Gambar oleh Myriams-Fotos dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Telah saya sebutkan pada artikel yang lalu
bahwa diantara sebab yang membuat tekad kaum muslimin untuk membunuh al-Aswad
kembali menguat adalah kedatangan sebuah surat yang berasal dari Nabi (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam). Dimana dalam surat tersebut beliau memerintahkan kaum
muslimin Yaman agar segera bangkit dan merebut kembali hak-hak mereka yang
telah dirampas oleh al-Aswad.
Dalam surat tersebut beliau juga
memerintahkan kaum muslimin untuk melawan al-Aswad baik itu dengan cara
memeranginya ataupun dengan cara membunuhnya secara diam-diam.
BACA JUGA:
TERBUNUHNYA AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 1).
TERBUNUHNYA AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 3).
Adapun orang yang membawa surat tersebut
dari Madinah menuju Yaman adalah seseorang yang bernama Wabr bin Yuhannas
al-Azdiy. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Atsir dalam kitabnya,
juga Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir dalam kitab mereka berdua.
Berkata Ibnu Katsir (Rahimahullah): “Berkata
Saif bin Umar at-Tamimi: ‘Dan Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)
pun menulis sebuah surat yang beliau peruntukkan bagi kaum muslimin Yaman, hal
tersebut terjadi setelah beliau mendengar kabar perihal kemunculan al-Aswad dan
apa yang dilakukannya di negeri Yaman.
Beliau menugaskan seseorang yang bernama
Wabr bin Yuhannas ad-Dailamiy (adapun Ibnul Atsir menyebutkan bahwa nama orang
ini adalah Wabr ibn Yuhannas al-Azdiy) untuk membawa surat ini dan
memberikannya ke rakyat Yaman.
Surat tersebut berisi perintah kepada
segenap kaum muslimin Yaman agar segera bangkit dan melakukan perlawanan kepada
al-Aswad. Dan ketika surat ini sampai ke tangan Mu’adz bin Jabal, beliau pun
menyanggupi perintah Nabi tersebut dan bertekad untuk menyelesaikan misi yang
diberikan oleh Nabi dengan cara yang terbaik…”.
Ibnu Jarir (Rahimahullah) berkata: “Telah
menceritakan kepada kami as-Sirriy, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada
kami Syu’aib, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami Saif (dan telah
menceritakan kepadaku pula Ubaidullah, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada
kami pamanku, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada kami Saif), dia berkata: ‘Telah
mengkabarkan kepada kami al-Mustanir bin Yazid, dari Urwah bin Ghaziyyah
ad-Datsiniy, dari adh-Dhahhak bin Fairuz. Berkata as-Sirriy: ‘Dari Jasyisy bin
ad-Dailamiy, dan berkata Ubaidullah: ‘Dari Jusynus bin ad-Dailamiy, dia
berkata: ‘Wabr bin Yuhannas mendatangi kami sembari membawa surat dari Nabi (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam). Dalam surat tersebut beliau memerintahkan kami untuk
bangkit dan melakukan perlawanan demi membela agama kami, dan agar kami juga
mengatasi al-Aswad baik itu dengan cara membunuhnya secara diam-diam maupun
memeranginya.
Dan agar kami menyampaikan seluruh pesan
beliau yang terdapat dalam surat tersebut kepada semua orang yang belum murtad
dan juga mampu untuk melakukan perlawanan.
Maka kami pun bangkit untuk melaksanakan
perintah beliau tersebut. Dan yang kami lihat pada waktu itu adalah sebuah
keadaan yang sangat kacau, akan tetapi kami pun akhirnya mengetahui siapa saja
yang harus kami ajak untuk bangkit dan melakukan perlawanan.
Kami melihat bahwa perlakuan al-Aswad telah
berubah menjadi sangat buruk kepada komandan pasukannya yang bernama Qais bin ‘Abdi
Yaguts. Ketika melihat hal tersebut, kami berkata: “Orang ini takut darahnya tumpah,
maka dialah orang pertama yang akan kita ajak”.
Setelah itu kami pun mendatanginya dan
memberitahunya perihal misi dan tugas yang sedang kami emban. Kami juga
memberitahunya perihal perintah yang dikeluarkan oleh Nabi (Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam).
Maka ketika dia mendengar semua hal ini
dari kami, dia pun merasa bahwa kami adalah sebuah kelompok yang turun dari
langit (demi memberinya jalan keluar sekaligus bantuan untuk mewujudkan
keinginannya, yakni terlepas dari cengkraman al-Aswad al-Ansi).
Dia sendiri pada saat kami temui sedang
berada dalam keputus asaan yang tiada berujung, dan tentu saja pada saat kami
menawarinya untuk bekerja sama dengan kami demi meruntuhkan kekuasaan al-Aswad,
dia segera menyetujui dan menerima tawaran tersebut.
Wabr bin Yuhannas kemudian datang kembali
untuk membantu kami dalam mengajak lebih banyak orang untuk ikut dengan kami
menuntaskan misi ini…”. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel
selanjutnya.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment