Gambar oleh yoshitaka2 dari Pixabay. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Satu-satunya kejadian penting yang terjadi
di zaman pemerintahan ‘Amr bin Tubba’ saudara Hassan (tentunya selain
pembantaian yang telah disebutkan pada artikel yang lalu) adalah pernikahan
antara seorang lelaki bernama ‘Amr bin Hujr al-Kindiy dengan anak perempuan
Hassan. Ceritanya sebagai berikut…
Berkata Ibnul Atsir: “Dahulu yang menjadi
pembantu bagi raja-raja Himyar adalah orang-orang terkemuka Himyar sendiri, dan
yang menjadi pembantu Hassan dalam menjalankan pemerintahannya adalah seorang yang
bernama ‘Amr bin Hujr al-Kindiy, ia adalah kepala suku bagi suku Kindah.
Dan ketika ‘Amr bin Tubba’ membunuh
saudaranya Hassan, ia-pun menyeleksi diantara para pembantu raja, yang mana
sekiranya cocok untuk dinikahkan dengan anak perempuan saudaranya. Maka pilihannya
jatuh pada ‘Amr bin Hujr al-Kindiy, setelah itu ‘Amr bin Tubba’ segera
menikahkan mereka berdua, yang padahal sebelum-sebelumnya tidak ada seorangpun
dari rakyat Yaman yang pernah menikah dengan keluarga kerajaan (yakni keluarga ‘Amr
dan Hassan), dan dari pernikahan mereka berdua lahirlah seorang anak yang bernama
al-Harits bin ‘Amr”.
BACA JUGA:
SEJARAH YAMAN: HUKUMAN BAGI AMR YANG TELAH MEMBUNUH SAUDARANYA HASSAN.
SEJARAH YAMAN: KISAH TUBBA' BIN HASSAN.
Adapun sebab dari dipilihnya ‘Amr bin Hujr
untuk menikahi anak perempuan Hassan adalah karena diantara semua petinggi
negara, ‘Amr inilah yang dianggap sebagai orang yang paling dipercaya oleh Hassan.
Berkata Ibnu Jarir: “…Diantara orang-orang
yang membantu Hassan adalah ‘Amr bin Hujr al-Kindiy kepala sukunya orang-orang
Kindah. Ketika Hassan memutuskan untuk berangkat menuju Yamamah demi memerangi
suku Judais, ia menunjuk ‘Amr ini sebagai penggantinya untuk mengatur urusan
rakyat Yaman sementara waktu…
Orang ini adalah orang yang sangat cerdas, suatu
hari ‘Amr bin Tubba’ berkeinginan untuk memuliakannya sekaligus merendahkan
derajat anak-anak saudaranya dengan cara menikahkan orang ini dengan anak
perempuan Hassan, dan tentu saja tidak membutuhkan waktu lama hingga hal ini
menjadi topik hangat di kalangan orang-orang Himyar, karena sebelum-sebelumnya
tidak ada seorangpun yang pernah menikah dengan keluarga kerajaan. Dan akhirnya
lahirlah dari pernikahan mereka berdua seorang anak yang bernama al-Harits bin ‘Amr…”.
Tidak lama setelah pernikahan tersebut
meninggallah ‘Amr bin Tubba’, berkata Ibnu Qutaibah bahwa masa pemerintahan ‘Amr
adalah selama 33 tahun.
Dan yang menjadi raja setelah ‘Amr adalah
seorang yang bernama Abdu Kilal bin Mutsawwib, hal ini sebagaimana yang disebutkan
oleh Ibnu Qutaibah, al-Muthahhir al-Maqdisiy, Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir di
buku mereka masing-masing.
Adapun sebab dari naiknya orang ini menjadi
raja dikarenakan anak-anak lelaki ‘Amr bin Tubba’ juga anak-anak lelaki Hassan
mereka semua belum mencapai umur baligh dan masih sangat kecil, oleh karena itu
ia-pun naik menjadi raja dengan alasan agar singgasana tersebut tidak jatuh
kepada orang yang bukan dari keluarga kerajaan.
Abdu Kilal sendiri adalah orang yang
menganut agama Nashrani murni yang belum terkena perubahan, dan karena
mayoritas orang Himyar masih menganut agama Yahudi maka ia memutuskan untuk
menyembunyikan agama Nashraninya, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul
Atsir dan juga Ibnu Jarir.
Akan tetapi selain menyebutkan perihal
agama yang dianut oleh Abdu Kilal, Ibnu Jarir juga menyebutkan sebab asal-usul
yang menyebabkan ia memeluk agama tersebut, beliau berkata: “…Dan orang yang
mengajaknya untuk memeluk agama Nashrani tersebut adalah seseorang yang berasal
dari Bani Ghassan, ia datang ke Yaman dari Syam (untuk mengajak rakyat Yaman
memeluk agama Nashrani), akan tetapi akhirnya orang-orang Himyar berhasil
membunuhnya…”.
Sebenarnya diantara anak-anak Hassan ada
yang sudah mencapai umur baligh, dan seharusnya dialah yang diangkat menjadi
raja setelah meninggalnya sang paman, anak ini bernama Tubba’ bin Hassan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Atsir
dan Ibnu Jarir bahwa anak ini saat pamannya meninggal ia diculik oleh Jin, dan
semenjak itu hingga naiknya Abdu Kilal ia masih hilang tidak bisa ditemukan. Hingga
suatu hari Tubba’ bin Hassan ini muncul secara tiba-tiba dalam keadaan sehat
wal-afiat, dan yang menakjubkan dari kemunculannya itu adalah ternyata ia telah
menguasai dan mengetahui secara detail seluruh kabar mengenai kejadian-kejadian
penting yang terjadi sebelum kelahirannya, bukan saja kejadian-kejadian di
tanah arab melainkan di seluruh dunia, ini yang dikatakan oleh Ibnul Atsir.
Adapun Ibnu Jarir beliau mengatakan: “…Suatu
hari Tubba’ bin Hassan muncul secara tiba-tiba secara sehat wal-afiat, bersamaan
dengan kemunculannya tersebut ia juga menjadi orang yang paling ahli dalam ilmu
Nujum, orang yang paling cerdas, yang paling menguasai ilmu Sejarah dan yang
paling tahu akan apa saja yang akan terjadi di masa depan…”.
Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir sepakat bahwa dengan
kemunculan spektakulernya tersebut orang-orang Himyar segera tunduk padanya
sekaligus mengangkatnya sebagai raja, bahkan seluruh suku-suku arab-pun ikut
segan dan tunduk padanya.
Kisah mengenai Tubba’ bin Hassan akan
berlanjut di artikel selanjutnya.
Adapun masa kekuasaan Abdu Kilal selama
menghilangnya Tubba’ bin Hassan adalah selama 74 tahun sebagaimana yang
dikatakan oleh Ibnu Qutaibah dan al-Muthahhir al-Maqdisiy. Wallahu A’lam
Bish Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment