Pemandangan Pantai di Sore Hari, Gambar diambil dari Pixabay.com. |
Bismilllah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Berkata Ibnu Ishaq di dalam bukunya yang
berjudul (Sirah Nabawiyyah Li Ibni Ishaq): “Tubban As’ad Abu Karib adalah orang
yang datang ke Madinah, kemudian membawa dua pendeta Yahudi ke Yaman sekaligus
orang yang pertama kali melapisi Ka’bah dengan kain Kiswah. Dia naik tahta
sebelum Rabi’ah bin Nashr naik tahta”.
Kemudian beliau melanjutkan dengan
penjelasan mengenai sebab kemarahan Tubba’ (pada artikel yang lalu saya telah
menjelaskan bahwa Tubban As’ad Abu Karib lebih familier di kalangan sejarawan
dengan panggilan Tubba’) kepada penduduk Madinah, beliau berkata: “Tubba’
mengambil jalur yang melewati Madinah ketika ia pulang dari ekspedisinya di
negeri-negeri timur (perihal ekspedisi tersebut telah saya jelaskan pula di artikel
sebelum ini), bahkan ia telah sering mengambil jalur ini sebelum-sebelumnya,
dan setiap kali ia lewat di samping Madinah ia memperhatikan bahwa penduduk
Madinah adalah sekumpulan orang-orang baik. Maka pada saat perjalanannya ini ia
tertarik untuk meninggalkan seorang anaknya di Madinah (agar sang anak bisa
bergaul dan beradaptasi dengan penduduk Madinah), akan tetapi pada saat ia
sampai di Yaman ia mendengar kabar bahwa anaknya tersebut telah terbunuh
melalui sebuah siasat keji, ia-pun marah kepada penduduk Madinah dan segera
bergerak bersama pasukannya ke sana, di tengah perjalanan ia bersumpah akan membumi
hanguskan Madinah hingga tidak tersisa, membantai penduduknya sampai ke
akar-akarnya, menghancurkan dan memporak porandakan kebun-kebun mereka. Pada saat
ia tiba di Madinah ia mendapati bahwa penduduk Madinah pun telah bersiap untuk
menghadapinya, mereka di pimpin oleh dua komandan, yang pertama bernama: ‘Amr bin
Thallah dia adalah seseorang yang mempunyai hubungan darah dengan suku Bani
Najjar, adapun yang kedua bernama: Ahmad bin ‘Amr bin Mabdzul”.
BACA JUGA:
SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DANASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 2).
SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DANASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 4).
Adapun as-Suhailiy berkata: “Adapun yang ia
(Ibnu Ishaq) katakan perihal sebab serangan Tubba’ ke penduduk Madinah, maka
al-Quttabiy mengatakan bahwa sebenarnya Tubba’ tidak bermaksud untuk menyerang
penduduk Madinah, akan tetapi ia bermaksud untuk memerangi orang-orang Yahudi
yang bermukim di sana. Penyebabnya adalah karena suku Aus dan Khazraj ketika
mereka tiba di Madinah dan memutuskan untuk masuk dan menetap di sana, mereka masuk
bersamaan dengan masuknya orang-orang Yahudi ke Madinah, hal ini terjadi
setelah keluarnya kedua suku tersebut dari Yaman yang disebabkan oleh jebolnya
bendungan Ma’rib (oleh karena itu kedua suku inipun bisa di bilang sebagai
orang-orang yang setanah air dengan Tubba’ dan tentunya apa saja yang menyakiti
mereka, maka hal itu juga menyakiti Tubba’ yang berperan sebagai raja Yaman). Pada
saat kedua suku tersebut masuk, mereka membuat perjanjian dengan orang-orang
Yahudi (untuk menjamin ketentraman hidup bertetangga), akan tetapi ternyata
orang-orang Yahudi melanggar janji yang mereka buat dengan kedua suku Aus dan
Khazraj, hingga orang-orang Yahudi melewati batas dengan sering berbuat dzalim
kepada anggota kedua suku tersebut, melihat tidak adanya pilihan lain akhirnya
kedua suku tersebut-pun mengirim surat ke Tubba’, di dalamnya mereka meminta
bantuan kepada Tubba’ untuk membalas kedzaliman orang-orang Yahudi, maka setelah
melihat surat tersebut Tubba’-pun bergegas menyiapkan pasukan untuk menggempur
orang-orang Yahudi di Madinah”
As-Suhailiy menambahkan: “Ada yang
mengatakan bahwa cerita ini sebenarnya adalah cerita perihal penyebab
kedatangan Abu Jubailah al-Ghassaniy ke Madinah, di sebabkan karena permintaan
tolong kedua suku Aus dan Khazraj kepadanya untuk membalas kedzaliman
orang-orang Yahudi, Wallahu A’lam”.
Ibnu Ishaq melanjutkan kisahnya: “Konon ada
pula seorang yang berasal dari suku Adi bin Najjar namanya adalah: Ahmar, orang
tersebut dikisahkan telah menyerang seseorang dari anggota pasukan Tubba’ ketika
Tubba’ sampai di Madinah, Ahmar memukul orang tersebut hingga meninggal. Hal ini
disebabkan karena Ahmar mendapati orang tersebut sedang berdiri di depan sebuah
pohon kurma miliknya yang sedang ia panen, maka sontak Ahmar memukulnya dengan
alat bertaninya hingga orang tersebut meninggal. Ahmar berkata saat ia memukul
orang tersebut: “Kurma itu adalah milik orang yang merawatnya”. Ketika mendengar
kabar itu Tubba’ bertambah geram dengan penduduk Madinah, ia berkata: “Serang
mereka!!”. Rakyat Madinah sendiri memutuskan untuk memerangi Tubba’ pada siang
hari, adapun malam harinya mereka akan menjamu Tubba’ dan pasukannya, keputusan
dan perilaku mulia dari rakyat Madinah ini membuat Tubba’ takjub, hingga ia
berkata: “Demi Allah, sungguh kaum kami adalah benar-benar orang yang mulia”.
(Tubba’ mengatakan bahwa penduduk Madinah adalah kaumnya disebabkan karena
mayoritas penduduk Madinah adalah suku Aus dan Khazraj, dan kedua suku tersebut
berasal dari Yaman sebagaimana yang di katakan oleh as-Suhailiy di atas).
Ibnu Ishaq melanjutkan: “Suatu hari pada
saat Tubba’ kembali menyerang Madinah, ia di datangi oleh 2 orang Rahib Yahudi
Madinah. Keduanya berasal dari suku Bani Quraizhah, adapun Quraizhah sendiri
bersama an-Nadhir, an-Nahham dan ‘Amr adalah anak dari al-Khazraj bin
ash-Sharih bin at-Tuman bin as-Sabth bin al-Yasa’ bin Sa’ad bin Lawi bin Khair
bin an-Nahham bin Tanhum bin ‘Azir bin ‘Azri bin Harun bin ‘Imran bin Yashhur
bin Qahits bin Lawi ibn Ya’qub (yang di kenal pula dengan nama Israil) bin
Ishaq bin Ibrahim (kekasih Allah) ‘Alaihimus Salam, kedua rahib tersebut
mendatangi Tubba’ karena mereka mendengar perihal tekad Tubba’ untuk membumi
hanguskan Madinah beserta penduduknya. Keduanya berkata kepada Tubba’: “Wahai
raja, janganlah engkau lakukan apa yang engkau ingin lakukan, sebab jika engkau
tetap bersikeras untuk melakukannya maka engkau pasti akan benar-benar
dipisahkan daripadanya (Madinah), dan kami khawatir engkau akan di hukum dengan
hukuman yang di segerakan datangnya!”, Tubba’ bertanya: “Kenapa bisa?”, mereka
menjawab: “Karena sungguh Madinah ini akan menjadi tempat hijrah seorang Nabi
yang berasal dari suku Quraisy, Nabi tersebut akan diutus di akhir zaman, dan
Madinah ini nantinya akan menjadi rumah dan tempat menetapnya”.
Ibnu Ishaq melanjutkan: “Mendengar hal ini
Tubba’ memerintahkan agar serangan di hentikan, karena ia melihat aura
keilmuwan sangat terpancar dari wajah kedua rahib tersebut, dia sendiri sangat
takjub akan apa yang ia dengar. Setelah kejadian tersebut Tubba’ memutuskan
untuk memeluk agama Yahudi di bawah bimbingan kedua rahib tersebut, dan segera
berangkat pulang ke Yaman”.
Akan tetapi ketika ia mendekati Makkah…
Cerita akan berlanjut ke artikel
selanjutnya, Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment