Tuesday, August 31, 2021

KEISLAMAN SUKU-SUKU YAMAN (BAG, 1).

 

Gambar oleh Rajesh Balouria dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Keislaman suku Yaman yang akan saya bahas pertama kali adalah keislaman suku Hamadan. Kisah mengenai keislaman suku ini juga suku-suku yang lain saya ambil dari buku karangan syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuriy yang berjudul Raudhatul Anwar fi Sirati an-Nabiyyil Mukhtar Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuriy berkata ketika menceritakan mengenai keislaman suku Hamadan: “Hamadan adalah sebuah kabilah yang sangat terkenal dari negeri Yaman. Utusan suku ini tiba di Madinah pada tahun 9 Hijriyah, lebih tepatnya setelah Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) pulang dari Tabuk, dan diantara rombongan mereka ini terdapat seseorang yang bernama Malik bin an-Namth, dia adalah seorang penyair yang handal…”.

BACA JUGA:

SURAT RASULULLAH (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM) YANG BELIAU PERUNTUKKAN BAGI RAJA-RAJA HIMYAR.

KEISLAMAN SUKU-SUKU YAMAN (BAG, 2). 

Kemudian beliau menyebutkan satu bait syair karangan Malik bin an-Namth, dan setelah itu beliau kembali melanjutkan perkataannya: “…Setelah itu Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) mengirim sebuah surat kepada suku Hamadan yang berisi jawaban dari beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh suku Hamadan kepada Rasulullah. Beliau juga memutuskan untuk menjadikan Malik bin an-Namth sebagai pemimpin bagi anggota sukunya yang telah memeluk Islam.

Lalu setelah beliau menyelesaikan urusannya dengan utusan suku Hamadan, beliau mengirim sahabat Khalid bin Walid menuju perkampungan suku Hamadan demi mengajak para anggota suku tersebut yang belum memeluk Islam agar mereka bersedia memeluk Islam sebagaimana yang dilakukan oleh saudara-saudara mereka yang lain.

Maka berangkatlah Khalid menuju perkampungan mereka, dan sesampainya Khalid di sana, dia segera mengajak segenap penduduk Hamadan yang belum memeluk Islam untuk memeluk Islam. Akan tetapi ternyata mereka enggan untuk memeluk Islam, dimana keputusan mereka tersebut memaksa Khalid untuk berdiam dan menetap di perkampungan mereka hingga 6 bulan lamanya (beliau melakukan hal tersebut karena Rasulullah belum memerintahkan beliau untuk melakukan hal-hal lain seperti: pulang ke Madinah, atau memerangi anggota suku Hamadan tersebut).

Dan ketika Rasulullah mendengar kabar akan enggannya anggota suku Hamadan yang tersisa untuk memeluk Islam, beliau pun memutuskan untuk mengganti Khalid dengan Ali bin Abi Thalib sebagai pendakwah di sana.

Maka berangkatlah Ali menuju perkampungan suku Hamadan tempat Khalid berdakwah, sebelum Ali berangkat Rasulullah memerintahkannya agar sesampainya dia di sana, dia harus membebas tugaskan Khalid dari tugasnya sekarang (yakni berdakwah, hal tersebut beliau lakukan agar beliau bisa memakai tenaga Khalid untuk menyelesaikan misi-misi lain yang memang lebih cocok dengan keahlian seorang Khalid bin Walid).

Sesampainya Ali di perkampungan suku Hamadan, dia segera membebas tugaskan Khalid dari tugasnya semula sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah. Dan setelah itu Ali segera memulai dakwahnya.

Yang pertama kali Ali lakukan sebagai pendakwah di tengah-tengah suku Hamadan adalah membacakan surat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) kepada segenap penduduk perkampungan tersebut, kemudian setelah itu beliau segera mengajak mereka untuk memeluk Islam, dan tanpa di sangka ternyata kali ini penduduk Hamadan bersedia untuk memeluk Islam.

Ali pun segera menulis sebuah surat kepada Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam), dimana pada surat tersebut beliau memberitahu Rasulullah bahwa anggota suku Hamadan yang tersisa telah bersedia untuk memeluk Islam.

Dan sesampainya surat tersebut di Madinah, Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) segera membacanya (lebih tepatnya dibacakan, karena sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) adalah seseorang yang tidak bisa membaca maupun menulis).

Setelah beliau membaca surat tersebut, beliau segera sujud (demi mensyukuri nikmat Allah yang satu ini, yakni keislaman suku Hamadan).

Dan setelah beliau sujud, beliau segera mengangkat kepalanya dan berkata: {“Keselamatan bagi Hamadan, keselamatan bagi Hamadan”}.

Inilah kisah mengenai keislaman suku Hamadan sebagaimana yang dikisahkan oleh syaikh Shafiyyur Rahman dalam kitabnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.  

Insya Allah pada artikel selanjutnya saya akan menceritakan mengenai misi Khalid bin Walid yang kedua setelah dia dibebas tugaskan oleh Rasulullah dari mendakwahi suku Hamadan.

Misi apakah itu?, dan suku Yaman yang mana lagi yang kali ini memeluk Islam?.

Kisah mengenai misi tersebut Insya Allah akan saya kisahkan pada artikel selanjutnya.

Was-Salam.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment