021

KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 10}. SEBELAS KOMANDAN PASUKAN DAN SURAT ULTIMATUM.

 Bismillah…

Apa kabar teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.

Pada pekan lalu saya telah membahas tentang ekspedisi yang dijalankan oleh Abu Bakar bersama para sahabat (Radhiyallahu ‘Anhum) untuk menumpas kaum murtad yang berada di sekitar Madinah. Dan saya juga telah membahas bahwa para sahabat waktu itu telah menyarankan kepada Abu Bakar agar beliau tinggal saja di Madinah dan jangan ikut berperang bersama kaum muslimin lainnya, mengingat statusnya sebagai khalifah (pemimpin umum kaum muslimin sedunia dan pengganti Rasulullah (Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam) dalam mengatur urusan-urusan kaum muslimin yang bersifat keduniaan). Akan tetapi beliau menolak saran tersebut dengan alasan bahwa apa saja yang menimpa kaum muslimin (baik atau buruk) maka hal itu harus menimpanya juga.

Sampai pada akhirnya beliau bersama para sahabat dan kaum muslimin lainnya pulang ke Madinah setelah menaklukkan daerah al-Abraq.

Apakah setelah kepulangan tersebut para sahabat tetap gigih mengusulkan kepada Abu Bakar agar tidak ikut berperang?, apa saja langkah-langkah yang diambil oleh Abu Bakar untuk menumpas gerombolan murtad di seluruh penjuru Jazirah Arab?, apa isi dari surat ultimatum yang Abu Bakar tujukan kepada orang-orang murtad?, siapakah kesebelas komandan pasukan yang ditunjuk oleh Abu Bakar?...

pemandangan padang rumput di musim panas, foto diambil dari: pixabay.

1). PELANTIKAN 11 KOMANDAN PASUKAN.

Setelah kepulangan Abu Bakar dan para sahabat dari ekspedisi mereka menumpas kaum murtad di daerah al-Abraq, mereka beristirahat barang beberapa hari. Dan setelah cukup beristirahat Abu Bakar-pun kembali memerintahkan kaum muslimin agar bersiap-siap, beliau juga memerintahkan kepada Usamah bin Zaid dan pasukannya agar turut bersiap-siap untuk menuntaskan misi selanjutnya.

Ketika kaum muslimin seluruhnya telah siap diatas kuda dan unta mereka, Abu Bakar segera keluar dari Madinah sembari menghunus pedangnya berangkat menuju kearah Dzul Qashshah (daerah ini telahsaya jelaskan perihalnya di artikel pekan lalu). Akan tetapi sontak Ali bin Abi Thalib menarik tali kendali unta beliau hingga unta tersebut berhenti, setelah itu para sahabat yang lain termasuk Ali berkumpul di sekelilingnya, mereka kembali mengusulkan untuk kedua kalinya agar beliau kembali ke Madinah dan menetap di sana, dikarenakan nantinya akan sangat menyedihkan jika kaum muslimin harus kehilangan 2 pemimpin sekaligus hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun. Maka Abu Bakar mengabulkan dan menyetujui usul mereka dengan segera melantik sebelas komando pasukan, mereka adalah:

1). (Khalid bin Walid), beliau bertugas untuk menumpas Thulaihah bin Khuwailid bersama gerombolannya. Apabila misi tersebut telah tuntas maka misi selanjutnya adalah menumpas Malik bin Nuwairah di sebuah daerah bernama Buthah jika mereka mengadakan perlawanan (ketika di ajak untuk kembali kepada naungan Islam).

2). (Ikrimah bin Abu Jahal), beliau bertugas untuk menumpas Musailamah bersama gerombolannya.

3). (Syurahbil bin Hasanah), beliau bertugas mengikuti Ikrimah menuju daerah kekuasaan Musailamah al-Kadzdzab.

4). (Muhajir bin Abi Umayyah), beliau bertugas untuk menumpas pasukan al-Ansi (gembong kemurtadan di tanah Yaman) dan sekaligus sebagai bala bantuan bagi para anak-anak raja Yaman untuk menundukkan Qais bin Maksyuh karena ia telah melepaskan diri dari ketaatan terhadap pemerintah kaum muslimin.

5). (Khalid bin Sa’id bin al-Ash), beliau bertugas untuk bergerak menuju perbatasan negeri Syam.

6). (Amru bin al-Ash), beliau bertugas untuk berangkat menuju ke sebuah daerah bernama Jumaa’, daerah kekuasaan Qudha’ah, Wadiah, dan al-Harits (mereka adalah gembong kemurtadan di Jumaa’).

7). (Hudzaifah bin Mihsan al-Ghalfani), beliau bertugas untuk menumpas penduduk Daba (Daba: salah satu pasar Arab di Oman).

8). (Arfajah bin Hartsamah), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke daerah Mahrah (daerah tempat tinggal salah satu suku di Yaman).

9). (Thuraifah bin Hajiz), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke daerah tempat tinggal Bani Sulaim dan suku Hawazin.

10). (Suwaid bin Muqran), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke daerah Tihamah di tanah Yaman.

11). (Al-Ala bin al-Hadhrami), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke negeri Bahrain.

Inilah kesebelas komandan Islam yang ditunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya dalam menumpas gerakan kemurtadan di seluruh penjuru Jazirah Arab.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 9}. PENUMPASAN ORANG-ORANG MURTAD DI SEKITAR MADINAH.

BACA JUGA: SEJARAH YAMAN DARI MIMPI RABI'AH BIN NASHR HINGGA KISAH RASULULLAH BERSAMA KISRA.

2). SURAT ULTIMATUM KEPADA KAUM MURTAD.

Pada saat Abu Bakar melepas kepergian para panglima tersebut, beliau membekali setiap panglima pasukan dengan sepucuk surat yang beliau peruntukkan untuk orang-orang murtad. Mereka-pun berangkat secara bersama-sama dengan pasukan masing-masing, dan mulai berpisah di daerah Dzul Qashshah, setelah itu Abu Bakar kembali ke Madinah. Isi dari surat tersebut adalah:

(“Bismillahirrahmanirrahim,

Dari Abu Bakar Khalifah Rasulullah,

Kepada orang-orang yang menerima surat ini baik secara umum maupun khusus, baik yang tetap diatas keislamannya maupun yang telah murtad dari Islam.

Keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, dan bagi yang tidak kembali kepada kesesatan dan hawa nafsu. Sesungguhnya aku memuji Allah, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusanNya. Kami mengakui syari’at yang dibawanya, mengkafirkan orang yang enggan menerima syari’atnya dan memerangi mereka.

Amma ba’du

Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad dengan kebenaran yang ada di sisiNya kepada seluruh manusia dengan membawa kabar gembira dan ancaman, datang meyeru manusia dengan izinNya, beliau ibarat lentera penyuluh yang membawa berita menakutkan bagi orang yang hidup, dan akan menetapkan hukuman bagi orang-orang yang kafir.

Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikutinya (Muhammad), sebaliknya Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) akan memerangi siapa saja yang berpaling dari agama ini, hingga mereka masuk Islam baik secara suka rela maupun terpaksa.

Kemudian Rasulullah wafat, dan beliau telah menjalankan (sebelum wafatnya) seluruh perintah Allah, menasehati ummatnya, dan menunaikan seluruh beban yang di bebankan ke atas pundaknya.

Allah menerangkan dalam kitabNya yang diturunkan kepada Rasulullah untuk seluruh kaum muslimin, Ia berfirman: {“Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”}, (Az-Zumar: 30).

Allah juga berfirman: {“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal ?”}, (Al-Anbiya’: 34).

Demikian pula firmanNya: {“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”}, (Ali Imran: 144).

Maka barangsiapa yang menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Maha hidup dan tidak akan mati, Dia tidak pernah merasa mengantuk ataupun tertidur, selalu memelihara urusanNya dan akan memberi balasan kepada musuh-musuhNya.

Di sini aku wasiatkan kepada kalian agar selalu bertaqwa kepada Allah, niscaya ganjaran kalian akan kalian dapatkan di sisiNya dan dari apa-apa yang dibawa oleh Nabi kalian. Hendaklah kalian senantiasa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah dan Kitab Allah, sesungguhnya siapa saja yang tidak diberi petunjuk oleh Allah niscaya dia pasti akan tersesat, begitu juga halnya dengan orang yang tidak ditolong oleh Allah maka pasti dia akan dihinakan. Dan barangsiapa diberi petunjuk oleh selain Allah (mengikuti ajaran selain ajaran Allah) maka dia pasti akan tersesat, Allah berfirman: {“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang di sesatkanNya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpin-pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”}, (Al-Kahfi: 17).

Allah tidak akan menerima di dunia ini amal apapun yang dikerjakan oleh seseorang hingga orang tersebut beriman kepadaNya. Dan Dia tidak akan menerima di akhirat kelak tebusan maupun suap.

Telah sampai kepadaku berita bahwa diantara kalian ada sekelompok orang yang murtad kembali kepada agama lamanya setelah dia mengakui (masuk) Islam dan mengamalkan (ajaran-ajaran)-nya, karena kesombongannya terhadap Allah, jahil terhadap perintahNya, dan karena mengikuti ajakan setan. Allah berfirman: {“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin daripadaKu, sedang mereka adalah musuhmu, amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zhalim”}, (Al-Kahfi: 50).

Allah berfirman: {“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah dia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”}, (Fathir: 6).

Sesungguhnya aku telah mengutus kepada kalian panglima-panglimaku dengan pasukan yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Aku telah perintahkan agar mereka tidak menerima dari kalian kecuali iman kepada Allah, dan tidak memerangi kalian hingga mereka mengajak kalian terlebih dahulu untuk kembali kepada Allah (Azza Wa Jalla). Maka siapa saja yang memenuhi seruan tersebut dan mengakui serta beramal shalih maka itulah yang diharapkan darinya dan dia akan dibantu (memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Allah), dan siapa saja yang menolak seruan tersebut maka dia akan diperangi hingga ia mau kembali kepada syari’at Allah.

Aku pesankan kepada utusanku agar tidak menyisakan mereka (orang-orang yang menolak seruan tersebut) sedikitpun, hendaklah mereka dibakar dengan api, dan dibunuh. Kemudian menawan para wanita dan anak-anak mereka, jangan menerima (pemberian) dari seorangpun kecuali kabar kembalinya dia kepada Islam. Barangsiapa mengikuti seruan mereka maka itu lebih baik bagi dirinya, tetapi barangsiapa tidak mengindahkan seruan mereka maka sesungguhnya ia tidak akan dapat melemahkan Allah. Aku telah perintahkan kepada para panglimaku untuk membacakan surat ultimatum ini di tempat-tempat berkumpul kalian.

Tanda-tanda keislaman kalian adalah dikumandangkannya adzan (di kampung kalian), jika adzan dikumandangkan maka mereka (penduduk kampung tersebut) tidak akan diperangi, namun jika mereka tidak mengumandangkan adzan maka mereka akan segera diserang.

Aku pesankan kepada utusanku jika mendengar mereka mengumandangkan adzan, maka sampaikanlah kepada mereka kewajiban sebagai orang mukmin, tetapi jika mereka menolak maka perangilah mereka. Sebaliknya jika mereka menerima maka itulah yang terbaik untuk mereka dan mereka akan diperlakukan sebagaimana mestinya”).

Inilah sedikit gambaran tentang kesebelas komandan Islam yang ditunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya dalam menumpas kaum murtad, juga sedikit gambaran tentang surat ultimatum Abu Bakar kepada orang-orang murtad. Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat untuk Islam dan kaum muslimin.

Dan sampai jumpa di pekan depan dengan kisah murtadnya penduduk Yaman bersama pemimpin mereka yang bernama Aswad al-Ansi Insya Allah.

Was-Salam.

Friday, March 5, 2021

KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 9}. PENUMPASAN ORANG-ORANG MURTAD DI SEKITAR MADINAH.

 Bismillah…

Apa kabar teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.

Allah berfirman: {“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”}, (Ali Imran: 144).

Al-Hasan, Qatadah dan selainnya berkata dalam menafsirkan ayat: {“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka-pun mencintaiNya”}, (Al-Maidah: 54). Mereka berkata: “Maksud dari ayat ini yaitu Abu Bakar dan para sahabat ketika mereka berperang menumpas orang-orang yang murtad dan yang enggan membayar zakat”.

Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu) berkata dalam khutbahnya: “Sesungguhnya ketentuan Allah adalah haq (benar adanya), dan janjiNya tidak akan Dia ingkari. Allah berfirman: {“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi”}, (An-Nur: 55).

Jika pekan lalu kita telah menyimak bersama-sama suatu kisah perihal para penolak kewajiban zakat sepeninggal Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), maka perkenankanlah saya pada pekan ini untuk membawakan kisah perihal Abu Bakar dan para sahabat (Radhiyallahu ‘Anhum) di satu pihak melawan orang-orang murtad yang berada di pihak lain, teman-teman inilah kisah mereka…

Gambar oleh islandworks dari Pixabay.


1). SITUASI YANG SEMAKIN MEMANAS DI SELURUH PENJURU JAZIRAH ARAB.

Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa Abu Ubaidah berkata kepadanya: “Ketika Rasulullah wafat mayoritas penduduk Makkah ingin kembali murtad, (karena  banyaknya jumlah mereka) hingga ‘Itab bin Usaid mengkhawatirkan keberadaan mereka dan bersembunyi. (maka ketika situasi bertambah buruk) Berdirilah Suhail bin Amru, dan memulai pidatonya sembari memuji Allah, dan menyebutkan perihal wafatnya Rasulullah, kemudian ia berkata: “Wafatnya Rasulullah tidak menambah Islam kecuali semakin kuat, maka barangsiapa kami curigai keluar dari agama ini akan aku penggal lehernya!”.

Akhirnya orang-orang kembali kepada jalan yang lurus dan berhenti dari keinginan untuk murtad, dan akhirnya ‘Itab bin Usaid kembali muncul dari persembunyiannya. Barangkali inilah yang dimaksud oleh Rasulullah tatkala Umar hendak menanggalkan gigi Suhail bin Amru sewaktu menjadi tawanan perang Badar, Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda kepada Umar sembari mencegahnya agar tidak menanggalkan gigi Suhail: {“Semoga suatu saat ia akan dapat mengambil sikap yang benar (dalam kondisi genting) yang tidak akan kalian cela”}. (larangan Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)  kepada Umar (Radhiyallahu ‘Anhu) agar ia tidak menanggalkan gigi Suhail menunjukkan bahwa Islam sangat melarang para pengikutnya dari menyiksa para tawanan yang sudah tidak berdaya dan sudah menyerah).

Adapun mayoritas Bani Hanifah dan sebagian besar penduduk Yamamah bergabung bersama Musailamah al-Kadzdzab, begitu juga dengan Bani Asad dan Bani Thayyi mereka semua bergabung Bersama dengan Thulaihah al-Asadiyyah yang mengaku (sebagaimana pengakuan Musailamah) sebagai Nabi baru. Pada saat suasana semakin tidak karuan Abu Bakar tetap memberangkatkan ekspedisi pasukan Usamah (silahkan dibaca kisahnya pada linkini) yang secara otomatis membuat kekuatan kaum muslimin berkurang, lebih-lebih lagi dengan keputusan tersebut maka Abu Bakar telah secara resmi berperang di dua front. Akhirnya keadaan ini membuat banyak dari suku-suku Arab (terkhusus yang berada di sekitar Madinah) bersiap-siap untuk menghabisi dan merebut kota Madinah, namun Abu Bakar cepat tanggap dengan segera mendirikan pos-pos keamanan di sekitar kota dan menunjuk para komando dari pos-pos tersebut, mereka adalah: Ali bin Abi Thalib, az-Zubair bin al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin Auf, dan Abdullah bin Mas’ud (Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in). (silahkan di baca kisah seputar pembuatanpos-pos keamanan tersebut pada link ini).

Apa saja yang terjadi setelah pembuatan pos-pos keamanan tersebut?, apakah orang-orang murtad tersebut benar-benar menyerang kota Madinah?, jika benar mereka menyerang kota Madinah, maka apa yang dilakukan oleh Abu Bakar dan para sahabat untuk menghadapi dan menghalau pergerakan mereka?...

2). ABU BAKAR DAN PARA SAHABAT MENGGEMPUR KAUM MURTAD YANG BERADA DI SEKITAR MADINAH.

Tepat pada bulan Jumadil Akhir tahun 11 Hijriyyah, Abu Bakar mengerahkan seluruh penduduk Madinah dan para komando pos-pos keamanan untuk menyerbu suku-suku Arab yang murtad di sekitar Madinah sekaligus orang-orang yang turut membantu musuh (para penolak kewajiban zakat) yang sebelumnya menyerang Madinah.

Tatkala Abu Bakar bersama pasukannya bertemu dengan musuh yang berasal dari suku Bani Abs, Bani Murrah, Dzubyan dan yang turut bersama mereka dari Bani Kinanah, datang bala bantuan dari Thulaihah yang dikomandoi oleh keponakannya sendiri yang bernama: Hibal. Ketika kedua pasukan telah bertemu dan saling berhadap-hadapan, musuh berhasil membuat tipu daya dengan meniupkan suara seperti seruling dari atas gunung yang membuat unta-unta kaum muslimin lari kocar-kacir ketika mendegarnya, maka karena siasat tersebut kaum muslimin belum mampu menumpas mereka hingga malam hari, dan akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk kembali ke Madinah demi menyusun strategi dan siasat baru untuk menghadapi siasat suara seruling tersebut. Melihat kembalinya kaum muslimin ke Madinah dan ketidak mampuan mereka untuk menyerang balik dengan siasat yang lebih jitu, maka musuh beranggapan bahwa kaum muslimin telah melemah. Akhirnya mereka mengirim utusan ke suku masing-masing agar segera mengirimkan bala bantuan tambahan demi memperkuat gempuran mereka terhadap Madinah, dan tidak lama kemudian bala bantuan tersebut-pun tiba di tengah-tengah mereka.

Malam itu Abu Bakar dan para sahabat begitu pula dengan segenap penduduk Madinah bermalam dalam keadaan siaga penuh, akan tetapi Abu Bakar berhasil menenangkan kekhawatiran mereka dengan senantiasa memberikan motivasi dan arahan-arahan yang diperlukan. Di akhir malam beliau memutuskan bahwa inilah waktu yang tepat untuk membalas sekaligus menghabisi musuh dan mengusir mereka dari sekitar Madinah, akhirnya beliaupun keluar bersama seluruh kaum muslimin dari Madinah menuju perkemahan musuh.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 8}. SEBUAH KISAH TENTANG PARA PENOLAK KEWAJIBAN ZAKAT.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 10}. SEBELAS KOMANDAN PASUKAN DAN SURAT ULTIMATUM.

Susunan pasukan kaum muslimin sebagai berikut: Sayap kanan di pimpin oleh sahabat an-Nu’man bin Muqarrin, sayap kiri di pimpin oleh saudara an-Nu’man yaitu Abdullah bin Muqarrin, dan garis tengah di pimpin oleh Suaid bin Muqarrin. Ketika fajar terbit kaum muslimin telah sampai di perkemahan musuh dan sejatinya kedua pasukan telah saling berhadap-hadapan untuk kedua kalinya, akan tetapi pasukan musuh tidak menyadari kedatangan kaum muslimin sedikitpun disebabkan mereka masih terlelap di kemah mereka masing-masing, hingga pedang-pedang kaum muslimin berhasil menghabisi mereka. Dan ketika matahari telah terbit mereka lari tunggang langgang dihujani anak panah kaum muslimin dari belakang, dalam peperangan ini Hibal sang pemimpin terbunuh dan Abu Bakar mengejar mereka hingga sampai di sebuah daerah bernama Dzul Qashshah (ini adalah sebuah daerah yang berjarak satu mil dari kota Madinah menuju kearah Najed), ketika beliau sampai di sana beliau mengibarkan panji-panji sambil menginstruksikan kepada pasukan agar memerangi orang-orang murtad. Dan inilah permulaan dari rentetan kemenangan kaum muslimin melawan orang-orang murtad, pada peperangan ini kaum murtad dihinakan sementara kaum muslimin menjadi mulia dan disegani.

Sebelumnya Bani Dzubyaan dan Abs telah menyerang dan menumpas kaum muslimin, pasukan bala bantuan merekapun turut melakukan hal tersebut. Maka Abu Bakar berjanji akan membunuh di setiap suku sebanyak mereka membunuh dan membantai jiwa kaum muslimin. Peperangan ini sendiri dianggap sangat berpengaruh untuk kemajuan dan kemenangan Islam. Dengan peperangan ini kaum muslimin ditakuti disetiap kabilah Arab, dan orang-orang kafir disetiap kabilah menjadi hina dina. Akhirnya Abu Bakar bersama kaum muslimin kembali ke Madinah sembari membawa kemenangan dan harta rampasan perang.

Pada malam harinya mulai berdatangan ke Madinah zakat yang diserahkan oleh Adi bin Abi Hatim, Shafwan, dan az-Zibriqan. Utusan pertama datang di awal malam, utusan kedua di tengah malam, dan yang ketiga di akhir malam. Berita gembira ini dibawa oleh pemimpin pos-pos keamanan yang berada di perbatasan. Orang yang membawakan berita kedatangan Adi bin Abi Hatim adalah Abdullah bin Mas’ud ada yang mengatakan Abu Qatadah al-Anshari, dan yang membawakan berita kedatangan Shafwan adalah Sa’ad bin Abi Waqqash, dan yang memberitakan kedatangan az-Zibriqan adalah Abdurrahman bin Auf. Peristiwa ini terjadi tepatnya enam puluh malam setelah Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) wafat.

Tak berapa lama kemudian (kurang lebih 10 hari), pasukan Usamah bin Zaid kembali ke Madinah. Ketika sampai Usamah langsung di tunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai amir di kota Madinah (atau khalifah sementara menggantikan Abu Bakar yang sedang pergi berperang), sambil menginstruksikan kepadanya agar ia mengistirahatkan pasukannya sejenak dan agar tetap dalam keadaan siap siaga dengan kuda dan persenjataan mereka (menunggu instruksi lebih lanjut darinya).

Setelah itu Abu Bakar keluar membawa pasukan yang sebelumnya turut bertempur bersamanya menuju Dzul Qashshah, waktu itu ada diantara sahabat yang memberi usul agar beliau tetap berada di Madinah saja (mengingat statusnya sebagai khalifah (pemimpin umum sekaligus pengganti Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)  dalam mengurusi urusan kaum muslimin)), dan sebagai gantinya beliau menunjuk seseorang untuk menggantikan posisinya sebagai komandan pasukan. Namun Abu Bakar berkata: “Tidak, demi Allah aku tidak akan kembali, aku tidak akan biarkan kalian berperang sementara aku menyelamatkan diriku sendiri!”.

Setelah itu beliau segera keluar membawa pasukannya ke Dzu Husan dan Dzul Qashshah, sementara an-Nu’man, Abdullah, dan Suwaid tetap dalam posisi dan formasi semula hingga mereka sampai di kediaman penduduk Rabadzah (nama sebuah perkampungan) di sebuah daerah bernama al-Abraq (daerah kekuasaan Bani Dzubyaan), di tempat itu mereka bertemu dengan sekelompok orang dari Bani Abs dan Dzubyaan serta Bani Kinanah. Pertempuran-pun kembali tak terelakkan dan akhirnya Allah memberikan kekalahan kepada al-Haris dan Auf, sementara al-Hathi’ah tertawan (mereka adalah para pemimpin pasukan ketiga suku di atas). Akhirnya Bani Abs dan Dzubyaan lari tunggang langgang dan Abu Bakar berhasil menguasai daerah al-Abraq dan berdiam (istirahat) di sana selama beberapa hari.

Abu Bakar berkata: “Haram bagi Bani Dzubyaan untuk berdiam menetap di tempat mereka, setelah Allah menjadikan negeri mereka harta rampasan perang untuk kami!”.

Kemudian Abu Bakar menjadikan daerah al-Abraq sebagai tempat untuk makanan unta kaum muslimin, dan menjadikan seluruh tanah Rabadzah sebagai tempat untuk mengembala hewan-hewan ternak.

Ketika Bani Abs dan Dzubyaan lari, mereka mendatangi Thulaihah yang sedang berdiam di Buzakhah (suatu tempat berkumpulnya air milik Bani Asad di negeri Najed) untuk bergabung dengannya.

Seseorang bernama Ziyad bin Hanzhalah (salah seorang dari kaum muslimin) membacakan syairnya menceritakan peperangan di al-Abraq:

Kami telah menyaksikan peperangan di Abariq

Bagaimana Dzubyan sedang bergejolak terbakar amarah

Kami menyerang mereka dengan tiba-tiba

Dengan pasukan ash-Shiddiq ketika ia meninggalkan celaan bagi mereka

Inilah sedikit kisah permulaan dari berbagai ekspedisi-ekspedisi yang nantinya di kirim oleh Abu Bakar untuk memerangi kaum murtad di seluruh penjuru jazirah Arab.

Saya pikir cukup sekian dulu untuk pekan ini dan semoga kisah diatas bisa bermanfaat untuk Islam dan kaum muslimin, dan sampai jumpa di pekan depan dengan kisah pelantikan 11 kepala batalion dan surat ultimatum Abu Bakar untuk orang-orang murtad Insya Allah.

Was-Salam.