Sunday, August 1, 2021

“DAN SI SAKIT TIDAK MAMPU HIDUP SETELAH DIA TIBA DI NEGERINYA…”.

 

Fajar dengan Kabut Tipis, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Ibnu Ishaq berkata dalam rangka menjelaskan perihal apa yang terjadi di tanah arab setelah peristiwa tercerai berainya pasukan bergajah, beliau berkata: “Ketika Allah menghancurkan sekaligus menghalangi pasukan bergajah dari memasuki Makkah, juga menimpakan adzab yang sangat pedih kepada mereka. Bangsa arabpun semakin memuliakan suku Quraisy, dimana mereka berkata: “Mereka suku Quraisy adalah keluarga Allah, Allah berperang demi mereka dan mengalahkan musuh-musuhNya juga demi mereka”.

Tidak cukup hanya dengan kata-kata biasa, bangsa arab juga membuat bait-bait syair demi memperingati apa yang telah Allah (‘Azza Wa Jalla) perbuat terhadap orang-orang Habasyah, juga pembelaanNya atas suku Quraisy dalam menghadapi makar Abrahah dan pasukannya.

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 16).

SEJARAH YAMAN: KISAH SAIF BIN DZI YAZIN BERSAMA BANGSA PERSIA (BAG, 1).

Peristiwa pasukan bergajah ini sendiri terjadi pada permulaan bulan Muharram, tahun 886 menurut penanggalan Dzul Qarnain. Maksud dari penanggalan Dzul Qarnain sendiri adalah: penanggalan yang dipakai oleh Dzul Qarnain ke-2 yang bernama Aleksander bin Philips bin Mashrim bin Hurmus bin Mathyun bin Rumiy bin Lanthiy bin Yunan bin Yafits bin Yunah bin Syarkhun bin Rumah bin Syarfuth bin Taufil bin Rumiy bin al-Ashfar bin Yaquz bin al-‘Aish bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil. Perihal penanggalan diatas, maka hal itu disebutkan oleh Ibnu Katsir juga as-Suhailiy. Adapun nasab Dzul Qarnain ke-2 maka hal itu disebutkan oleh Ibnu Katsir di bukunya al-Bidayah wan-Nihayah. Wallahu A’lam.

Ibnu Katsir juga mengatakan: “Di tahun itulah Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) dilahirkan, dan inilah pendapat yang paling masyhur. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi beberapa tahun sebelum beliau dilahirkan”. Wallahu A’lam.

Ibnu Ishaq sendiri setelah menyebutkan perihal pengagungan bangsa arab terhadap suku Quraisy, beliau menyebutkan sebagian bait syair yang dilantunkan oleh sebagian orang dalam rangka memperingati peristiwa hancurnya pasukan bergajah. Diantara syair-syair tersebut adalah sebagai berikut…

Berkata Ibnu Ishaq: “Berkata Thalib bin Abi Thalib ibn Abdil Muththalib:

Apakah kalian tidak mengetahui akan apa yang terjadi pada perang Dahis…

Dan apa yang terjadi pada bala tentara Abu Yaksum ketika mereka memenuhi lembah…

Jikalau saja bukan karena pertolongan Allah dan tidak ada selainNya…

Maka sungguh kalian tidak akan mampu menghalau mereka…”.

Abu Yaksum adalah nama panggilan Abrahah.

Ibnu Ishaq melanjutkan: “Berkata Abu ash-Shalt bin Abi Rabi’ah ats-Tsaqafiy ketika mensifati gajah yang dibawa oleh Abrahah dan pasukannya, dan dia juga menyebut-nyebut agama al-Hanifiyyah agamanya Nabi Ibrahim (‘Alaihis Salam):

Sesungguhnya ayat-ayat Rabb kami sangatlah jelas…

Tidak ada yang mengingkarinya selain orang-orang kafir…

Dialah yang menciptakan malam dan siang…

Dan setiap dari keduanya sangatlah jelas dan waktu nya juga sangatlah terukur…

Kemudian Rabb Yang Maha Pengasih memunculkan siang…

Dengan Mahat sang matahari yang sinarnya menyebar mencakup seluruh dunia…

Dialah juga Rabb yang telah menahan gajah di al-Mugammas…

Hingga gajah tersebut terus menerus duduk seakan-akan sedang tersembelih…

Gajah tersebut tidak mau bergerak seakan-akan…

Batu gunung besar yang baru saja terjatuh…

Disekitarnya terdapat raja-raja Kindah para pahlawan…

Sekaligus para pemimpin yang di medan perang laksana burung-burung Elang…

Kemudian tiba-tiba mereka semua panik dan meninggalkan gajah tersebut…

Dan setiap dari mereka tiba-tiba tulang betisnya hancur lebur…

Semua agama pada hari kiamat nanti…

Di sisi Allah akan sirna tidak bermanfaat kecuali agama al-Hanifiyyah…”.

Ibnu Ishaq juga menyebutkan bait syair milik Abdullah bin az-Zaba’riy yang bunyinya sebagai berikut…

Mereka semua berpaling dari kota Makkah…

Sungguh dahulu kota tersebut tidak pernah di ganggu kehormatannya…

Bait-bait syairku tidaklah dibuat pada malam-malam ketika Makkah diharamkan…

Karena tidak adanya manusia mulia yang memperhatikannya…

Tanyalah kepada komando pasukan perihal Makkah itu apa yang dia lihat…

Maka orang-orang yang tahu akan mengkhabari orang-orang yang belum tahu…

60.000 orang dimana mereka semua tidak mampu pulang ke negeri mereka…

Dan si sakit tidak mampu hidup setelah dia tiba di negerinya…

Dahulu di Makkah tersebut terdapat ‘Ad dan Jurhum sebelum mereka…

Dan Allah-lah dari atas langit yang menjaganya (Makkah)…”.

Maksud dari “si sakit” yang tidak mampu hidup setelah tiba di negerinya adalah Abrahah. Dimana kisahnya telah saya sebutkan pada artikel yang lalu.

Insya Allah kisah mengenai nasib rakyat Yaman sepeninggal Abrahah akan saya sebutkan pada artikel selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment