Wednesday, August 25, 2021

APAKAH ARTI DAN KANDUNGAN KATA ‘PERANG’ BAGI MASYARAKAT JAHILIYAH?.

 

Mercu Suar, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Apakah arti dan kandungan dari kata ‘perang’ bagi masyarakat Jahiliyah?.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masa Jahiliyah adalah suatu masa dimana masyarakat arab pada umumnya masih tenggelam dalam kebodohan, dimana mereka bisa menyerang satu sama lain hanya dikarenakan sebab yang sangat sepele hingga terjadilah perang berkepanjangan yang bahkan perang tersebut bisa berlangsung selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Oleh karena itu… ‘apakah arti dan kandungan dari kata ‘perang’ bagi masyarakat Jahiliyah?’.

BACA JUGA:

“AKAN MENJADI MILIK SIAPAKAH KERAJAANDZIMAR?”.

KEDATANGAN UTUSAN SUKU-SUKU ARAB KE KOTA MADINAH.

Berkata syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuriy di dalam kitabnya yang berjudul Raudhatul Anwar fi Sirati an-Nabiyyil Mukhtar Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam di halaman 168, beliau berkata: “Dahulu di masa Jahiliyah (masa sebelum datangnya Islam) kata ‘perang’ itu berarti: membunuh, menghancur leburkan, membakar, menghancurkan, merampok, merampas, melecehkan kehormatan, membuat kerusakan di atas muka Bumi, memporak porandakan kebun dan ladang sekaligus membantai hewan-hewan ternak dan manusia tanpa ada rasa belas kasihan.

Dan ketika Islam datang, Islam merubah secara total pengertian dari ‘perang’ tadi. Dimana arti dan kandungan yang baru bagi kata ‘perang’ sesudah datangnya Islam adalah: menolong orang-orang yang terdzalimi, menghukum para pelaku kejahatan yakni orang-orang yang berbuat dzalim, menyebarkan rasa aman dan damai di seluruh penjuru negeri (yang dikuasai oleh kaum muslimin), menegakkan keadilan, menyelamatkan orang-orang yang lemah dari penindasan yang dilakukan oleh orang-orang yang kuat, dan yang terpenting adalah mengeluarkan ummat manusia dari jerat penghambaan kepada sesama manusia menuju ke penghambaan kepada Allah (Subhanahu Wa Ta’ala) saja, dan juga menyelamatkan ummat manusia dari dzalimnya agama-agama menuju adilnya Islam.

Diantara ciri-ciri orang arab adalah: mereka tidak akan mau tunduk kepada siapapun walau harga yang harus dibayar sangatlah mahal yakni perang yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun lamanya juga banyaknya korban yang berjatuhan.

Hal tersebut bisa kita lihat dari catatan-catatan sejarah yang menggambarkan mengenai perang Basus, dimana pada perang ini suku Bakr berhadapan dengan suku Taglib, kedua suku ini saling menyerang dan saling membunuh selama kurun waktu 40 tahun lamanya. Adapun korban yang berjatuhan pada perang tersebut mencapai angka 70.000 jiwa. Walaupun begitu tidak ada diantara kedua suku tersebut yang mempunyai keinginan untuk menyerah dan menyudahi peperangan.

Adapun peperangan yang terjadi antara suku Aus dan Khazraj berlangsung selama lebih dari 100 tahun lamanya, dan selama itu tidak ada diantara keduanya yang mau menyerah dan tunduk kepada yang lain. Inilah ciri-ciri orang arab Jahiliyah yang hidup pada masa Jahiliyah, suatu masa sebelum datangnya Islam: melanjutkan perang dan jangan sekali-kali tunduk kepada musuh.

Dan ketika Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) muncul dengan membawa risalah Islam, orang-orang arab pun berusaha menyeret beliau menuju ke peperangan yang berkepanjangan sebagaimana biasanya. Akan tetapi beliau memilih untuk tidak membiarkan dirinya ikut terseret menuju arus yang melelahkan tersebut, dimana beliau menghadapi mereka dengan siasat yang lebih jitu dari yang dimiliki oleh orang-orang arab tersebut.

Beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) lebih memilih untuk menaklukkan hati mereka terlebih dahulu sebelum menaklukkan negeri mereka (yang pastinya jika beliau tergesa-gesa untuk menaklukkan negeri mereka sebelum hati mereka, maka bisa dipastikan bahwa beliau akan benar-benar terseret masuk ke dalam arus peperangan yang tiada henti yang bahkan sangat mungkin arus ini bisa menghancurkan dakwah Islam dalam sekejap, karena para pembelanya sudah terlalu lelah untuk menyebarkan ajaran mulia ini ke seluruh penjuru dunia).

Maka jika kita membandingkan antara hasil dan buah yang dipetik oleh beliau dari peperangan yang beliau jalani (dimana peperangan tersebut di dahului dengan menaklukkan hati musuh) dengan hasil dan buah yang dipetik oleh orang-orang arab dari peperangan yang mereka jalani di masa Jahiliyah, kita pasti akan melihat sesuatu yang sangat menakjubkan.

Dimana total dari korban yang berjatuhan akibat peperangan yang dijalani oleh Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) baik itu dari kaum muslimin maupun kaum musyrik arab, juga Yahudi dan Nashrani, total korban yang berjatuhan dari keempat kelompok tersebut jika digabung adalah tidak lebih dari angka 1.000 jiwa. Adapun waktu yang dihabiskan oleh beliau dalam menjalani peperangan tersebut hanyalah 8 tahun saja.

Akan tetapi walaupun waktu yang dihabiskan oleh beliau untuk menaklukkan seluruh jazirah arab hanyalah 8 tahun, beliau ternyata berhasil menundukkan seluruh jazirah arab secara keseluruhan dalam kurun waktu tersebut.

Dimana setelah beliau menundukkan seluruh jazirah arab, beliau pun menyebarkan rasa aman dan damai di seluruh penjuru jazirah tersebut. Maka cobalah perhatikan sekarang apakah semua hasil tersebut mampu beliau dapatkan hanya dengan kekuatan pedang? (ataukah ada sebab-sebab lain yang membantu beliau untuk menundukkan sebuah dataran yang sangat luas tersebut?).

Terlebih lagi bangsa yang beliau hadapi di jazirah arab tersebut adalah suatu bangsa yang sangat gemar berperang dan sangat gemar menghabisi satu sama lain hanya dikarenakan sebab-sebab yang sangat sepele, juga mereka adalah suatu bangsa yang rela mengorbankan beribu-beribu jiwa tanpa memikirkan akan solusi perdamaian sama sekali… (apakah mungkin beliau mampu menaklukkan bangsa semacam ini dalam kurun waktu 8 tahun hanya dengan kekuatan pedang?, ataukah ada sebab-sebab yang lain yang membantu beliau menaklukkan mereka?).

Jawaban dari pertanyaan “apakah beliau mampu menaklukkan bangsa semacam ini hanya menggunakan kekuatan pedang?” adalah: sama sekali tidak bisa!!!. Semua pencapaian tersebut tidak lain adalah tanda-tanda kenabian sekaligus rahmat, juga pertanda bahwa beliau adalah seorang utusan Allah sekaligus hikmah, juga semua itu dikarenakan dakwah beliau yang membawa kedamaian bagi seluruh alam sekaligus mukjizat, dan juga itu semua pertanda akan kemuliaan yang Allah (‘Azza Wa Jalla) berikan kepada beliau sekaligus nikmatNya atas beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)”.

Pembahasan ini sebenarnya tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan pembahasan kita mengenai dakwah Islam di Yaman, akan tetapi karena bagi saya pembahasan ini sangat menarik maka saya tulislah pembahasan ini pada artikel hari ini. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Dan Insya Allah kisah mengenai dakwah Islam di Yaman akan saya kisahkan pada artikel selanjutnya.

Was-Salam.     

 

 

 

0 comments:

Post a Comment