Monday, June 21, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH HASSAN BIN TUBBAN AS’AD (BAG, 1).

 

Pemandangan Bukit dan Pantai, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Alhamdulillah pada artikel yang lalu saya telah menyelesaikan poin kedua dari 6 poin pembahasan yang saya janjikan untuk membahasnya sebelum masuk ke cerita inti mengenai seseorang bernama al-Aswad al-Ansi.

Akan tetapi melihat adanya hubungan yang sangat erat antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain dalam sejarah (atau yang biasa kita kenali sebagai fenomena Butterfly Effect), maka janji saya yang akan membahas poin ketiga pada artikel ini yang bertema: Siapakah Faimiyun dan Abdullah ats-Tsamir? dan bagaimana gerangan cerita asal-usul masuknya agama Nashrani ke Yaman? (sebetulnya asal-usul masuknya agama Nashrani ke Najran dan bukan ke Yaman) akan saya batalkan, dan sebagai gantinya saya akan membahas mengenai kisah anak Tubba’ yang bernama Hassan bin Tubban As’ad.

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DAN ASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 8).

SEJARAH YAMAN: KISAH HASSAN BIN TUBBAN AS’AD (BAG, 2).

Kisah mengenai Hassan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada kisah-kisah yang terjadi setelahnya, karena sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa apa saja yang terjadi di dunia ini pasti memiliki hikmah tersendiri, dan hanya Allah-lah yang mengetahui hikmah tersebut.

Kisah Hassan dan apa yang dia lakukan semasa hidupnya mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kejadian-kejadian yang terjadi setelah kematiannya, diantaranya adalah tercerai-berainya pemerintahan keluarga Tubba’, dan tentu saja terjadinya peristiwa yang sangat besar, yang bahkan peristiwa ini diabadikan oleh Allah (‘Azza Wa Jalla) di dalam al-Qur’an, tepatnya di surat al-Buruj.

Peristiwa tersebut adalah peristiwa di bakarnya Ashhabul Ukhdud oleh salah seorang anak Tubba’, orang ini adalah saudara kandung dari Hassan tokoh kita kali ini, orang ini beragama Yahudi mengikuti agama ayahnya yakni Tubba’.

Sebelum masuk ke pembahasan mengenai Hassan, saya ingin menambahkan sedikit informasi yang luput saya sampaikan di artikel-artikel sebelum ini. Informasi ini mengenai seberapa lamakah masa pemerintahan Tubba’?.

Di sebutkan oleh seorang ulama bernama: Ibnu Qutaibah ad-Dainuriy di dalam kitabnya yang berjudul: al-Ma’arif, begitu juga seorang ulama lain yang bernama: al-Muthahhir bin Thahir al-Maqdisiy di dalam kitabnya yang berjudul: al-Badu wat-Tarikh, bahwa masa pemerintahan Tubba’ adalah selama 320 tahun lamanya.

Berkata Ibnu Ishaq di dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Li Ibni Ishaq bahwa ketika Hassan menjadi raja ia ingin mengkuti jejak ayah dan moyangnya yakni berpetualang mengunjungi dan menaklukkan negeri dan bangsa-bangsa asing, akan tetapi ternyata orang-orang Himyar yang ikut bersamanya tidak senang akan hal ini, dan mereka juga sebenarnya tidak senang dengan Hassan. Hal ini tentunya membuat kita bingung, apa sebenarnya yang terjadi?, kenapa orang-orang Himyar menunjukkan gelagat yang sama sekali berbeda dari sebelum-sebelumnya?, dimana mereka adalah orang-orang yang menurut saja mengikuti titah para raja…

Pertanyaan-pertanyaan ini di jawab oleh al-Muthahhir al-Maqdisiy dalam kitabnya al-Badu wat-Tarikh ketika menjelaskan perihal Hassan, beliau berkata: “…Kemudian naik tahta setelah kepemimpinannya (yakni Tubba’) anaknya Hassan, tepatnya setelah orang-orang Himyar memberontak kepada ayahnya (yakni Tubba’) sekaligus membunhnya…”.

Beliau kembali melanjutkan: “Gelar Hassan adalah Dzu Jaisyan dia adalah orang yang membantai keturunan Judais, kisah mengenai pembantaian tersebut telah saya sebutkan sebelumnya, setelahnya dia menginvestigasi dan menyelidiki perihal kasus pembunuhan ayahnya. Maka setelah ia mengetahui dan mengenali para pembunuh ayahnya ia-pun memburu mereka satu persatu untuk kemudian ia membunuh mereka semua…”.

Berkata Ibnu Qutaibah ad-Dainuriy ketika ia membahas perihal balas dendam yang dilancarkan oleh Hassan kepada para pembunuh ayahnya: “…Hassan bin Tubba’-pun melanjutkan penyelidikan mengenai para pembunuh ayahnya, dan setiap ia mendapati satu nama, ia langsung memburu dan membunuh mereka. Satu persatu mereka di tangkap dan di bantai, tidak cukup sampai di situ ia juga menghukum mereka (orang-orang Himyar) dengan terus-menerus membawa mereka menuju peperangan demi peperangan (hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq diatas), ia juga senantiasa bersikap kasar kepada mereka selama perjalanan. Hal ini tentunya membuat orang-orang Himyar naik pitam, akan tetapi karena mereka terlampau takut dan gentar kepada Hassan, merekapun membuat siasat untuk membunuhnya dengan langkah awal mendatangi saudara kandung Hassan yang bernama ‘Amr bin Tubba’ dan mengajaknya untuk memberontak kepada Hassan…”.

Jadi jelaslah bagi kita sebab-sebab mengenai kemarahan orang-orang Himyar kepada Hassan dan kemarahan Hassan kepada mereka.

Akan tetapi sebelum lanjut ke cerita mengenai persekongkolan orang-orang Himyar bersama saudara Hassan yakni ‘Amr untuk membunuh Hassan dan mengambil kekuasaan darinya, ada satu pertanyaan penting mengenai “siapakah gerangan orang yang bernama Judais?, dan apa sebab dan asal-usul yang membuat Hassan membantai mereka?.

Di artikel ini saya telah menjelaskan perihal naik tahtanya Hassan sekaligus kejadian-kejadian yang mengiringinya, juga julukan yang diperolehnya.

Maka di artikel selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai orang yang bernama Judais dan kisah keturunannya bersama Hassan. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment