Friday, March 12, 2021

KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 10}. SEBELAS KOMANDAN PASUKAN DAN SURAT ULTIMATUM.

 Bismillah…

Apa kabar teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.

Pada pekan lalu saya telah membahas tentang ekspedisi yang dijalankan oleh Abu Bakar bersama para sahabat (Radhiyallahu ‘Anhum) untuk menumpas kaum murtad yang berada di sekitar Madinah. Dan saya juga telah membahas bahwa para sahabat waktu itu telah menyarankan kepada Abu Bakar agar beliau tinggal saja di Madinah dan jangan ikut berperang bersama kaum muslimin lainnya, mengingat statusnya sebagai khalifah (pemimpin umum kaum muslimin sedunia dan pengganti Rasulullah (Shallallahu ‘Alahi Wa Sallam) dalam mengatur urusan-urusan kaum muslimin yang bersifat keduniaan). Akan tetapi beliau menolak saran tersebut dengan alasan bahwa apa saja yang menimpa kaum muslimin (baik atau buruk) maka hal itu harus menimpanya juga.

Sampai pada akhirnya beliau bersama para sahabat dan kaum muslimin lainnya pulang ke Madinah setelah menaklukkan daerah al-Abraq.

Apakah setelah kepulangan tersebut para sahabat tetap gigih mengusulkan kepada Abu Bakar agar tidak ikut berperang?, apa saja langkah-langkah yang diambil oleh Abu Bakar untuk menumpas gerombolan murtad di seluruh penjuru Jazirah Arab?, apa isi dari surat ultimatum yang Abu Bakar tujukan kepada orang-orang murtad?, siapakah kesebelas komandan pasukan yang ditunjuk oleh Abu Bakar?...

pemandangan padang rumput di musim panas, foto diambil dari: pixabay.

1). PELANTIKAN 11 KOMANDAN PASUKAN.

Setelah kepulangan Abu Bakar dan para sahabat dari ekspedisi mereka menumpas kaum murtad di daerah al-Abraq, mereka beristirahat barang beberapa hari. Dan setelah cukup beristirahat Abu Bakar-pun kembali memerintahkan kaum muslimin agar bersiap-siap, beliau juga memerintahkan kepada Usamah bin Zaid dan pasukannya agar turut bersiap-siap untuk menuntaskan misi selanjutnya.

Ketika kaum muslimin seluruhnya telah siap diatas kuda dan unta mereka, Abu Bakar segera keluar dari Madinah sembari menghunus pedangnya berangkat menuju kearah Dzul Qashshah (daerah ini telahsaya jelaskan perihalnya di artikel pekan lalu). Akan tetapi sontak Ali bin Abi Thalib menarik tali kendali unta beliau hingga unta tersebut berhenti, setelah itu para sahabat yang lain termasuk Ali berkumpul di sekelilingnya, mereka kembali mengusulkan untuk kedua kalinya agar beliau kembali ke Madinah dan menetap di sana, dikarenakan nantinya akan sangat menyedihkan jika kaum muslimin harus kehilangan 2 pemimpin sekaligus hanya dalam kurun waktu kurang dari setahun. Maka Abu Bakar mengabulkan dan menyetujui usul mereka dengan segera melantik sebelas komando pasukan, mereka adalah:

1). (Khalid bin Walid), beliau bertugas untuk menumpas Thulaihah bin Khuwailid bersama gerombolannya. Apabila misi tersebut telah tuntas maka misi selanjutnya adalah menumpas Malik bin Nuwairah di sebuah daerah bernama Buthah jika mereka mengadakan perlawanan (ketika di ajak untuk kembali kepada naungan Islam).

2). (Ikrimah bin Abu Jahal), beliau bertugas untuk menumpas Musailamah bersama gerombolannya.

3). (Syurahbil bin Hasanah), beliau bertugas mengikuti Ikrimah menuju daerah kekuasaan Musailamah al-Kadzdzab.

4). (Muhajir bin Abi Umayyah), beliau bertugas untuk menumpas pasukan al-Ansi (gembong kemurtadan di tanah Yaman) dan sekaligus sebagai bala bantuan bagi para anak-anak raja Yaman untuk menundukkan Qais bin Maksyuh karena ia telah melepaskan diri dari ketaatan terhadap pemerintah kaum muslimin.

5). (Khalid bin Sa’id bin al-Ash), beliau bertugas untuk bergerak menuju perbatasan negeri Syam.

6). (Amru bin al-Ash), beliau bertugas untuk berangkat menuju ke sebuah daerah bernama Jumaa’, daerah kekuasaan Qudha’ah, Wadiah, dan al-Harits (mereka adalah gembong kemurtadan di Jumaa’).

7). (Hudzaifah bin Mihsan al-Ghalfani), beliau bertugas untuk menumpas penduduk Daba (Daba: salah satu pasar Arab di Oman).

8). (Arfajah bin Hartsamah), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke daerah Mahrah (daerah tempat tinggal salah satu suku di Yaman).

9). (Thuraifah bin Hajiz), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke daerah tempat tinggal Bani Sulaim dan suku Hawazin.

10). (Suwaid bin Muqran), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke daerah Tihamah di tanah Yaman.

11). (Al-Ala bin al-Hadhrami), beliau bertugas untuk bergerak menuju ke negeri Bahrain.

Inilah kesebelas komandan Islam yang ditunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya dalam menumpas gerakan kemurtadan di seluruh penjuru Jazirah Arab.

BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 9}. PENUMPASAN ORANG-ORANG MURTAD DI SEKITAR MADINAH.

BACA JUGA: SEJARAH YAMAN DARI MIMPI RABI'AH BIN NASHR HINGGA KISAH RASULULLAH BERSAMA KISRA.

2). SURAT ULTIMATUM KEPADA KAUM MURTAD.

Pada saat Abu Bakar melepas kepergian para panglima tersebut, beliau membekali setiap panglima pasukan dengan sepucuk surat yang beliau peruntukkan untuk orang-orang murtad. Mereka-pun berangkat secara bersama-sama dengan pasukan masing-masing, dan mulai berpisah di daerah Dzul Qashshah, setelah itu Abu Bakar kembali ke Madinah. Isi dari surat tersebut adalah:

(“Bismillahirrahmanirrahim,

Dari Abu Bakar Khalifah Rasulullah,

Kepada orang-orang yang menerima surat ini baik secara umum maupun khusus, baik yang tetap diatas keislamannya maupun yang telah murtad dari Islam.

Keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk, dan bagi yang tidak kembali kepada kesesatan dan hawa nafsu. Sesungguhnya aku memuji Allah, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusanNya. Kami mengakui syari’at yang dibawanya, mengkafirkan orang yang enggan menerima syari’atnya dan memerangi mereka.

Amma ba’du

Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad dengan kebenaran yang ada di sisiNya kepada seluruh manusia dengan membawa kabar gembira dan ancaman, datang meyeru manusia dengan izinNya, beliau ibarat lentera penyuluh yang membawa berita menakutkan bagi orang yang hidup, dan akan menetapkan hukuman bagi orang-orang yang kafir.

Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikutinya (Muhammad), sebaliknya Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) akan memerangi siapa saja yang berpaling dari agama ini, hingga mereka masuk Islam baik secara suka rela maupun terpaksa.

Kemudian Rasulullah wafat, dan beliau telah menjalankan (sebelum wafatnya) seluruh perintah Allah, menasehati ummatnya, dan menunaikan seluruh beban yang di bebankan ke atas pundaknya.

Allah menerangkan dalam kitabNya yang diturunkan kepada Rasulullah untuk seluruh kaum muslimin, Ia berfirman: {“Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”}, (Az-Zumar: 30).

Allah juga berfirman: {“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal ?”}, (Al-Anbiya’: 34).

Demikian pula firmanNya: {“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”}, (Ali Imran: 144).

Maka barangsiapa yang menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Maha hidup dan tidak akan mati, Dia tidak pernah merasa mengantuk ataupun tertidur, selalu memelihara urusanNya dan akan memberi balasan kepada musuh-musuhNya.

Di sini aku wasiatkan kepada kalian agar selalu bertaqwa kepada Allah, niscaya ganjaran kalian akan kalian dapatkan di sisiNya dan dari apa-apa yang dibawa oleh Nabi kalian. Hendaklah kalian senantiasa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah dan Kitab Allah, sesungguhnya siapa saja yang tidak diberi petunjuk oleh Allah niscaya dia pasti akan tersesat, begitu juga halnya dengan orang yang tidak ditolong oleh Allah maka pasti dia akan dihinakan. Dan barangsiapa diberi petunjuk oleh selain Allah (mengikuti ajaran selain ajaran Allah) maka dia pasti akan tersesat, Allah berfirman: {“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang di sesatkanNya, maka kamu tidak akan mendapat seorang pemimpin-pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya”}, (Al-Kahfi: 17).

Allah tidak akan menerima di dunia ini amal apapun yang dikerjakan oleh seseorang hingga orang tersebut beriman kepadaNya. Dan Dia tidak akan menerima di akhirat kelak tebusan maupun suap.

Telah sampai kepadaku berita bahwa diantara kalian ada sekelompok orang yang murtad kembali kepada agama lamanya setelah dia mengakui (masuk) Islam dan mengamalkan (ajaran-ajaran)-nya, karena kesombongannya terhadap Allah, jahil terhadap perintahNya, dan karena mengikuti ajakan setan. Allah berfirman: {“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin daripadaKu, sedang mereka adalah musuhmu, amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zhalim”}, (Al-Kahfi: 50).

Allah berfirman: {“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah dia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”}, (Fathir: 6).

Sesungguhnya aku telah mengutus kepada kalian panglima-panglimaku dengan pasukan yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Aku telah perintahkan agar mereka tidak menerima dari kalian kecuali iman kepada Allah, dan tidak memerangi kalian hingga mereka mengajak kalian terlebih dahulu untuk kembali kepada Allah (Azza Wa Jalla). Maka siapa saja yang memenuhi seruan tersebut dan mengakui serta beramal shalih maka itulah yang diharapkan darinya dan dia akan dibantu (memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Allah), dan siapa saja yang menolak seruan tersebut maka dia akan diperangi hingga ia mau kembali kepada syari’at Allah.

Aku pesankan kepada utusanku agar tidak menyisakan mereka (orang-orang yang menolak seruan tersebut) sedikitpun, hendaklah mereka dibakar dengan api, dan dibunuh. Kemudian menawan para wanita dan anak-anak mereka, jangan menerima (pemberian) dari seorangpun kecuali kabar kembalinya dia kepada Islam. Barangsiapa mengikuti seruan mereka maka itu lebih baik bagi dirinya, tetapi barangsiapa tidak mengindahkan seruan mereka maka sesungguhnya ia tidak akan dapat melemahkan Allah. Aku telah perintahkan kepada para panglimaku untuk membacakan surat ultimatum ini di tempat-tempat berkumpul kalian.

Tanda-tanda keislaman kalian adalah dikumandangkannya adzan (di kampung kalian), jika adzan dikumandangkan maka mereka (penduduk kampung tersebut) tidak akan diperangi, namun jika mereka tidak mengumandangkan adzan maka mereka akan segera diserang.

Aku pesankan kepada utusanku jika mendengar mereka mengumandangkan adzan, maka sampaikanlah kepada mereka kewajiban sebagai orang mukmin, tetapi jika mereka menolak maka perangilah mereka. Sebaliknya jika mereka menerima maka itulah yang terbaik untuk mereka dan mereka akan diperlakukan sebagaimana mestinya”).

Inilah sedikit gambaran tentang kesebelas komandan Islam yang ditunjuk oleh Abu Bakar untuk menggantikannya dalam menumpas kaum murtad, juga sedikit gambaran tentang surat ultimatum Abu Bakar kepada orang-orang murtad. Semoga pembahasan ini bisa bermanfaat untuk Islam dan kaum muslimin.

Dan sampai jumpa di pekan depan dengan kisah murtadnya penduduk Yaman bersama pemimpin mereka yang bernama Aswad al-Ansi Insya Allah.

Was-Salam.

0 comments:

Post a Comment