Friday, August 13, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH SAIF BIN DZI YAZIN BERSAMA BANGSA PERSIA (BAG, 8).

 

Hari yang Cerah, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Setidaknya ada 2 bait syair yang disebutkan oleh para ulama selain bait syair milik Saif (yang telah saya sebutkan pada artikel yang lalu) yang bercerita mengenai kemenangan bangsa Persia atas orang-orang Habasyah di Yaman.

Bait syair pertama adalah bait syair karya seseorang yang bernama Abu ash-Shalt bin Abi Rabi’ah ats-Tsaqafiy, bait syair ini disebutkan oleh Ibnu Ishaq dan sebagian besar para ulama di buku-buku mereka.

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: KISAH SAIF BIN DZI YAZINBERSAMA BANGSA PERSIA (BAG, 7).

SEJARAH YAMAN: KISAH SAIF BIN DZI YAZINBERSAMA BANGSA PERSIA (BAG, 9).

Berkata Ibnu Ishaq: “Berkata Abu ash-Shalt bin Abi Rabi’ah ats-Tsaqafiy:

Hendaknya yang meminta pertolongan adalah orang-orang seperti Ibnu Dzi Yazin…

Dia mengarungi lautan untuk kemudian menyerang musuh laksana kilat yang menyambar…

Dia bergerak menuju Kaisar ketika dia merasa perjalanannya ini akan segera berakhir…

Akan tetapi dia tidak mendapati di sisi Kaisar sedikitpun dari apa yang dia minta dan harapkan…

Kemudian dia memutuskan kembali untuk pergi menghadap Kisra setelah berpuluh-puluh…

Tahun dia merendahkan diri di negeri orang dalam keadaan tidak mempunyai harta…

Hingga akhirnya dia pulang sembari membawa orang-orang merdeka…

Sungguh demi umurku, engkau telah benar-benar bergerak dengan sangat cepat…

Demi Allah kelompok yang datang bersamanya tersebut telah membawa suatu kebaikan…

Yang aku tidak pernah melihat sekelompok manusia lain yang semisal dengan mereka…

Seorang pemimpin yang pemberani sang penakluk benteng-benteng yang kemarahannya…

Laksana kemarahan seekor induk singa yang sedang merawat anak-anaknya di dalam sarangnya di tengah hutan…

Mereka melempar anak panah dengan memakai busur-busur hingga seakan-akan mereka itu rengga…

Busur-busur tersebut terbuat dari bambu Persia yang mempercepat laju anak panah…

Engkau telah mengirim seekor singa untuk melawan segerombolan anjing berwarna hitam maka…

Tidak membutuhkan waktu lama hingga segerombolan tersebut kalah dan lari tercerai-berai tanpa arah…

Maka berpestalah engkau karena telah berhasil mengambil kembali mahkotamu dengan rasa aman…

Di atas kastil Gumdan, sebuah kastil yang menjadi rumah tempat bersantaimu…

Berpestalah engkau karena mereka semua telah dikalahkan dan telah dibinasakan…

Turunkanlah pakaianmu pada hari ini hingga melewati mata kaki…

Seluruh kebaikan itu sama sekali tidak sama dengan segelas susu…

Yang dicampur dengan air, karena segelas susu tersebut pada akhirnya hanya akan menjadi kotoran yang di buang…”.

Inilah bait syair yang pertama, adapun bait syair yang kedua adalah karya seseorang yang bernama Adi bin Zaid al-Himyariy, akan tetapi saya tidak akan menyebutkannya pada artikel hari ini.

Dan di dalam bait syair diatas, di sebutkan nama sebuah benteng yaitu benteng Gumdan, as-Suhailiy menjelaskan di dalam kitabnya mengenai benteng Gumdan ini…

Berkata as-Suhailiy: “Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa benteng Gumdan ini dibangun oleh Ya’rub bin Qahthan dan disempurnakan oleh orang-orang setelahnya. Akan tetapi pada akhirnya benteng tersebut berhasil diambil alih oleh seseorang yang bernama Wail atau Watsil bin Himyar bin Saba’ pada saat dia menjadi raja”.

Syaikh Abdurrahman al-Wakil berkata: “Disebutkan di dalam al-Marashid bahwa Gumdan adalah nama sebuah benteng yang terletak di kota Shan’a di negeri Yaman, benteng ini konon menjadi tempat beristirahatnya para raja. Benteng ini tetap berdiri tegak semenjak dibangun hingga zaman pemerintahan Utsman, dimana beliau menghancurkan benteng tersebut.

Di sebutkan pula dalam kitab Mu’jam karya al-Bakriy bahwa benteng Gumdan ini adalah pusatnya kota Shan’a.

Dan di dalam kitab at-Taqwim karya Abu al-Fida’ disebutkan bahwa benteng Gumdan ini adalah sebuah bukit yang sangat besar, dimana terdapat padanya istana raja-raja Yaman”. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Kisah mengenai Saif akan saya lanjutkan pada artikel selanjutnya Insya Allah.

Was-Salam.

 

0 comments:

Post a Comment