Mercu Suar, Gambar diambil dari Pixabay.com. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Apakah arti dan kandungan dari kata
‘perang’ bagi masyarakat Jahiliyah?.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masa
Jahiliyah adalah suatu masa dimana masyarakat arab pada umumnya masih tenggelam
dalam kebodohan, dimana mereka bisa menyerang satu sama lain hanya dikarenakan
sebab yang sangat sepele hingga terjadilah perang berkepanjangan yang bahkan
perang tersebut bisa berlangsung selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Oleh
karena itu… ‘apakah arti dan kandungan dari kata ‘perang’ bagi masyarakat
Jahiliyah?’.
BACA JUGA:
“AKAN MENJADI MILIK SIAPAKAH KERAJAANDZIMAR?”.
KEDATANGAN UTUSAN SUKU-SUKU ARAB KE KOTA MADINAH.
Berkata syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuriy di dalam kitabnya yang berjudul Raudhatul Anwar fi Sirati an-Nabiyyil Mukhtar Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam di halaman 168, beliau berkata: “Dahulu di masa Jahiliyah (masa sebelum datangnya Islam) kata ‘perang’ itu berarti: membunuh, menghancur leburkan, membakar, menghancurkan, merampok, merampas, melecehkan kehormatan, membuat kerusakan di atas muka Bumi, memporak porandakan kebun dan ladang sekaligus membantai hewan-hewan ternak dan manusia tanpa ada rasa belas kasihan.
Dan ketika Islam datang, Islam merubah
secara total pengertian dari ‘perang’ tadi. Dimana arti dan kandungan yang baru
bagi kata ‘perang’ sesudah datangnya Islam adalah: menolong orang-orang yang
terdzalimi, menghukum para pelaku kejahatan yakni orang-orang yang berbuat
dzalim, menyebarkan rasa aman dan damai di seluruh penjuru negeri (yang
dikuasai oleh kaum muslimin), menegakkan keadilan, menyelamatkan orang-orang
yang lemah dari penindasan yang dilakukan oleh orang-orang yang kuat, dan yang
terpenting adalah mengeluarkan ummat manusia dari jerat penghambaan kepada
sesama manusia menuju ke penghambaan kepada Allah (Subhanahu Wa Ta’ala)
saja, dan juga menyelamatkan ummat manusia dari dzalimnya agama-agama menuju
adilnya Islam.
Diantara ciri-ciri orang arab adalah:
mereka tidak akan mau tunduk kepada siapapun walau harga yang harus dibayar
sangatlah mahal yakni perang yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun
lamanya juga banyaknya korban yang berjatuhan.
Hal tersebut bisa kita lihat dari catatan-catatan
sejarah yang menggambarkan mengenai perang Basus, dimana pada perang ini suku
Bakr berhadapan dengan suku Taglib, kedua suku ini saling menyerang dan saling
membunuh selama kurun waktu 40 tahun lamanya. Adapun korban yang berjatuhan
pada perang tersebut mencapai angka 70.000 jiwa. Walaupun begitu tidak ada
diantara kedua suku tersebut yang mempunyai keinginan untuk menyerah dan
menyudahi peperangan.
Adapun peperangan yang terjadi antara suku
Aus dan Khazraj berlangsung selama lebih dari 100 tahun lamanya, dan selama itu
tidak ada diantara keduanya yang mau menyerah dan tunduk kepada yang lain.
Inilah ciri-ciri orang arab Jahiliyah yang hidup pada masa Jahiliyah, suatu
masa sebelum datangnya Islam: melanjutkan perang dan jangan sekali-kali tunduk
kepada musuh.
Dan ketika Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam) muncul dengan membawa risalah Islam, orang-orang arab pun berusaha
menyeret beliau menuju ke peperangan yang berkepanjangan sebagaimana biasanya.
Akan tetapi beliau memilih untuk tidak membiarkan dirinya ikut terseret menuju
arus yang melelahkan tersebut, dimana beliau menghadapi mereka dengan siasat
yang lebih jitu dari yang dimiliki oleh orang-orang arab tersebut.
Beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)
lebih memilih untuk menaklukkan hati mereka terlebih dahulu sebelum menaklukkan
negeri mereka (yang pastinya jika beliau tergesa-gesa untuk menaklukkan negeri
mereka sebelum hati mereka, maka bisa dipastikan bahwa beliau akan benar-benar
terseret masuk ke dalam arus peperangan yang tiada henti yang bahkan sangat
mungkin arus ini bisa menghancurkan dakwah Islam dalam sekejap, karena para
pembelanya sudah terlalu lelah untuk menyebarkan ajaran mulia ini ke seluruh
penjuru dunia).
Maka jika kita membandingkan antara hasil
dan buah yang dipetik oleh beliau dari peperangan yang beliau jalani (dimana
peperangan tersebut di dahului dengan menaklukkan hati musuh) dengan hasil dan
buah yang dipetik oleh orang-orang arab dari peperangan yang mereka jalani di
masa Jahiliyah, kita pasti akan melihat sesuatu yang sangat menakjubkan.
Dimana total dari korban yang berjatuhan
akibat peperangan yang dijalani oleh Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)
baik itu dari kaum muslimin maupun kaum musyrik arab, juga Yahudi dan Nashrani,
total korban yang berjatuhan dari keempat kelompok tersebut jika digabung
adalah tidak lebih dari angka 1.000 jiwa. Adapun waktu yang dihabiskan oleh
beliau dalam menjalani peperangan tersebut hanyalah 8 tahun saja.
Akan tetapi walaupun waktu yang dihabiskan
oleh beliau untuk menaklukkan seluruh jazirah arab hanyalah 8 tahun, beliau
ternyata berhasil menundukkan seluruh jazirah arab secara keseluruhan dalam
kurun waktu tersebut.
Dimana setelah beliau menundukkan seluruh
jazirah arab, beliau pun menyebarkan rasa aman dan damai di seluruh penjuru
jazirah tersebut. Maka cobalah perhatikan sekarang apakah semua hasil tersebut
mampu beliau dapatkan hanya dengan kekuatan pedang? (ataukah ada sebab-sebab
lain yang membantu beliau untuk menundukkan sebuah dataran yang sangat luas
tersebut?).
Terlebih lagi bangsa yang beliau hadapi di
jazirah arab tersebut adalah suatu bangsa yang sangat gemar berperang dan
sangat gemar menghabisi satu sama lain hanya dikarenakan sebab-sebab yang
sangat sepele, juga mereka adalah suatu bangsa yang rela mengorbankan
beribu-beribu jiwa tanpa memikirkan akan solusi perdamaian sama sekali… (apakah
mungkin beliau mampu menaklukkan bangsa semacam ini dalam kurun waktu 8 tahun
hanya dengan kekuatan pedang?, ataukah ada sebab-sebab yang lain yang membantu
beliau menaklukkan mereka?).
Jawaban dari pertanyaan “apakah beliau
mampu menaklukkan bangsa semacam ini hanya menggunakan kekuatan pedang?”
adalah: sama sekali tidak bisa!!!. Semua pencapaian tersebut tidak lain adalah
tanda-tanda kenabian sekaligus rahmat, juga pertanda bahwa beliau adalah
seorang utusan Allah sekaligus hikmah, juga semua itu dikarenakan dakwah beliau
yang membawa kedamaian bagi seluruh alam sekaligus mukjizat, dan juga itu semua
pertanda akan kemuliaan yang Allah (‘Azza Wa Jalla) berikan kepada
beliau sekaligus nikmatNya atas beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)”.
Pembahasan ini sebenarnya tidak ada sangkut
pautnya secara langsung dengan pembahasan kita mengenai dakwah Islam di Yaman,
akan tetapi karena bagi saya pembahasan ini sangat menarik maka saya tulislah
pembahasan ini pada artikel hari ini. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Dan Insya Allah kisah mengenai dakwah Islam
di Yaman akan saya kisahkan pada artikel selanjutnya.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment