Pantai, Gambar diambil dari Pixabay.com. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Alhamdulillah pembahasan mengenai kisah
Saif bin Dzi Yazin juga kisah Abrahah dan kisah bangsa Habasyah secara umum di
tanah Yaman, juga kisah Ashhabul Ukhdud sekaligus penyebab kedatangan
orang-orang Habasyah ke Yaman telah selesai saya tuliskan pada artikel-artikel
yang lalu.
Dan tidak terasa setelah beberapa waktu
lamanya akhirnya kita semakin dekat kepada kisah al-Aswad al-Ansi sang pemimpin
orang-orang murtad di Yaman.
BACA JUGA:
SEJARAH YAMAN: KISAH SAIF BIN DZI YAZINBERSAMA BANGSA PERSIA (BAG, 9).
ASAL-USUL TERJALINNYA HUBUNGAN ANTARA RASULULLAH DENGAN BADZAN (BAG, 1).
Akan tetapi sebelum sampai ke kisah
al-Aswad al-Ansi saya perlu menuliskan terlebih dahulu beberapa kisah dan
kejadian penting yang terjadi dalam kurun waktu antara kematian Saif dan
munculnya al-Aswad al-Ansi.
Kisah dan kejadian penting itulah yang
Insya Allah akan menjadi tema pembahasan artikel kali ini hingga
artikel-artikel selanjutnya. Adapun pembahasan yang ingin saya tuliskan pada
artikel kali ini adalah pembahasan mengenai “bagaimana kelanjutan nasib rakyat
Yaman dan juga nasib bangsa Persia di tanah Yaman setelah kematian Saif sang
raja resmi yang di tunjuk oleh Kisra?...”.
Telah kita ketahui bersama kisah mengenai
kembalinya Wahraz ke tanah Yaman atas perintah Kisra yang dimana kisah tersebut
telah saya tuliskan pada artikel yang lalu, dan rupanya setelah Wahraz
menyelesaikan misinya yaitu membantai semua orang Habasyah yang masih tersisa
di Yaman, dia ditunjuk oleh Kisra sebagai gubernur baru baginya menggantikan
gubernur sebelumnya yang telah wafat yakni Saif. Hal ini sebagaimana yang
dikatakan oleh masing-masing dari Ibnu Ishaq, Ibnu Katsir, as-Suhailiy, Ibnul
Atsir dan Ibnu Jarir ath-Thabariy di buku mereka.
Dan apa yang terjadi setelah diangkatnya
Wahraz sebagai gubernur?.
Berkata Ibnu Ishaq: “Maka setelah
menyelesaikan misinya, Wahraz dan bangsa Persia yang ada di Yaman pun tinggal
dan menetap di negeri tersebut…”.
Adapun Ibnul Atsir maka beliau berkata
setelah menjelaskan mengenai keberhasilan Wahraz menyelesaikan misinya: “Maka
Wahraz pun menulis sebuah surat yang ditujukannya kepada Kisra, surat tersebut
berisi laporan mengenai keberhasilannya dalam menuntaskan misi yang diembankan
kepadanya.
Setelah itu Kisra memutuskan untuk
melantiknya sebagai gubernur baru bagi dirinya di tanah Yaman menggantikan
Saif. Maka setelah dilantik Wahraz kembali melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai
gubernur hingga dia meninggal”.
Ibnu Ishaq melanjutkan: “…Kemudian Wahraz
meninggal, dan dia digantikan oleh anaknya yang ditunjuk oleh Kisra sebagai
pengganti sang ayah dalam mengurusi negeri Yaman, anaknya tersebut bernama
al-Marzaban bin Wahraz.
Kemudian selang beberapa waktu kemudian
al-Marzaban ini wafat, maka Kisra kembali menunjuk gubernur baru untuk
menggantikannya. Kisra memutuskan untuk mengangkat anak al-Marzaban sebagai
gubernur baru menggantikan ayahnya yang telah wafat. Anak ini bernama at-Tinjan
bin al-Marzaban.
Kemudian ketika at-Tinjan wafat, Kisra
menunjuk anak at-Tinjan sebagai gubernur baru bagi dirinya di tanah Yaman. Akan
tetapi tidak lama kemudian Kisra memecat anak at-Tinjan ini dari jabatannya,
dan sebagai gantinya dia menunjuk seseorang yang bernama Badzan untuk
menggantikan anak at-Tinjan tadi untuk menjadi gubernur di Yaman.
Maka Badzan pun naik menjadi gubernur atas negeri
Yaman hingga Allah (‘Azza Wa Jalla) mengutus Nabi Muhammad (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam)”.
Badzan ini nantinya akan mempunyai kisah
sendiri bersama Nabi kita tercinta Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
Siapakah nama anak at-Tinjan?. Berkata Ibnul
Atsir juga Ibnu Jarir bahwa namanya adalah Khurra Khasrah bin at-Tinjan bin
al-Marzuban bin Wahraz atau Wahriz.
Ibnul Atsir berkata setelah itu: “Dikatakan
juga bahwa Kisra Anusyiruwan menunjuk seseorang yang bernama Zurain untuk
menjadi gubernur menggantikan Wahraz.
Dan orang ini konon adalah orang yang gemar
melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak wajar dan diluar batas kebiasaan
manusia pada umumnya. Konon jika dia ingin berkendara (ke mana saja) dia akan
terlebih dahulu membunuh seseorang, kemudian setelah itu dia akan pergi menuju
ke tempat tinggal orang yang dibunuhnya tersebut untuk kemudian dia
berjalan-jalan dan berlalu-lalang dihadapan kerabat dan keluarga dekat si
korban (hingga waktu yang tidak ditentukan).
Orang ini tetap memerintah di Yaman hingga
Kisra Anusyiruwan meninggal. Dan ketika anak Anusyiruwan yang bernama Hurmuz
naik tahta menggantikan ayahnya, dia segera mencopot si Zurain tadi dari
jabatannya.
Para ulama dan sejarawan sendiri banyak
yang berbeda pendapat mengenai para gubernur Kisra atas tanah Yaman, dan saya
sendiri tidak melihat adanya faedah dari penyebutan perbedaan pendapat tersebut”.
Inilah yang dikatakan oleh Ibnul Atsir di dalam kitabnya. Wallahu A’lam
Bish-Shawab.
Insya Allah pada artikel selanjutnya saya
akan menuliskan mengenai kisah Badzan bersama Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam).
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment