Thursday, August 19, 2021

KISAH BADZAN BERSAMA RASULULLAH (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM) (BAG, 1).

 

Balon Udara, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Ibnu Jarir dan Ibnul Atsir berkata bahwa isi dari surat yang Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) peruntukkan bagi Kisra adalah sebagaimana berikut: {“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah kepada Kisra raja Persia, keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk sekaligus beriman kepada Allah dan rasulNya dan bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Sesungguhnya aku menyerumu dengan seruan Allah, dan sungguh aku ini adalah utusan Allah untuk semua manusia, agar aku bisa memperingati {“Siapa saja yang hidup dan agar ketetapan (adzab) menjadi pasti bagi orang-orang kafir”}. Maka oleh karena itu masuk Islamlah engkau, karena jika tidak, maka engkau harus menanggung dosa semua orang Majusi”}.

BACA JUGA:

ASAL-USUL TERJALINNYA HUBUNGAN ANTARA RASULULLAH DENGAN BADZAN (BAG, 2).

KISAH BADZAN BERSAMA RASULULLAH (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM) (BAG, 2).

Berkata Ibnu Jarir: “Setelah Kisra membaca surat dari Rasulullah tersebut, dia segera merobeknya dan berkata: ‘Dia menuliskan ini semua kepadaku padahal dia hanyalah seorang hamba sahayaku!’”.

Ibnu Jarir melanjutkan: “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami Salamah dari Muhammad bin Ishaq dari Abdullah bin Abi Bakr dari az-Zuhriy dari Abu Salamah bin Abdur Rahman bin Auf bahwasanya Abdullah bin Hudzafah mendatangi Kisra sembari membawa surat dari Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) yang beliau peruntukkan bagi Kisra, dan setelah Kisra membaca surat tersebut dia langsung merobeknya. Maka Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) bersabda: {“Kerajaannya sungguh akan dirobek-robek pula!”} ketika beliau mendengar kabar bahwa Kisra merobek suratnya.

Kemudian setelah itu Kisra mengirimkan sebuah surat kepada Badzan yang menjadi gubernurnya di Yaman yang bunyinya sebagaimana berikut: “Hendaknya engkau mengirimkan 2 orang kuat lagi kasar dari prajuritmu menuju ke negeri Hijaz tempat lelaki yang mengirimiku surat ini, dan sesampainya mereka berdua disana hendaknya mereka berdua membawa dan menyeret lelaki ini ke hadapanku!!”.

Adapun Ibnu Ishaq maka beliau berkata: “Kisra menulis sebuah surat kepada Badzan yang isinya: ‘Sesungguhnya aku telah mendengar suatu kabar mengenai kemunculan seorang lelaki dari suku Quraisy di Makkah, dimana dia keluar sembari mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi. Maka hendaknya engkau keluar sekarang juga menuju Makkah untuk menemuinya dan menyuruhnya untuk bertaubat, dan jika dia bersedia untuk bertaubat, maka biarkan dia. Akan tetapi jika dia enggan untuk bertaubat, maka kirimkanlah kepadaku kepala lelaki itu!!”.

Berkata Ibnul Atsir: “Setelah membaca surat dari Kisra, Badzan segera mengirim seseorang yang bernama Nabuh (adapun Ibnu Jarir beliau menuliskan bahwa nama orang ini adalah Babawaih), dia adalah seseorang yang sangat ahli dalam menulis dan menghitung. Badzan juga mengirim orang kedua yang bernama Khurra Khusrah.

Sebelum mereka berdua berangkat, Badzan menulis sebuah surat yang diserahkannya kepada kedua utusannya agar nanti sesampainya mereka berdua di negeri tempat tinggal orang tersebut (Nabi Muhammad) hendaknya mereka berdua menyerahkan surat tadi kepadanya, adapun surat itu sendiri berisi perintah agar hendaknya dia mengikuti kedua orang utusan tadi pergi menuju ke negeri Persia dan menghadap Kisra disana.

Badzan juga memberi tugas khusus bagi Nabuh agar dia memberinya kabar mengenai sosok Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam). Setelah semuanya selesai berangkatlah kedua utusan tadi menuju negeri Hijaz.

Orang-orang Quraisy sendiri ketika mereka mendengar akan kemarahan Kisra kepada Nabi Muhammad, mereka berkata kepada satu sama lain: “Bergembiralah kalian karena sang raja diraja Kisra benar-benar telah serius ingin mengurusi sendiri urusannya (yakni Muhammad, maksudnya adalah bahwa Kisra telah benar-benar berniat untuk membungkam mulut Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)). Kalian wahai sekalian orang Quraisy telah dicukupi oleh Kisra dari masalah yang dibawa olehnya”.

Adapun Ibnu Jarir maka beliau berkata: “Sebelum kedua utusan tersebut berangkat, Badzan berkata kepada Babawaih (yakni Nabuh): “Datangilah negeri tempat tinggal orang ini, dan sesampainya engkau disana ajak bicaralah dia dan kirimlah kepadaku mengenai kabarnya sekaligus urusannya!”.

Lalu setelah dirasa cukup semua persiapan yang diperlukan oleh keduanya demi menempuh perjalanan jauh ini, berangkatlah kedua utusan tadi hingga mereka sampai di negeri Thaif. Di negeri tersebut mereka menjumpai sekelompok orang dari suku Quraisy di sebuah tanah yang sangat subur, maka mereka berdua bertanya kepada sekelompok orang Quraisy tadi mengenai tempat tinggal Nabi Muhammad.

Orang-orang Quraisy tadi segera menjawab bahwa dia saat ini sedang menetap di kota Madinah, dan ketika mereka berdua telah beranjak pergi orang-orang Quraisy tadi sangat gembira ketika mengetahui bahwa Kisra telah memiliki sebuah masalah dengan Nabi Muhammad…”.

Kemudian setelah itu mereka berkata kepada satu sama lain perkataan yang telah di sebutkan diatas. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Insya Allah kisah ini akan berlanjut di artikel selanjutnya.

Was-Salam.

 

 



0 comments:

Post a Comment