Sunday, September 19, 2021

TERBUNUHNYA AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 2).

 

Gambar oleh Myriams-Fotos dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Telah saya sebutkan pada artikel yang lalu bahwa diantara sebab yang membuat tekad kaum muslimin untuk membunuh al-Aswad kembali menguat adalah kedatangan sebuah surat yang berasal dari Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam). Dimana dalam surat tersebut beliau memerintahkan kaum muslimin Yaman agar segera bangkit dan merebut kembali hak-hak mereka yang telah dirampas oleh al-Aswad.

Dalam surat tersebut beliau juga memerintahkan kaum muslimin untuk melawan al-Aswad baik itu dengan cara memeranginya ataupun dengan cara membunuhnya secara diam-diam.

BACA JUGA:

TERBUNUHNYA AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 1). 

TERBUNUHNYA AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 3).

Adapun orang yang membawa surat tersebut dari Madinah menuju Yaman adalah seseorang yang bernama Wabr bin Yuhannas al-Azdiy. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Atsir dalam kitabnya, juga Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir dalam kitab mereka berdua.

Berkata Ibnu Katsir (Rahimahullah): “Berkata Saif bin Umar at-Tamimi: ‘Dan Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) pun menulis sebuah surat yang beliau peruntukkan bagi kaum muslimin Yaman, hal tersebut terjadi setelah beliau mendengar kabar perihal kemunculan al-Aswad dan apa yang dilakukannya di negeri Yaman.

Beliau menugaskan seseorang yang bernama Wabr bin Yuhannas ad-Dailamiy (adapun Ibnul Atsir menyebutkan bahwa nama orang ini adalah Wabr ibn Yuhannas al-Azdiy) untuk membawa surat ini dan memberikannya ke rakyat Yaman.

Surat tersebut berisi perintah kepada segenap kaum muslimin Yaman agar segera bangkit dan melakukan perlawanan kepada al-Aswad. Dan ketika surat ini sampai ke tangan Mu’adz bin Jabal, beliau pun menyanggupi perintah Nabi tersebut dan bertekad untuk menyelesaikan misi yang diberikan oleh Nabi dengan cara yang terbaik…”.

Ibnu Jarir (Rahimahullah) berkata: “Telah menceritakan kepada kami as-Sirriy, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada kami Syu’aib, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami Saif (dan telah menceritakan kepadaku pula Ubaidullah, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada kami pamanku, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada kami Saif), dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada kami al-Mustanir bin Yazid, dari Urwah bin Ghaziyyah ad-Datsiniy, dari adh-Dhahhak bin Fairuz. Berkata as-Sirriy: ‘Dari Jasyisy bin ad-Dailamiy, dan berkata Ubaidullah: ‘Dari Jusynus bin ad-Dailamiy, dia berkata: ‘Wabr bin Yuhannas mendatangi kami sembari membawa surat dari Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam). Dalam surat tersebut beliau memerintahkan kami untuk bangkit dan melakukan perlawanan demi membela agama kami, dan agar kami juga mengatasi al-Aswad baik itu dengan cara membunuhnya secara diam-diam maupun memeranginya.

Dan agar kami menyampaikan seluruh pesan beliau yang terdapat dalam surat tersebut kepada semua orang yang belum murtad dan juga mampu untuk melakukan perlawanan.

Maka kami pun bangkit untuk melaksanakan perintah beliau tersebut. Dan yang kami lihat pada waktu itu adalah sebuah keadaan yang sangat kacau, akan tetapi kami pun akhirnya mengetahui siapa saja yang harus kami ajak untuk bangkit dan melakukan perlawanan.

Kami melihat bahwa perlakuan al-Aswad telah berubah menjadi sangat buruk kepada komandan pasukannya yang bernama Qais bin ‘Abdi Yaguts. Ketika melihat hal tersebut, kami berkata: “Orang ini takut darahnya tumpah, maka dialah orang pertama yang akan kita ajak”.

Setelah itu kami pun mendatanginya dan memberitahunya perihal misi dan tugas yang sedang kami emban. Kami juga memberitahunya perihal perintah yang dikeluarkan oleh Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

Maka ketika dia mendengar semua hal ini dari kami, dia pun merasa bahwa kami adalah sebuah kelompok yang turun dari langit (demi memberinya jalan keluar sekaligus bantuan untuk mewujudkan keinginannya, yakni terlepas dari cengkraman al-Aswad al-Ansi).

Dia sendiri pada saat kami temui sedang berada dalam keputus asaan yang tiada berujung, dan tentu saja pada saat kami menawarinya untuk bekerja sama dengan kami demi meruntuhkan kekuasaan al-Aswad, dia segera menyetujui dan menerima tawaran tersebut.

Wabr bin Yuhannas kemudian datang kembali untuk membantu kami dalam mengajak lebih banyak orang untuk ikut dengan kami menuntaskan misi ini…”. Wallahu A’lam Bish-Shawab. 

Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel selanjutnya.

Was-Salam.   

 

0 comments:

Post a Comment