Pemandangan Pantai Sore Hari, Gambar diambil dari Pixabay.com |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah (Subhanahu
wa Ta’ala), pada artikel yang lalu saya telah menyelesaikan kisah
mengenai Rabi’ah bin Nashr bersama dua
dukun Sathih dan Syiqq dan ramalan-ramalan mengagumkan keduanya perihal masa
depan negeri Yaman dan masa depan ummat manusia sekaligus.
Insya Allah pada artikel kali ini saya akan
membahas poin kedua dari 6 poin tentang sejarah Yaman kuno, dan juga asal-muasal
dari adanya beberapa individu asing di dalam cerita al-Aswad.
Artikel kali ini akan saya fokuskan
sebagaimana artikel sebelumnya untuk menjawab pertanyaan: “Siapakah Abu Karib
Tubban?, dan bagaimana gerangan cerita asal-usul masuknya agama Yahudi ke
negeri Yaman?”.
Sebelum masuk ke pembahasan saya ingin
meralat sebuah informasi mengenai kepergian Rabi’ah bin Nashr bersama
keluarganya ke negeri Iraq, informasi ini salah karena sejatinya Rabi’ah tidak
ikut bersama mereka, yang dia lakukan hanyalah mengirim keluarganya ke sana dan
mengirim surat ke raja Sabur agar bersedia menerima, melindungi, dan memberikan
tempat tinggal untuk keluarganya di sana.
BACA JUGA:
SEJARAH YAMAN: KISAH RABI’AH BERSAMA DUADUKUN (BAG, 3).
SEJARAH YAMAN: KISAH ABU KARIB TUBBAN DANASAL-USUL MASUKNYA AGAMA YAHUDI KE YAMAN (BAG, 2).
Rabi’ah sendiri tetap memerintah Yaman,
sebab di buku-buku ulama sejarawan muslim seperti: al-Bidayah wan-Nihayah karya
Ibnu Katsir, juga kitab ar-Raudhul Unuf karya ‘Abdurrahman as-Suhailiy Abul
Qasim, juga kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, mereka semua menyebutkan
perkataan Ibnu Ishaq perihal naiknya Hassan bin Tubban As’ad Abu Karib ke
singgasana bahwa Hassan menjadi raja setelah meninggalnya Rabi’ah bin Nashr. Hal
ini menunjukkan bahwa Rabi’ah tidak ikut bersama keluarganya pergi ke negeri
Iraq.
Silsilah Abu Karib Tubban sendiri sebagai
berikut: Namanya adalah Tubban As’ad Abu Karib bin Kulki Karib bin Zaid (Zaid
ini adalah Tubba’ al-Awwal, sementara Abu Karib adalah Tubba’ al-Akhir) bin ‘Amr
Dzil Adz’ar bin Abrahah Dzil Manar bin ar-Ra’isy bin ‘Adi bin Shaifiy bin Saba’
al-Ashgar bin Ka’ab (Kahf adz-Dzulm) bin Zaid bin Sahl bin ‘Amr bin Qais bin Mu’awiyah bin Jusyam bin ‘Abdi
Syams bin Wail bin al-Ghauts bin Quthan bin ‘Arib bin Zuhair bin Aiman bin
al-Hamaisa’ bin al-‘Aranjaj dan al-‘Aranjaj ini adalah: Himyar bin Saba’
al-Akbar bin Ya’rub bin Yasyjub bin Qahthan.
Di sebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya
perkataan ‘Abdul Malik bin Hisyam, yakni Ibnu Hisyam. Beliau berkata: “Saba’
bin Yasyjub bin Ya’rub bin Qahthan”.
Adapun silsilah di atas adalah perkataan
Ibnu Ishaq.
Berkata as-Suhailiy di dalam kitabnya: “Nama
Tubban diambil dari kata at-Tabanah yang artinya: kecerdasan.
Adapun Kulki Karib, ia berkuasa selama 35
tahun, orang ini adalah orang yang tidak memiliki kemauan dan tekad yang kuat
dan karena sebab itulah di zamannya tidak ada perang sama sekali”.
As-Suhailiy juga berkata mengenai silsilah
nasab yang dibawakan oleh Ibnu Ishaq di atas adalah silsilah nasab yang kurang
sempurna karena banyaknya nama-nama yang terlewatkan dan tidak di sebutkan,
beliau berkata: “Orang yang berada setelah ‘Amr Dzil Adz’ar (yakni anaknya ‘Amr)
adalah Nasyir, orang ini di juluki Nasyir (yang dalam bahasa Arab artinya
adalah: yang menyebarkan) karena dia telah menyebarkan atau meluaskan kerajaan,
nama aslinya adalah Malik. Orang ini berkuasa setelah terbunuhnya Raj’im bin
Sulaiman (‘Alaihis Salam) di negeri Syam.
Orang ini pula yang telah berhasil
menjelajah negeri-negeri hingga ia sampai ke sebuah daerah bernama Wadi ar-Raml,
dimana di tempat itulah meninggal sebagian kecil dari pasukannya. Setelahnya
ada Tubba’ al-Aqran beserta Afriqius bin Qais yang kedua ini adalah orang yang
telah membangun kota-kota di Afrika, nama Afrika sendiri diambil dari namanya”.
Setelahnya as-Suhailiy menyebutkan perihal
ayah dari Nasyir yakni ‘Amr Dzil Adz’ar, beliau berkata: “Dan ‘Amr Dzil Adz’ar
hidup pada zaman Nabi Sulaiman (‘Alaihis Salam), atau sebelum zaman
beliau beberapa tahun. ‘Amr telah menjelajah hingga ke pelosok Maghrib (sebutan
ini biasanya di peruntukkan untuk negara-negara yang terletak di Afrika Utara),
di tempat itu ia menawan orang-orang yang wajah-wajah mereka terletak di
dada-dada mereka, ketika melihat orang-orang tersebut orang-orang Yaman (yang
menjadi pasukan ‘Amr) ketakutan hingga membuat mereka menjuluki ‘Amr dengan
julukan Dzul Adz’ar (sang pemilik ketakutan)”.
As-Suhailiy melanjutkan: “Kemudian yang
menaiki singgasana setelah ‘Amr adalah anak perempuan Bilqis yang bernama:
Hudahid bintu Syurahbil, nama ibunya adalah: Yalmaqah bintu Jana, ada juga yang
mengatakan bahwa namanya adalah: Rawahah bintu Sukain. Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Ibnu Hisyam.
Dikatakan bahwa perempuan inilah yang telah
membunuh ‘Amr, ia membunuhnya dengan siasat yang licik. Dan dikatakan pula
bahwa sebab kedua dari diperuntukkannya julukan Dzul Adz’ar bagi ‘Amr adalah
dikarenakan rakyat sangat takut kepadanya disebabkan banyaknya kejahatan dan
kedzaliman yang di perbuat olehnya. ‘Amr sendiri adalah anak Abrahah Dzul Manar
bin ash-Sha’b, ash-Sha’b sendiri bernama: Dzul Qarnain bin Dzi Maratsil
al-Himyariy.
Adapun asal muasal dari julukan Abrahah
yakni Dzul Manar (yang artinya dalam bahasa Arab: sang pemilik menara penerangan)
adalah: karena ia memerintahkan agar di nyalakan di atas gunung-gunung
obor-obor sebagai penerangan bagi jalanan umum di malam hari”.
Ini beberapa koreksian as-Suhailiy terhadap
silsilah nasab Abu Karib Tubban, dan Insya Allah saya akan mulai menjelaskan
perihal Abu Karib ini di artikel selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment