Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Telah berlalu beberapa hari dari ditulisnya
artikel terakhir yang bertema keislaman suku-suku Yaman, dan dalam kurun waktu
beberapa hari tersebut saya sama sekali tidak menulis 1 artikel pun. Hal tersebut
disebabkan oleh keinginan saya untuk beristirahat barang sejenak dari menulis
artikel, dan pada hari ini saya kembali membangun tekad untuk kembali kepada
rutinitas saya menulis artikel-artikel yang bercerita mengenai sejarah ummat
Islam. Dan saya berharap semoga Allah (‘Azza Wa Jalla) memberikan
bantuanNya kepada saya dalam penulisan kisah-kisah sejarah ummat Islam…
Saya telah menyebutkan dalam penutupan
artikel terakhir yang bertema ‘keislaman suku-suku Yaman’ bahwa di saat keadaan
Yaman telah begitu tenang dan damai karena sebagian besar rakyat Yaman telah
memeluk Islam, maka seakan-akan seperti tenangnya lautan yang sangat
menegangkan sebelum datangnya badai, begitu jugalah keadaan Yaman pada saat itu.
Ketika semuanya terlihat baik-baik saja, tiba-tiba tersebar berita bahwa Nabi (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) ditimpa sebuah penyakit yang sepertinya penyakit
tersebutlah yang akan mengantarkan beliau kepada kematian, maka ketika berita
ini sampai di Yaman, bangkitlah seorang lelaki yang mengaku bahwa dirinya
adalah seorang Nabi yang diutus…
Orang tersebut bernama ‘Aihalah bin Ka’ab
bin ‘Auf al-Ansiy (hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Atsir), dan
dalam kitab lain yakni kitab karangan Ibnu Katsir yang bernama al-Bidayah
wan-Nihayah disebutkan bahwa nama orang tersebut adalah ‘Ubhulah bin Ka’ab
bin Ghauts, atau yang biasa dikenal sebagai al-Aswad al-Ansiy.
BACA JUGA:
KEISLAMAN SUKU-SUKU YAMAN (BAG, 4).
KEMUNCULAN AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 1).
Akan tetapi sebelum masuk ke kisah mengenai
kemunculan orang ini, saya ingin membawakan beberapa informasi terlebih dahulu
mengenai kejadian-kejadian penting yang terjadi sebelum munculnya al-Aswad al-Ansiy.
Peristiwa dimana Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) ditimpa sebuah penyakit terjadi pada tahun 11 hijriyyah,
lebih tepatnya permulaan penyakit tersebut menimpa beliau adalah pada hari
Senin di penghujung bulan Shafar tahun 11 hijriyyah.
Dan 1 tahun sebelumnya yakni pada tahun 10
hijriyyah, masuk Islamlah para keturunan Persia yang ada di Yaman. Dimana ada
seorang lelaki bernama Wabr bin Yahnus yang mendatangi mereka untuk mengajak
mereka agar bersedia memeluk agama Islam.
Orang ini mendatangi anak-anak perempuan
an-Nu’man bin Bazraj mengajak mereka untuk memeluk Islam, dan mereka pun
bersedia untuk memeluk Islam. Setelah itu dia juga mendatangi atau mengirim
sebuah surat kepada Fairuz ad-Dailamiy yang berisi ajakan untuk memeluk Islam,
dan sebagaimana anak-anak perempuan an-Nu’man Fairuz juga bersedia untuk
memeluk Islam. Begitu juga halnya dengan seseorang yang bernama Markabud dan
anaknya yang bernama ‘Atha, juga Wahb bin Munabbih mereka semua memeluk Islam
pada tahun 10 hijriyyah.
Juga sebagaimana yang telah saya sebutkan
bahwa tahun tersebut juga adalah tahun dimana Badzan sang gubernur Kisra
memeluk Islam. Ini semua sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ath-Thabariy
dalam kitabnya Tarikhul Umam wal-Muluk.
Ibnul Atsir berkata dalam kitabnya bahwa
ketika sampai ke telinga Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) berita
mengenai masuk Islamnya Badzan, beliau pun mengangkatnya sebagai pemimpin bagi
seluruh rakyat Yaman. Dan Badzan tetap mengerjakan tugasnya tersebut hingga dia
wafat.
Dan ketika Badzan wafat, Nabi (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) mengutus beberapa orang utusan menuju negeri Yaman untuk
menjadi petugas yang mengurusi pembayaran sedekah juga urusan sehari-hari
rakyat Yaman. Para utusan tersebut adalah…
1). ‘Amr bin Hazm, beliau mengutusnya ke
negeri Najran.
2). Khalid bin Said bin al-‘Ash, beliau
mengutusnya menuju daerah yang terletak antara Najran dan Zabid.
3). ‘Amir bin Syahr, beliau mengutusnya
menuju daerah tempat tinggalnya suku Hamadan.
4). Anak Badzan yang bernama Syahr bin
Badzan, beliau mengutusnya menuju negeri Shan’a.
5). Ath-Thahir bin Abi Halah, beliau
mengutusnya menuju daerah tempat tinggalnya suku ‘Akk dan suku al-Asy’ariy.
6). Abu Musa, beliau mengutusnya menuju
daerah Ma’rib.
7). Ya’la bin Umayyah, beliau mengutusnya
menuju daerah al-Janad.
8). Ziyad bin Labid al-Anshariy, beliau
mengutusnya menuju daerah Hadramaut.
9). Ukkasyah bin Tsaur, beliau mengutusnya
menuju daerah tempat tinggalnya suku as-Sukun dan as-Sakasik.
10). Abdullah bin Qais atau Muhajir, beliau
mengutusnya menuju daerah tempat tinggalnya suku Bani Mu’awiyah ibn Kindah.
Maka sampai pada hari ketika Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam) wafat dan munculnya al-Aswad, mereka inilah yang menjadi
pemimpin di negeri Yaman. Ini semua sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnul
Atsir dalam kitabnya.
Adapun Ibnu Ishaq juga as-Suhailiy mereka
berdua menyebutkan dalam kitab mereka bahwa Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam) juga mengirim para utusan menuju ke seluruh daerah yang telah
masuk ke dalam naungan Islam. Para utusan tersebut bertugas sebagai pengumpul
bayaran sedekah, para utusan tersebut sebagaimana berikut:
1). Al-Muhajir bin Abi Umayyah bin
al-Mughirah, beliau mengutusnya menuju daerah Shan’a.
2). Ziyad bin Labid, beliau mengutusnya
menuju daerah Hadramaut. Beliau juga mengutus Ali menuju daerah tersebut sebagai
petugas pengumpul bayaran sedekah.
3). Adi bin Hatim, beliau mengutusnya
menuju daerah tempat tinggalnya suku Thayyi’ sebagai wakil beliau di sana juga
sebagai petugas pengumpul bayaran sedekah. Selain itu beliau juga menugaskannya
untuk menjadi wakil beliau bagi suku Bani Asad.
4). Malik bin Nuwairah, beliau mengutusnya
menuju daerah tempat tinggalnya suku Bani Hanzhalah.
5). Adapun petugas yang beliau kirim menuju
daerah tempat tinggalnya suku Bani Sa’ad adalah 2 orang, mereka adalah:
az-Zabarqan bin Badr dan Qais bin ‘Ashim.
6). ‘Ala bin al-Hadhramiy, beliau
mengutusnya menuju negeri Bahrain.
7). Ali bin Abi Thalib, beliau mengutusnya
menuju daerah Najran.
Inilah beberapa kejadian yang terjadi
sebelum munculnya badai kemurtadan yang dipelopori oleh al-Aswad al-Ansi di
Yaman juga Musailamah al-Kadzdzab di Yamamah.
Insya Allah di artikel selanjutnya saya
akan mulai membahas mengenai kemunculan al-Aswad al-Ansi.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment