Pemandangan Bukit dan Pantai, Gambar diambil dari Pixabay.com. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu
Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Alhamdulillah pada
artikel yang lalu saya telah menyelesaikan poin kedua dari 6 poin pembahasan
yang saya janjikan untuk membahasnya sebelum masuk ke cerita inti mengenai
seseorang bernama al-Aswad al-Ansi.
Akan tetapi
melihat adanya hubungan yang sangat erat antara satu peristiwa dengan peristiwa
yang lain dalam sejarah (atau yang biasa kita kenali sebagai fenomena Butterfly
Effect), maka janji saya yang akan membahas poin ketiga pada artikel ini
yang bertema: Siapakah Faimiyun dan Abdullah ats-Tsamir? dan bagaimana gerangan
cerita asal-usul masuknya agama Nashrani ke Yaman? (sebetulnya asal-usul
masuknya agama Nashrani ke Najran dan bukan ke Yaman) akan saya batalkan, dan
sebagai gantinya saya akan membahas mengenai kisah anak Tubba’ yang bernama
Hassan bin Tubban As’ad.
BACA JUGA:
SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DAN ASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 8).
SEJARAH YAMAN: KISAH HASSAN BIN TUBBAN AS’AD (BAG, 2).
Kisah mengenai
Hassan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar kepada kisah-kisah yang terjadi
setelahnya, karena sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa apa saja yang
terjadi di dunia ini pasti memiliki hikmah tersendiri, dan hanya Allah-lah yang
mengetahui hikmah tersebut.
Kisah Hassan
dan apa yang dia lakukan semasa hidupnya mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap kejadian-kejadian yang terjadi setelah kematiannya, diantaranya adalah
tercerai-berainya pemerintahan keluarga Tubba’, dan tentu saja terjadinya
peristiwa yang sangat besar, yang bahkan peristiwa ini diabadikan oleh Allah (‘Azza
Wa Jalla) di dalam al-Qur’an, tepatnya di surat al-Buruj.
Peristiwa tersebut
adalah peristiwa di bakarnya Ashhabul Ukhdud oleh salah seorang anak Tubba’,
orang ini adalah saudara kandung dari Hassan tokoh kita kali ini, orang ini beragama
Yahudi mengikuti agama ayahnya yakni Tubba’.
Sebelum masuk
ke pembahasan mengenai Hassan, saya ingin menambahkan sedikit informasi yang luput
saya sampaikan di artikel-artikel sebelum ini. Informasi ini mengenai seberapa
lamakah masa pemerintahan Tubba’?.
Di sebutkan
oleh seorang ulama bernama: Ibnu Qutaibah ad-Dainuriy di dalam kitabnya
yang berjudul: al-Ma’arif, begitu juga seorang ulama lain yang bernama: al-Muthahhir
bin Thahir al-Maqdisiy di dalam kitabnya yang berjudul: al-Badu
wat-Tarikh, bahwa masa pemerintahan Tubba’ adalah selama 320 tahun lamanya.
Berkata Ibnu
Ishaq di dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Li Ibni Ishaq bahwa ketika
Hassan menjadi raja ia ingin mengkuti jejak ayah dan moyangnya yakni
berpetualang mengunjungi dan menaklukkan negeri dan bangsa-bangsa asing, akan
tetapi ternyata orang-orang Himyar yang ikut bersamanya tidak senang akan hal
ini, dan mereka juga sebenarnya tidak senang dengan Hassan. Hal ini tentunya
membuat kita bingung, apa sebenarnya yang terjadi?, kenapa orang-orang Himyar
menunjukkan gelagat yang sama sekali berbeda dari sebelum-sebelumnya?, dimana
mereka adalah orang-orang yang menurut saja mengikuti titah para raja…
Pertanyaan-pertanyaan
ini di jawab oleh al-Muthahhir al-Maqdisiy dalam kitabnya al-Badu wat-Tarikh
ketika menjelaskan perihal Hassan, beliau berkata: “…Kemudian naik tahta
setelah kepemimpinannya (yakni Tubba’) anaknya Hassan, tepatnya setelah
orang-orang Himyar memberontak kepada ayahnya (yakni Tubba’) sekaligus
membunhnya…”.
Beliau kembali
melanjutkan: “Gelar Hassan adalah Dzu Jaisyan dia adalah orang yang membantai
keturunan Judais, kisah mengenai pembantaian tersebut telah saya sebutkan
sebelumnya, setelahnya dia menginvestigasi dan menyelidiki perihal kasus
pembunuhan ayahnya. Maka setelah ia mengetahui dan mengenali para pembunuh
ayahnya ia-pun memburu mereka satu persatu untuk kemudian ia membunuh mereka
semua…”.
Berkata Ibnu
Qutaibah ad-Dainuriy ketika ia membahas perihal balas dendam yang dilancarkan
oleh Hassan kepada para pembunuh ayahnya: “…Hassan bin Tubba’-pun melanjutkan
penyelidikan mengenai para pembunuh ayahnya, dan setiap ia mendapati satu nama,
ia langsung memburu dan membunuh mereka. Satu persatu mereka di tangkap dan di
bantai, tidak cukup sampai di situ ia juga menghukum mereka (orang-orang
Himyar) dengan terus-menerus membawa mereka menuju peperangan demi peperangan
(hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq diatas), ia juga
senantiasa bersikap kasar kepada mereka selama perjalanan. Hal ini tentunya
membuat orang-orang Himyar naik pitam, akan tetapi karena mereka terlampau
takut dan gentar kepada Hassan, merekapun membuat siasat untuk membunuhnya
dengan langkah awal mendatangi saudara kandung Hassan yang bernama ‘Amr bin
Tubba’ dan mengajaknya untuk memberontak kepada Hassan…”.
Jadi jelaslah
bagi kita sebab-sebab mengenai kemarahan orang-orang Himyar kepada Hassan dan
kemarahan Hassan kepada mereka.
Akan tetapi
sebelum lanjut ke cerita mengenai persekongkolan orang-orang Himyar bersama
saudara Hassan yakni ‘Amr untuk membunuh Hassan dan mengambil kekuasaan
darinya, ada satu pertanyaan penting mengenai “siapakah gerangan orang yang
bernama Judais?, dan apa sebab dan asal-usul yang membuat Hassan membantai
mereka?.
Di artikel ini
saya telah menjelaskan perihal naik tahtanya Hassan sekaligus kejadian-kejadian
yang mengiringinya, juga julukan yang diperolehnya.
Maka di artikel
selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai orang yang bernama Judais dan kisah
keturunannya bersama Hassan. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment