Monday, June 28, 2021

SEJARAH YAMAN: RAJA-RAJA YAMAN SETELAH AMR BIN TUBBA'.

 

Gambar oleh yoshitaka2 dari Pixabay.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Satu-satunya kejadian penting yang terjadi di zaman pemerintahan ‘Amr bin Tubba’ saudara Hassan (tentunya selain pembantaian yang telah disebutkan pada artikel yang lalu) adalah pernikahan antara seorang lelaki bernama ‘Amr bin Hujr al-Kindiy dengan anak perempuan Hassan. Ceritanya sebagai berikut…

Berkata Ibnul Atsir: “Dahulu yang menjadi pembantu bagi raja-raja Himyar adalah orang-orang terkemuka Himyar sendiri, dan yang menjadi pembantu Hassan dalam menjalankan pemerintahannya adalah seorang yang bernama ‘Amr bin Hujr al-Kindiy, ia adalah kepala suku bagi suku Kindah.

Dan ketika ‘Amr bin Tubba’ membunuh saudaranya Hassan, ia-pun menyeleksi diantara para pembantu raja, yang mana sekiranya cocok untuk dinikahkan dengan anak perempuan saudaranya. Maka pilihannya jatuh pada ‘Amr bin Hujr al-Kindiy, setelah itu ‘Amr bin Tubba’ segera menikahkan mereka berdua, yang padahal sebelum-sebelumnya tidak ada seorangpun dari rakyat Yaman yang pernah menikah dengan keluarga kerajaan (yakni keluarga ‘Amr dan Hassan), dan dari pernikahan mereka berdua lahirlah seorang anak yang bernama al-Harits bin ‘Amr”.

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: HUKUMAN BAGI AMR YANG TELAH MEMBUNUH SAUDARANYA HASSAN.

SEJARAH YAMAN: KISAH TUBBA' BIN HASSAN.

Adapun sebab dari dipilihnya ‘Amr bin Hujr untuk menikahi anak perempuan Hassan adalah karena diantara semua petinggi negara, ‘Amr inilah yang dianggap sebagai orang yang paling dipercaya oleh Hassan.

Berkata Ibnu Jarir: “…Diantara orang-orang yang membantu Hassan adalah ‘Amr bin Hujr al-Kindiy kepala sukunya orang-orang Kindah. Ketika Hassan memutuskan untuk berangkat menuju Yamamah demi memerangi suku Judais, ia menunjuk ‘Amr ini sebagai penggantinya untuk mengatur urusan rakyat Yaman sementara waktu…

Orang ini adalah orang yang sangat cerdas, suatu hari ‘Amr bin Tubba’ berkeinginan untuk memuliakannya sekaligus merendahkan derajat anak-anak saudaranya dengan cara menikahkan orang ini dengan anak perempuan Hassan, dan tentu saja tidak membutuhkan waktu lama hingga hal ini menjadi topik hangat di kalangan orang-orang Himyar, karena sebelum-sebelumnya tidak ada seorangpun yang pernah menikah dengan keluarga kerajaan. Dan akhirnya lahirlah dari pernikahan mereka berdua seorang anak yang bernama al-Harits bin ‘Amr…”.

Tidak lama setelah pernikahan tersebut meninggallah ‘Amr bin Tubba’, berkata Ibnu Qutaibah bahwa masa pemerintahan ‘Amr adalah selama 33 tahun.

Dan yang menjadi raja setelah ‘Amr adalah seorang yang bernama Abdu Kilal bin Mutsawwib, hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Qutaibah, al-Muthahhir al-Maqdisiy, Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir di buku mereka masing-masing.

Adapun sebab dari naiknya orang ini menjadi raja dikarenakan anak-anak lelaki ‘Amr bin Tubba’ juga anak-anak lelaki Hassan mereka semua belum mencapai umur baligh dan masih sangat kecil, oleh karena itu ia-pun naik menjadi raja dengan alasan agar singgasana tersebut tidak jatuh kepada orang yang bukan dari keluarga kerajaan.

Abdu Kilal sendiri adalah orang yang menganut agama Nashrani murni yang belum terkena perubahan, dan karena mayoritas orang Himyar masih menganut agama Yahudi maka ia memutuskan untuk menyembunyikan agama Nashraninya, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Atsir dan juga Ibnu Jarir.

Akan tetapi selain menyebutkan perihal agama yang dianut oleh Abdu Kilal, Ibnu Jarir juga menyebutkan sebab asal-usul yang menyebabkan ia memeluk agama tersebut, beliau berkata: “…Dan orang yang mengajaknya untuk memeluk agama Nashrani tersebut adalah seseorang yang berasal dari Bani Ghassan, ia datang ke Yaman dari Syam (untuk mengajak rakyat Yaman memeluk agama Nashrani), akan tetapi akhirnya orang-orang Himyar berhasil membunuhnya…”.

Sebenarnya diantara anak-anak Hassan ada yang sudah mencapai umur baligh, dan seharusnya dialah yang diangkat menjadi raja setelah meninggalnya sang paman, anak ini bernama Tubba’ bin Hassan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir bahwa anak ini saat pamannya meninggal ia diculik oleh Jin, dan semenjak itu hingga naiknya Abdu Kilal ia masih hilang tidak bisa ditemukan. Hingga suatu hari Tubba’ bin Hassan ini muncul secara tiba-tiba dalam keadaan sehat wal-afiat, dan yang menakjubkan dari kemunculannya itu adalah ternyata ia telah menguasai dan mengetahui secara detail seluruh kabar mengenai kejadian-kejadian penting yang terjadi sebelum kelahirannya, bukan saja kejadian-kejadian di tanah arab melainkan di seluruh dunia, ini yang dikatakan oleh Ibnul Atsir.

Adapun Ibnu Jarir beliau mengatakan: “…Suatu hari Tubba’ bin Hassan muncul secara tiba-tiba secara sehat wal-afiat, bersamaan dengan kemunculannya tersebut ia juga menjadi orang yang paling ahli dalam ilmu Nujum, orang yang paling cerdas, yang paling menguasai ilmu Sejarah dan yang paling tahu akan apa saja yang akan terjadi di masa depan…”.

Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir sepakat bahwa dengan kemunculan spektakulernya tersebut orang-orang Himyar segera tunduk padanya sekaligus mengangkatnya sebagai raja, bahkan seluruh suku-suku arab-pun ikut segan dan tunduk padanya.

Kisah mengenai Tubba’ bin Hassan akan berlanjut di artikel selanjutnya.

Adapun masa kekuasaan Abdu Kilal selama menghilangnya Tubba’ bin Hassan adalah selama 74 tahun sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Qutaibah dan al-Muthahhir al-Maqdisiy. Wallahu A’lam Bish Shawab.   

Was-Salam.

 

0 comments:

Post a Comment