Pemandangan Pegunungan Aden, Gambar di ambil dari Pixabay.com. |
Bismillah...
Tidak terasa ternyata telah berlalu
beberapa bulan semenjak update terakhir artikel-artikel saya di blog ini, dan
keterlambatan itu sendiri tentunya memiliki alasan di baliknya. Itu semua
karena saya di sibukkan dengan suatu urusan semenjak beberapa hari sebelum
datangnya bulan suci Ramadhan ke tengah-tengah kita hingga saat ini.
Akan tetapi itu semua tentunya adalah
takdir atau pilihan Allah (Subhanahu Wa Ta’ala) yang pasti akan terjadi
dan tidak bisa di tunda-tunda. Dan kita sebagai ummat Islam tentunya telah
mengetahui bahwa di belakang segala takdir pasti ada hikmah yang Allah (Subhanahu
Wa Ta’ala) persiapkan untuk kita, entah kita mengetahuinya atau tidak,
karena itu semua bukan urusan kita. Urusan kita adalah sebagaimana yang di
firmankan oleh Allah (Subhanahu Wa Ta’ala) di surat adz-Dzariyat ayat
ke: 56, silahkan para pembaca membacanya sendiri di al-Qur’an mengingat
keutamaan dari membaca dan melihat al-Qur’an itu sendiri sangatlah besar.
Pada artikel terakhir beberapa bulan yanglalu dan juga artikel-artikel sebelumnya, saya menjanjikan kepada para pembaca
suatu pembahasan mengenai kisah para sahabat Nabi kita tercinta dengan para
pemberontak yang murtad, bagaimana sikap mereka kepada orang-orang murtad
tersebut dan sebagainya. Dan pembahasan ini telah berhenti pada gambaran
tentang surat ultimatum yang Abu Bakar serahkan kepada kesebelas komandannya
dengan tujuan agar surat-surat tersebut di bacakan kepada seluruh kabilah yang
telah murtad dari agama Islam, isi dari surat tersebut telah saya tuliskan di
artikel yang lalu. Juga di akhir dari artikel tersebut saya menjanjikan untuk
membahas sesosok gembong kemurtadan yang berasal dari sebuah negeri yang bisa
di bilang sebagai satu dari sekian banyak negeri yang pernah bersemayam di atas
tanahnya kerajaan-kerajaan dan kekaisaran-kekaisaran kuno. Negeri tersebut
adalah negeri Yaman, negeri yang kata sebagian orang adalah negeri tempat
bermukimnya nenek moyang bangsa arab.
BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 10}. SEBELAS KOMANDAN PASUKAN DAN SURAT ULTIMATUM.
BACA JUGA: SEJARAH YAMAN: KISAH RABI'AH BERSAMA DUA DUKUN (BAG, 1).
Sosok tersebut di kenal oleh kalangan
sejarawan muslim dan juga sebagian besar ummat islam dengan julukannya yang
masyhur yaitu: al-Aswad al-Ansi, nama sebenarnya dari orang ini adalah:
‘Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts, orang ini berasal dari negeri Yaman dan sempat
berkuasa di sana setelah mengusir perwakilan-perwakilan Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) yang beliau tunjuk sebagai guru yang mengajarkan rakyat
Yaman dasar-dasar agama Islam. Lebih tepat jika di katakan bahwa orang ini
berasal dari sebuah desa di Yaman yang bernama: desa Kahf Khubban, desa atau
perkampungan ini terletak di sebuah dataran yang dekat dengan lembah Khubban di
dekat Najran.
Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)
sendiri dalam sebuah hadits yang di bawakan oleh imam Ibnu Ishaq pernah
menyebutkan perihal orang ini, Ibnu Ishaq berkata: “Yazid bin Abdullah bin
Qusaith berkata kepadaku, dari Atha’ bin Yasar, atau saudaranya yakni Sulaiman
bin Yasar, dari Abu Sa’id al-Khudri (Radhiyallahu ‘Anhu) beliau berkata:
‘Aku mendengar Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) bersabda di
atas mimbar, beliau bersabda: {“Hai manusia, aku melihat Lailatul Qadri
kemudian aku melupakannya. Aku melihat di kedua lenganku terdapat gelang dari
emas dan aku tidak menyukainya (memakai gelang yang terbuat dari emas bagi
kaum lelaki muslim hukumnya haram dalam Islam). Aku tiup gelang tersebut,
ternyata keduanya terbang, kemudian kedua gelang tersebut aku tafsirkan bahwa keduanya
adalah orang Yaman tersebut (al-Aswad al-Ansi, kemurtadan orang ini memang
telah di mulai semenjak Nabi masih hidup dan akhirnya berakhir setelah Abu
Bakar naik menjadi khalifah) dan orang Yamamah (Musailamah
al-Kadzdzab)”}.
Imam Ibnu Ishaq juga pernah berkata: “Orang
yang tidak aku ragukan kejujurannya berkata kepadaku, dari Abu Hurairah (Radhiyallahu
‘Anhu) beliau berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam) bersabda: {“Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga tiga puluh
Dajjal muncul dan kesemua dari mereka mengaku sebagai nabi”}.
Inilah beberapa perkenalan sedikit tentang
sosok al-Aswad al-Ansi, mengingat janji saya di artikel yang lalu maka saya
ingin menepati janji dengan menyebutkan sedikit tentang profil orang tersebut.
Akan tetapi berhubung karena ini adalah artikel pertama saya setelah vacum
beberapa bulan maka saya tidak akan langsung membahas tentang al-Aswad al-Ansi,
akan tetapi saya ingin mundur ke beberapa tahun sebelum kemunculan orang ini,
juga di karenakan beberapa tokoh di dalam cerita al-Aswad nanti ada di antara
mereka yang berbeda 100% dalam masalah kebangsaan dengan al-Aswad maka saya
ingin membahas asal-usul mengenai “mengapa mereka bisa ada di Yaman?”.
Maka Insya Allah di artikel-artikel yang
akan datang (tentunya sebelum membahas cerita tentang al-Aswad) saya akan
membahas beberapa poin berikut:
1). Siapakah Rabi’ah bin Nashr?, dan
bagaimana gerangan ceritanya dengan dua orang yang bernama Syiqq dan Sathih?.
2). Siapakah Abu Karib Tubban?, dan
bagaimana gerangan cerita asal-usul masuknya agama Yahudi ke negeri Yaman?.
3). Siapakah Faimiyun dan Abdullah bin
ats-Tsamir?, dan bagaimana gerangan cerita asal-usul masuknya agama Nashrani ke
negeri Yaman?.
4). Siapakah Dzu Nuwas dan Lakhni’ah?, dan
bagaimana gerangan cerita Ashhabul Ukhdud?.
5). Siapakah Daus Dzu Tsa’labah?, dan
bagaimana gerangan cerita asal-usul Abrahah dengan burung Ababil?.
6). Siapakah Saif bin Dzu Yazin?, dan
bagaimana gerangan cerita Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) dengan
Kisra?.
Insya Allah ini semua akan saya bahas di
artikel-artikel yang akan datang sebelum membahas cerita al-Aswad al-Ansi, Wallahu
A’lam Bish Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment