Sunday, August 15, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH PARA GUBERNUR KISRA ATAS NEGERI YAMAN.

 

Pantai, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Alhamdulillah pembahasan mengenai kisah Saif bin Dzi Yazin juga kisah Abrahah dan kisah bangsa Habasyah secara umum di tanah Yaman, juga kisah Ashhabul Ukhdud sekaligus penyebab kedatangan orang-orang Habasyah ke Yaman telah selesai saya tuliskan pada artikel-artikel yang lalu.

Dan tidak terasa setelah beberapa waktu lamanya akhirnya kita semakin dekat kepada kisah al-Aswad al-Ansi sang pemimpin orang-orang murtad di Yaman.

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: KISAH SAIF BIN DZI YAZINBERSAMA BANGSA PERSIA (BAG, 9).

ASAL-USUL TERJALINNYA HUBUNGAN ANTARA RASULULLAH DENGAN BADZAN (BAG, 1).

Akan tetapi sebelum sampai ke kisah al-Aswad al-Ansi saya perlu menuliskan terlebih dahulu beberapa kisah dan kejadian penting yang terjadi dalam kurun waktu antara kematian Saif dan munculnya al-Aswad al-Ansi.

Kisah dan kejadian penting itulah yang Insya Allah akan menjadi tema pembahasan artikel kali ini hingga artikel-artikel selanjutnya. Adapun pembahasan yang ingin saya tuliskan pada artikel kali ini adalah pembahasan mengenai “bagaimana kelanjutan nasib rakyat Yaman dan juga nasib bangsa Persia di tanah Yaman setelah kematian Saif sang raja resmi yang di tunjuk oleh Kisra?...”.

Telah kita ketahui bersama kisah mengenai kembalinya Wahraz ke tanah Yaman atas perintah Kisra yang dimana kisah tersebut telah saya tuliskan pada artikel yang lalu, dan rupanya setelah Wahraz menyelesaikan misinya yaitu membantai semua orang Habasyah yang masih tersisa di Yaman, dia ditunjuk oleh Kisra sebagai gubernur baru baginya menggantikan gubernur sebelumnya yang telah wafat yakni Saif. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh masing-masing dari Ibnu Ishaq, Ibnu Katsir, as-Suhailiy, Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir ath-Thabariy di buku mereka.

Dan apa yang terjadi setelah diangkatnya Wahraz sebagai gubernur?.

Berkata Ibnu Ishaq: “Maka setelah menyelesaikan misinya, Wahraz dan bangsa Persia yang ada di Yaman pun tinggal dan menetap di negeri tersebut…”.

Adapun Ibnul Atsir maka beliau berkata setelah menjelaskan mengenai keberhasilan Wahraz menyelesaikan misinya: “Maka Wahraz pun menulis sebuah surat yang ditujukannya kepada Kisra, surat tersebut berisi laporan mengenai keberhasilannya dalam menuntaskan misi yang diembankan kepadanya.

Setelah itu Kisra memutuskan untuk melantiknya sebagai gubernur baru bagi dirinya di tanah Yaman menggantikan Saif. Maka setelah dilantik Wahraz kembali melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai gubernur hingga dia meninggal”.

Ibnu Ishaq melanjutkan: “…Kemudian Wahraz meninggal, dan dia digantikan oleh anaknya yang ditunjuk oleh Kisra sebagai pengganti sang ayah dalam mengurusi negeri Yaman, anaknya tersebut bernama al-Marzaban bin Wahraz.

Kemudian selang beberapa waktu kemudian al-Marzaban ini wafat, maka Kisra kembali menunjuk gubernur baru untuk menggantikannya. Kisra memutuskan untuk mengangkat anak al-Marzaban sebagai gubernur baru menggantikan ayahnya yang telah wafat. Anak ini bernama at-Tinjan bin al-Marzaban.

Kemudian ketika at-Tinjan wafat, Kisra menunjuk anak at-Tinjan sebagai gubernur baru bagi dirinya di tanah Yaman. Akan tetapi tidak lama kemudian Kisra memecat anak at-Tinjan ini dari jabatannya, dan sebagai gantinya dia menunjuk seseorang yang bernama Badzan untuk menggantikan anak at-Tinjan tadi untuk menjadi gubernur di Yaman.

Maka Badzan pun naik menjadi gubernur atas negeri Yaman hingga Allah (‘Azza Wa Jalla) mengutus Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)”.

Badzan ini nantinya akan mempunyai kisah sendiri bersama Nabi kita tercinta Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

Siapakah nama anak at-Tinjan?. Berkata Ibnul Atsir juga Ibnu Jarir bahwa namanya adalah Khurra Khasrah bin at-Tinjan bin al-Marzuban bin Wahraz atau Wahriz.

Ibnul Atsir berkata setelah itu: “Dikatakan juga bahwa Kisra Anusyiruwan menunjuk seseorang yang bernama Zurain untuk menjadi gubernur menggantikan Wahraz.

Dan orang ini konon adalah orang yang gemar melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak wajar dan diluar batas kebiasaan manusia pada umumnya. Konon jika dia ingin berkendara (ke mana saja) dia akan terlebih dahulu membunuh seseorang, kemudian setelah itu dia akan pergi menuju ke tempat tinggal orang yang dibunuhnya tersebut untuk kemudian dia berjalan-jalan dan berlalu-lalang dihadapan kerabat dan keluarga dekat si korban (hingga waktu yang tidak ditentukan).

Orang ini tetap memerintah di Yaman hingga Kisra Anusyiruwan meninggal. Dan ketika anak Anusyiruwan yang bernama Hurmuz naik tahta menggantikan ayahnya, dia segera mencopot si Zurain tadi dari jabatannya.

Para ulama dan sejarawan sendiri banyak yang berbeda pendapat mengenai para gubernur Kisra atas tanah Yaman, dan saya sendiri tidak melihat adanya faedah dari penyebutan perbedaan pendapat tersebut”. Inilah yang dikatakan oleh Ibnul Atsir di dalam kitabnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Insya Allah pada artikel selanjutnya saya akan menuliskan mengenai kisah Badzan bersama Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

Was-Salam.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment