Pemandangan Pantai di Sore Hari, Gambar diambil dari Pixabay.com. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Pada suatu waktu, ada seorang wanita yang
mengatakan kepada anaknya perihal apa yang dilakukan dan di persembahkan oleh
Tubba’ kepada Ka’bah, dan juga tidak lupa si wanita juga mewanti-wanti anaknya
agar ia tidak berbuat semena-mena di sisi Ka’bah dan agar senantiasa
menghormatinya.
Si wanita menasehati anaknya lewat
bait-bait sya’ir, bait-bait tersebut telah di abadikan oleh Ibnu Ishaq di dalam
bukunya, begitu juga ulama-ulama lain. Bait-bait tersebut sebagai berikut…
Berkata Ibnu Ishaq: “Telah berkata Subai’ah
bintu al-Ahib ibn Zabinah bin Judzaimah bin ‘Auf bin Mu’awiyah bin Bakr bin
Hawazin ibn Manshur bin Ikrimah bin Khashfah bin Qais bin ‘Ailan, wanita ini
adalah istri dari seorang lelaki bernama: ‘Abdi Manaf ibn Ka’b bin Sa’ad bin
Taim bin Murrah bin Ka’b bin Luaiy bin Ghalib ibn Fihr ibn Malik bin an-Nadhr
bin Kinanah. Si wanita tadi menasehati anak mereka berdua yang bernama Khalid
agar senantiasa mengagungkan dan menghormati kota Makkah, juga agar ia jangan
sekali-kali berbuat kedzaliman di dalamnya, tidak lupa si ibu juga mengingatkan
sang anak perihal apa yang di perbuat Tubba’ kepada kota Makkah dan penghormatannya
kepada kota tersebut. Si ibu berkata:
“Wahai anakku janganlah sekali-kali
engkau berbuat dzalim di Makkah baik itu kepada yang kecil maupun yang besar…
Dan jagalah oleh engkau wahai anakku
kehormatan-kehormatannya dan jangan sekali-kali engkau tertipu dengan
kepongahan…
Wahai anakku siapa saja yang berbuat
kedzaliman di Makkah maka pasti ia akan mendapatkan akibat-akibat yang sangat
buruk…
Wahai anakku orang tersebut pasti akan
dihinakan wajahnya dan pasti akan selamanya terhina…
Wahai anakku sungguh aku telah menjadi
saksi atas kehancuran orang yang berani berbuat dzalim di dalamnya …
Allah adalah penjaganya dan selamanya tidak
akan pernah di bangun di dalamnya istana-istana raja…
Allah adalah penjaga burung-burung yang
beterbangan di dalamnya dan kambing-kambing gunung merasa aman di gunung Tsabir…
Dan sungguh Tubba’ telah menyerangnya akan
tetapi akhirnya ia lebih memilih untuk melapisi Ka’bah dengan kain Habir…
Rabbku telah menghinakan kepongahannya di
dalam Makkah dan memaksanya untuk menepati janji…
Ia mendatangi Makkah dalam keadaan tidak
beralas kaki dan dipelatarannya terdapat seribu Onta…
Ia memberi makan penduduknya selama ia
bermukim di dalamnya dengan daging-daging Onta yang gemuk maupun yang kurus…
Ia memberi minum penduduknya dengan madu
murni yang terbaik juga dengan air gandum pilihan…
Dan pasukan bergajah telah di hancurkan dan
di hujani di dalam Makkah dengan bebatuan…
Begitu pula halnya dengan seorang raja yang
datang dari negeri yang sangat jauh negeri orang-orang asing yang terletak di
laut hitam…
Maka dengarkanlah jika engkau di ajak
bicara dan pahamilah akibat-akibat dari suatu perbuatan…”.
As-Suhailiy menyebutkan di dalam bukunya perkataan
al-Quttabiy bahwa kisah Tubba’ terjadi kurang lebih sekitar 700 tahun sebelum
kedatangan Islam.
BACA JUGA:
SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DANASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 5).
SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DANASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 7).
Ia juga menambahkan asal-usul dari
dikatakannya sya’ir diatas, ia berkata: “Adapun alasan yang mendasari Bintu
al-Ahib (yakni Subai’ah) untuk melantunkan sya’ir diatas adalah bergejolaknya
perang antara suku Bani as-Sabbak bin Abdid Dar dengan suku Bani Ali bin Sa’ad
bin Tamim, kedua suku tersebut terus menerus saling menyerang hingga berjatuhan-lah
korban dari kedua belah pihak akan tetapi tetap saja mereka saling membantai
dan membumi hanguskan satu sama lain.
(Karena saking haus darahnya kedua suku
tersebut) hingga membuat beberapa orang dari suku Bani as-Sabbak pergi menuju kawasan
bernama ‘Akka, untuk kemudian mereka menguasainya.
Berkata al-Quttabiy: “Ini adalah bentuk
kedzaliman pertama yang terjadi di tengah-tengah suku Quraisy, akan tetapi ada
juga yang mengatakan bahwa kedzaliman pertama tersebut di lakukan oleh suku
al-Aqaisy, mereka ini adalah keturunan Uqaisy dari suku Sahm, dimana anak-anak
Uqaisy saling menyerang satu sama lain. Maka ketika mereka (baik itu Bani
as-Sabbak dan Bani Ali bin Sa’ad, maupun Bani Uqaisy) telah keterlaluan dalam
berbuat kedzaliman, Allah mengirim seekor tikus yang membawa sebatang obor
menuju pemukiman suku-suku tersebut, yang pastinya obor inilah yang menjadi
penyebab terjadinya kebakaran hebat di perkampungan mereka, api-pun melahap
seluruh rumah sekaligus penduduk yang ada di dalamnya hingga habis tidak
tersisa”.
Inilah kisah asal-usul dari bait sya’ir di
atas sebagaimana yang disebutkan oleh as-Suhailiy di dalam bukunya.
Kisah masuknya agama Yahudi ke Yaman, Insya
Allah akan saya tuliskan di artikel selanjutnya, Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment