Gambar oleh Rajesh Balouria dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Keislaman suku Yaman yang akan saya bahas
pertama kali adalah keislaman suku Hamadan. Kisah mengenai keislaman suku ini
juga suku-suku yang lain saya ambil dari buku karangan syaikh Shafiyyur Rahman
al-Mubarakfuriy yang berjudul Raudhatul Anwar fi Sirati an-Nabiyyil Mukhtar
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuriy
berkata ketika menceritakan mengenai keislaman suku Hamadan: “Hamadan adalah
sebuah kabilah yang sangat terkenal dari negeri Yaman. Utusan suku ini tiba di
Madinah pada tahun 9 Hijriyah, lebih tepatnya setelah Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) pulang dari Tabuk, dan diantara rombongan mereka ini terdapat
seseorang yang bernama Malik bin an-Namth, dia adalah seorang penyair yang
handal…”.
BACA JUGA:
SURAT RASULULLAH (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA
SALLAM) YANG BELIAU PERUNTUKKAN BAGI RAJA-RAJA HIMYAR.
KEISLAMAN SUKU-SUKU YAMAN (BAG, 2).
Kemudian beliau menyebutkan satu bait syair
karangan Malik bin an-Namth, dan setelah itu beliau kembali melanjutkan
perkataannya: “…Setelah itu Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) mengirim
sebuah surat kepada suku Hamadan yang berisi jawaban dari beberapa pertanyaan
yang ditanyakan oleh suku Hamadan kepada Rasulullah. Beliau juga memutuskan
untuk menjadikan Malik bin an-Namth sebagai pemimpin bagi anggota sukunya yang
telah memeluk Islam.
Lalu setelah beliau menyelesaikan urusannya
dengan utusan suku Hamadan, beliau mengirim sahabat Khalid bin Walid menuju
perkampungan suku Hamadan demi mengajak para anggota suku tersebut yang belum
memeluk Islam agar mereka bersedia memeluk Islam sebagaimana yang dilakukan
oleh saudara-saudara mereka yang lain.
Maka berangkatlah Khalid menuju
perkampungan mereka, dan sesampainya Khalid di sana, dia segera mengajak segenap
penduduk Hamadan yang belum memeluk Islam untuk memeluk Islam. Akan tetapi
ternyata mereka enggan untuk memeluk Islam, dimana keputusan mereka tersebut
memaksa Khalid untuk berdiam dan menetap di perkampungan mereka hingga 6 bulan
lamanya (beliau melakukan hal tersebut karena Rasulullah belum memerintahkan
beliau untuk melakukan hal-hal lain seperti: pulang ke Madinah, atau memerangi
anggota suku Hamadan tersebut).
Dan ketika Rasulullah mendengar kabar akan
enggannya anggota suku Hamadan yang tersisa untuk memeluk Islam, beliau pun
memutuskan untuk mengganti Khalid dengan Ali bin Abi Thalib sebagai pendakwah
di sana.
Maka berangkatlah Ali menuju perkampungan
suku Hamadan tempat Khalid berdakwah, sebelum Ali berangkat Rasulullah
memerintahkannya agar sesampainya dia di sana, dia harus membebas tugaskan
Khalid dari tugasnya sekarang (yakni berdakwah, hal tersebut beliau lakukan
agar beliau bisa memakai tenaga Khalid untuk menyelesaikan misi-misi lain yang
memang lebih cocok dengan keahlian seorang Khalid bin Walid).
Sesampainya Ali di perkampungan suku
Hamadan, dia segera membebas tugaskan Khalid dari tugasnya semula sebagaimana
yang diperintahkan Rasulullah. Dan setelah itu Ali segera memulai dakwahnya.
Yang pertama kali Ali lakukan sebagai
pendakwah di tengah-tengah suku Hamadan adalah membacakan surat Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) kepada segenap penduduk perkampungan tersebut, kemudian
setelah itu beliau segera mengajak mereka untuk memeluk Islam, dan tanpa di
sangka ternyata kali ini penduduk Hamadan bersedia untuk memeluk Islam.
Ali pun segera menulis sebuah surat kepada Rasulullah
(Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam), dimana pada surat tersebut beliau
memberitahu Rasulullah bahwa anggota suku Hamadan yang tersisa telah bersedia
untuk memeluk Islam.
Dan sesampainya surat tersebut di Madinah,
Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) segera membacanya (lebih
tepatnya dibacakan, karena sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Rasulullah
(Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) adalah seseorang yang tidak bisa membaca
maupun menulis).
Setelah beliau membaca surat tersebut,
beliau segera sujud (demi mensyukuri nikmat Allah yang satu ini, yakni
keislaman suku Hamadan).
Dan setelah beliau sujud, beliau segera
mengangkat kepalanya dan berkata: {“Keselamatan bagi Hamadan, keselamatan
bagi Hamadan”}.
Inilah kisah mengenai keislaman suku
Hamadan sebagaimana yang dikisahkan oleh syaikh Shafiyyur Rahman dalam
kitabnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Insya Allah pada artikel selanjutnya saya
akan menceritakan mengenai misi Khalid bin Walid yang kedua setelah dia dibebas
tugaskan oleh Rasulullah dari mendakwahi suku Hamadan.
Misi apakah itu?, dan suku Yaman yang mana
lagi yang kali ini memeluk Islam?.
Kisah mengenai misi tersebut Insya Allah
akan saya kisahkan pada artikel selanjutnya.
Was-Salam.