Tuesday, June 29, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH TUBBA' BIN HASSAN.

 

Gambar oleh Mitrey dari Pixabay.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Berkata Ibnu Jarir perihal apa yang dilakukan oleh Tubba’ bin Hassan ketika ia naik tahta: “Maka semenjak kemunculannya, Tubba’ bin Hassan bin Tubba’ bin Mulki Karib bin Tubba’ al-Aqran segera naik tahta dan memegang kekuasaan di seluruh penjuru Yaman, dan dengan naiknya ia ke singgasana kekuasaan semakin bertambahlah rasa takut dan gentar orang-orang Himyar dan suku-suku arab secara keseluruhan padanya.

Melihat itu semua maka ia berkeinginan untuk memanfaatkan momen tersebut dengan menaklukkan dan menguasai negeri-negeri arab maupun asing, sebagai langkah pertama ia mengirim keponakannya yakni anak saudarinya yang bernama al-Harits bin ‘Amr dengan pasukan yang sangat besar menuju negeri Ma’ad dan Hirah dan juga semua negeri yang bertetangga dengan kedua negeri tersebut (tentunya dengan tujuan untuk menaklukkan dan menguasai negeri-negeri tersebut)”.

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: RAJA-RAJA YAMAN SETELAH AMR BIN TUBBA'. 

SEJARAH YAMAN: RAJA-RAJA YAMAN SETELAH TUBBA' BIN HASSAN DAN AWAL-MULA KEMUNCULAN DZU NUWAS.

Adapun Ibnul Atsir beliau menyebutkan bahwa negeri tujuan al-Harits hanyalah negeri al-Hirah, akan tetapi meski ada perbedaan masalah negeri tujuan, keduanya (yakni Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir) sepakat bahwa raja yang menjadi sasaran dari invasi ini adalah raja an-Nu’man bin Imriil Qais, jadi bisa juga dikatakan bahwa raja an-Nu’man inilah yang menguasai daerah Ma’ad, al-Hirah dan semua daerah yang bertetangga dengan keduanya. Wallahu A’lam.

Lanjut ke kisah, Ibnu Jarir melanjutkan: “…Maka al-Harits segera berangkat dengan pasukannya menuju negeri kekuasaan an-Nu’man bin Imriil Qais, ketika kedua pasukan bertemu, mereka segera saling menyerang satu sama lain, dan akhirnya al-Harits berhasil membunuh an-Nu’man bersama sebagian dari keluarganya, juga membantai seluruh pasukannya. Ia juga memutuskan untuk membiarkan hidup anak dari an-Nu’man yang bernama al-Mundzir bersama ibunya yang bernama Maa’ as-Sama’ yang berasal dari suku an-Namir, dengan syarat mereka harus segera pergi meninggalkan negeri tersebut setelah peperangan selesai.

Maka dengan ini sirnalah kekuasaan dan dinasti keluarga an-Nu’man untuk selamanya, dan al-Harits berhasil menguasai seluruh negeri yang dahulu dikuasai oleh keluarga an-Nu’man”.

Ibnul Atsir yang menyebutkan kisah serupa dengan kisah diatas berkata: “Inilah yang dikatakan oleh Abu Ja’far (yakni Ibnu Jarir ath-Thabariy) bahwa al-Harits bin ‘Amr telah membunuh an-Nu’man bin Imriil Qais pada perang tersebut, merampas dan menguasai daerah kekuasaannya dan membumi hanguskan seluruh sejarah dinasti keluarga an-Nu’man. Padahal telah disebutkan sebelumnya bahwa al-Mundzir bin Nu’man atau an-Nu’man sendirilah yang mengumpulkan dan memobilisasi pasukan yang sangat besar (demi memerangi negeri Persia), dan kemudian menjadikan seseorang yang bernama Bahram Jur sebagai raja atas orang-orang Persia. Tidak cukup sampai di situ beliau juga menyebutkan silsilah raja-raja negeri al-Hirah yang berasal dari keturunan an-Nu’man bin Imriil Qais, yang artinya adalah bahwa kekuasaan keluarga an-Nu’man tidak terputus dengan kedatangan al-Harits ke negeri mereka, melainkan mereka tetap menguasai al-Hirah terlepas dari apakah al-Harits berhasil menaklukkan negeri mereka atau tidak…”.

kemudian Ibnul Atsir menyebutkan alasan pokok yang mendasari banyaknya ketidak jelasan dan juga banyaknya perbedaan pendapat di dalam sejarah bangsa Arab, beliau berkata: “…Dan yang menyebabkan ketidak jelasan ini adalah bahwa sejarah bangsa Arab terdahulu tidak terdokumentasi dengan baik, maka disebabkan oleh hal ini orang-orangpun bebas menyebutkan cerita apa saja dan mengklaimnya sebagai sejarah bangsa Arab tanpa ada yang bisa mengoreksi kebenarannya”. Hal ini pulalah yang menyebabkan adanya sebagian sejarawan muslim yang mengatakan bahwa Tubba’ bin Hassan tokoh kita kali inilah yang memerangi penduduk Madinah, membawa 2 rahib yahudi ke Yaman, melapisi Ka’bah dengan Kiswah dan yang membawa masuk agama Yahudi ke negeri Yaman, bukannya sang kakek (Tubban As’ad Abu Karib) yang melakukan ini semua sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Ishaq.

Diantara sejarawan tersebut adalah Ibnu Qutaibah ad-Dainuriy (beliau menyebutkan hal ini dibukunya: al-Ma’arif) dan al-Muthahhir al-Maqdisiy (di dalam bukunya: al-Badu wat-Tarikh).

Sebelum melanjutkan kisah mengenai Tubba’ bin Hassan, saya ingin menyebutkan versi shahih (yang benar dan tidak ada ketidak jelasan di dalamnya) dari kisah al-Harits bin ‘Amr bersama keluarga an-Nu’man diatas.

Versi shahih ini dibawakan oleh Ibnul Atsir di dalam bukunya al-Kamil fit-Tarikh, beliau berkata: “Dan yang shahih dari kisah diatas (kisah al-Harits bersama keluarga an-Nu’man) adalah: bahwa raja-raja dari suku Kindah yakni ‘Amr bin Hujr al-Kindiy dan anaknya al-Harits, mereka menguasai daerah Najd di tanah arab.

Adapun dinasti al-Lakhmiyyun yakni keluarga an-Nu’man, kerajaan mereka terletak di daerah al-Hirah, dan mereka tetap menguasai daerah tersebut hingga seorang bernama Qubadz naik tahta dan menguasai singgasana kerajaan Persia, dimana orang inilah yang bertanggung jawab atas terusirnya seluruh keluarga kerajaan an-Nu’man keluar dari negeri mereka al-Hirah.

Dan diantara keputusan yang dibuat oleh orang tadi adalah: memberikan daerah al-Hirah kepada keluarga al-Harits bin ‘Amr (yang saat itu telah naik menjadi raja menggantikan ayahnya), maka otomatis daerah al-Hirah tadi dikuasai oleh suku Kindah untuk sementara waktu.

Setelah berlalu beberapa waktu, datanglah seseorang yang bernama Anusyiruwan dimana orang ini mengembalikan daerah al-Hirah ke tangan keluarga al-Lakhmiyyun yakni keluarga an-Nu’man kembali”.

Ibnul Atsir melanjutkan: “Kisah ini akan kami sebutkan secara rinci di tempatnya, Insya Allah”.

Insya Allah cerita mengenai Tubba’ bin Hassan dan silsilah raja-raja yang berkuasa setelahnya hingga naiknya Dzu Nuwas ke tahta kerajaan, akan saya ceritakan di artikel selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment