Bismillah…
Apa kabar
teman-teman semua ?, semoga semuanya selalu dalam perlindungan Allah (Azza
Wa Jalla) dan senantiasa di beri keistiqomahan agar tetap berada di atas
agama yang lurus (Islam) hingga akhir hayat.
Sesuai janji pada minggu lalu, bahwa saya
pada minggu ini akan mulai membahas salah satu tokoh Islam yang saya beri
julukan sang G.O.A.T sejati, maka pada pembukaan kali ini saya
mau memberi tahu teman-teman semua sedikit informasi mengenai tokoh kita kali
ini sebelum kita masuk ke pembahasan inti.
Perlu kita ketahui bersama bahwa tokoh kita kali ini adalah seseorang yang telah berhasil merealisasikan salah satu janji kenabian dari nabi kita yang tercinta baginda Nabi Muhammad (Shallallahu Alaihi Wa Sallam), yang di mana beliau mengkhabarkan dalam sebuah haditsnya bahwa kaum muslimin pada suatu hari nanti akan memiliki dan menguasai perbendaharaan sekaligus tanah dari 2 imperium terbesar pada zaman itu yakni: Romawi dan Persia.
peta Romawi dan Persia, by: Syahrbaraz. |
Inilah
sedikit informasi yang ingin saya sampaikan mengenai tokoh kita dan tanpa
berlama-lama lagi mari kita mulai dengan nama Allah (Azza Wa Jalla)
untuk masuk ke pembahasan inti….
1). NASAB, NAMA, DAN KELAHIRAN.
Beliau
adalah: Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin
Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi, bisa kita
lihat bahwa nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi (Shallallahu Alaihi Wa
Sallam) pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai.
Ibu beliau
bernama: Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin
Taim.
Bila kita melihat jalur nasab di atas maka kita akan mengetahui bahwa beliau ber-asal dari kabilah Bani Taim, di karenakan ayah dan ibunya sama-sama berasal dari kabilah tersebut.
Beliau di
lahirkan setelah kelahiran Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) dengan
jarak 2 tahun. Pada asalnya nama beliau pada masa Jahiliyah adalah: Abdul
Ka’bah atau Abdul ‘Uzza, akan tetapi di rubah menjadi Abdullah setelah
kedatangan Islam.
Ayah beliau sendiri di kenal dengan sebutan: Abu Kuhafah, dari sini mungkin bagi yang sering membaca sejarah Islam sudah bisa mengira-ngira siapakah gerangan tokoh kita ini, yap….. beliau adalah sahabat yang mulia Abu Bakar ash-Shiddiq (Radhiyallahu anhu).
2). KARAKTER FISIK DAN AKHLAK.
Istri Nabi
sekaligus anak dari Abu Bakar yaitu Aisyah (Radhiyallahu Anha) berkata
ketika mensifati ayahnya: “beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua
pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya,
berkening lebar, tidak bisa bersaja’, dan senantiasa mewarnai janggutnya
memakai hinai maupun katam”.
Adapun akhlaknya maka beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide cemerlang dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar, memiliki tekad yang kuat, ahli dalam ilmu Fiqh, paling mengerti dengan garis keturunan bangsa Arab dan sejarah mereka, sangat bertawakkal kepada Allah (Azza Wa Jalla) dan yakin dengan segala janji-Nya, bersifat wara’ dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhoinya.Aamiin.
Pemberian
julukan ‘Abu Bakar’ kepada beliau ternyata ada seluk beluknya tersendiri loh
apakah itu ?......
3). KUNIYAH.
Setelah
kedatangan Islam beliau di beri kuniyah atau julukan dengan ‘Abu Bakar’ di
karenakan beliau senantiasa bersegera dalam menerima dan membenarkan da’wah Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam),
hal tersebut terbukti dengan fakta bahwa beliau-lah orang pertama yang masuk
Islam dari kalangan laki-laki dewasa.
Beliau di
sifati dengan ‘Ash-Shiddiq’-pun di karenakan beliau-lah yang pertama kali
membenarkan dan mempercayai klaim Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam)
bahwa beliau telah berkunjung ke Masjidil Aqsha di palestina kemudian di lanjutkan
dengan berkunjung ke langit ke-tujuh dan itu semua di lakukan hanya dalam satu
malam (atau yang lebih di kenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj) pada saat
semua orang mendusta-kannya (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).
Selain di
kenal dengan kedua julukan di atas, sebenarnya beliau-pun memiliki sebuah
julukan lain yang di sematkan kepada beliau oleh orang-orang quraisy pada masa
Jahiliyah yaitu: ‘Al-Atiq’, yang artinya adalah: seseorang yang berkualitas
tinggi, julukan ini di berikan oleh mereka karena Abu Bakar terkenal di
kalangan masyarakat Mekah pada waktu itu sebagai orang yang tampan.
Julukan ini masih tetap di pertahankan oleh kaum muslimin akan tetapi dengan sebab yang berbeda yaitu: karena beliau-lah orang yang paling pertama di beri kabar gembira oleh Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) sebagai orang yang di jamin akan terbebas dari api Neraka.
Kisahnya
sebagai berikut:
(Dahulu
Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) melaksanakan sholat shubuh,
dan ketika selesai beliau menengok ke arah para sahabat dan bertanya: {“siapa
diantara kalian yang pagi ini berangkat ke masjid dalam keadaan berpuasa ?”}.
Abu Bakar
menjawab: “aku wahai Rasulullah, tadi malam aku telah berniat untuk melakukan
ibadah puasa pada hari ini, maka jadilah aku sekarang dalam keadaan berpuasa”.
Rasulullah (Shallallahu
Alaihi Wa Sallam) bertanya lagi: {“siapa diantara kalian yang pagi ini
telah menjenguk orang sakit ?”}.
Umar-pun
menimpali pertanyaan Nabi ini dengan mengatakan: “kami ini sekarang baru saja
selesai melaksanakan sholat shubuh dan kami belum bubar dari masjid, maka
bagaimana bisa kita menjenguk orang sakit ?”.
Abu Bakar
menjawab: “aku wahai Rasulullah, pada saat aku berangkat ke masjid aku
mendengar seseorang yang mengkhabarkan bahwa saudaraku Abdurrahman bin ‘Auf
sedang sakit, maka ketika aku lewat di samping rumahnya akupun menyempatkan
diri untuk menanyai kabarnya kemudian aku melanjutkan perjalananku ke masjid”.
BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, (BAG, 1). DEFENISI.
BACA JUGA: KISAH SANG (G.O.A.T) SEJATI, {BAG, 3}. KEISLAMAN DAN JASA-JASA.
Rasulullah (Shallallahu
Alaihi Wa Sallam) bertanya lagi: {“siapa diantara kalian yang telah
bersedekah pagi ini ?”}.
Umar-pun
menimpali lagi pertanyaan Nabi ini dengan mengatakan: “wahai Rasulullah kami
ini belum bubar dari masjid, maka bagaimana bisa kami bersedekah ?”.
Abu Bakar
menjawab: “aku wahai Rasulullah, pada saat aku masuk masjid pagi ini aku
mendapati seorang peminta-minta yang meminta sedikit makanan kepadaku, dan
kebetulan anaknya Abdurrahman bin Abu Bakar (cucuku) membawa remahan roti, maka
aku mengambilnya dan kemudian menyerahkannya kepada si peminta-minta tadi”.
Maka
Rasulullah (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) bersabda (dan wajahnya
memancarkan cahaya karena saking gembira): {“wahai Abu Bakar bergembiralah
(karena engkau di jamin) dengan Surga, bergembiralah (karena engkau di jamin)
dengan Surga…”}).
Maka dengan
ini Abu Bakar-pun menjadi orang pertama
yang mendapatkan jaminan Surga dari Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).
Berkata Umar
bin Khaththab (Radhiyallahu anhu): “Tidaklah aku berlomba dengan Abu
Bakar dalam masalah kebaikan, kecuali dialah yang akan menjadi juara pertama”.
Dan sahabat Ali bin Abi Thalib (Radhiyallahu anhu) juga pernah berkata tentang beliau: “Dia (Abu Bakar) adalah sang juara (sejati), demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya tidaklah kami (para sahabat) berlomba dalam mengerjakan kebaikan kecuali yang menjadi juara pertama adalah Abu Bakar….”.
Abu Bakar
sendiri selain beliau adalah orang yang selalu berada di urutan pertama dalam
masalah kebaikan, akan tetapi bersamaan dengan itu beliau-pun tidak melupakan
kehi-dupan dunianya, hal ini terbukti dengan kehidupan beliau yang mapan karena
beliau sen-diri adalah seorang pedagang kain (mentah maupun jadi), dengan
perdagangannya ini beliau berhasil mendapatkan harta melimpah yang dimana
sebagian besarnya beliau sedekahkan di jalan Allah dalam rangka membantu
perkembangan Islam dan kaum muslimin.
Beliau
semenjak kecil sangat membenci dan merendahkan patung-patung dan juga sering
menganggap bodoh para penyembah patung-patung tersebut, juga di kenal sebagai
orang yang tidak pernah menyentuh minuman-minuman keras semenjak kecilnya,
beliau pernah di tanya: “kenapa engkau tidak mau meminum minuman-minuman keras
pada masa Jahiliyah ?”, beliau menjawab: “aku tidak meminumnya di karenakan aku
menjaga harga diri dan kewibawaanku, dan juga di karenakan fakta bahwa orang
yang meminum minuman tersebut pasti akan kehilangan akal dan wibawanya”.
Semoga Allah
meridhoinya dan juga seluruh sahabat Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam).
Saya pikir
cukup sekian dulu untuk minggu ini, dan sampai jumpa minggu depan dengan tema
selanjutnya yaitu: keislaman Abu Bakar dan sedikit cuplikan perjuangan beliau
semasa hidup Nabi (Shallallahu Alaihi Wa Sallam) Insya Allah.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment