Thursday, September 16, 2021

KEMUNCULAN AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 2).

 

Gambar oleh WikimediaImages dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Berkata Imam Ibnul Jauziy (Rahimahullah) di dalam kitabnya al-Muntazham fi Tarikhil Muluki wal Umam mengenai awal mula kemunculan al-Aswad al-Ansi: “Berkata Abu Muwaihibah bekas budak Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam): ‘Ketika Rasulullah pulang dari hajinya (haji wada’), tersebarlah berita bahwa beliau telah ditimpa sebuah penyakit sepulangnya dari berhaji. Maka pada saat itulah (para pengecut yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi muncul) al-Aswad mengumumkan kemurtadannya di Yaman, begitu juga dengan Musailamah di Yamamah.

Tidak membutuhkan waktu lama hingga kabar mengenai kemurtadan keduanya di dengar oleh Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam). Lalu tidak lama kemudian seseorang yang bernama Thulaihah juga ikut mengumumkan kemurtadannya di daerah tempat tinggal suku Bani Asad. Murtadnya Thulaihah ini terjadi setelah Rasulullah sembuh dari penyakitnya’”.

BACA JUGA:

KEMUNCULAN AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 1). 

KEMUNCULAN AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 3).

Ibnul Jauziy juga berkata mengenai penyakit yang menimpa Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam): “Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) tertimpa sebuah penyakit sepulangnya beliau dari berhaji (pada saat inilah Musailamah dan al-Aswad murtad), lalu tidak lama kemudian beliau sembuh (dan pada saat inilah Thulaihah murtad), dan setelah kesembuhan beliau tersebut, beliau kembali sakit yang dimana sakitnya kali ini adalah sakit yang membawa beliau kepada kematian”.

Berkata Ibnu Jarir (Rahimahullah) di dalam kitabnya: “…Maka pada saat para sahabat bersiap-siap untuk pergi ke Syam (yakni pada saat pasukan Usamah bersiap-siap pergi ke Syam) mulailah Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) merasakan sakit yang akan membawa beliau kepada kematian, penyakit ini muncul di akhir bulan Shafar atau pada bulan Rabiul Awwal”.

Ibnu Jarir juga membawakan beberapa riwayat lain mengenai permulaan munculnya penyakit yang membawa Nabi kepada kematian, beliau berkata: “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Sa’ad, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepadaku pamanku Ya’qub bin Ibrahim, dia berkata: ‘Telah mengkabarkan kepada kami Saif, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Urwah dari bapaknya, dia berkata: ‘Rasulullah di timpa oleh suatu penyakit yang membawa beliau kepada kematian pada akhir bulan Muharram’”.

Ibnu Jarir melanjutkan: “Berkata al-Waqidiy: ‘Awal-mula Rasulullah di timpa sebuah penyakit adalah pada 2 hari terakhir dari bulan Shafar’”.

Ibnul Jauziy berkata: “Saif bin Umar meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali dan Ibnu Abbas (Radhiyallahu ‘Anhuma) bahwa pertama kalinya ada seseorang yang murtad itu terjadi pada saat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) masih hidup. Dan yang pertama kali mengumumkan bahwa dirinya telah murtad adalah al-Aswad al-Ansi di tengah-tengah suku Mudzhij, Musailamah dari suku Bani Hanifah, dan Thulaihah dari suku Bani Asad”.

Adapun Ibnu Jarir maka beliau berkata: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Sa’ad, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepadaku pamanku, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami Saif ibn Umar, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami al-Mustanir bin Yazid an-Nakha’iy, dari Urwah bin Ghaziyyah ad-Datsiniy, dari adh-Dhahhak bin Fairuz ad-Dailamiy, dari ayahnya dia berkata: ‘Sesungguhnya fenomena kemurtadan yang pertama kali muncul dalam Islam terjadi di negeri Yaman pada saat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) masih hidup.

Pelakunya adalah Dzul Khimar ‘Abhalah bin Ka’ab – orang ini adalah al-Aswad al-Ansi – dia murtad di tengah-tengah suku Mudzhij. Dia murtad setelah Rasulullah melaksanakan Haji Wada’.

Konon al-Aswad ini adalah seorang dukun sekaligus penipu yang sangat handal, dia sering membuat pertunjukan yang sangat menakjubkan dengan kemampuannya tadi, dia juga adalah seseorang yang mampu mengambil hati orang lain hanya dengan kata-katanya.

Dia pertama kali muncul di sebuah daerah yang bernama Kahf Khuban, daerah ini seakan-akan telah menjadi rumahnya, karena di daerah itulah dia lahir dan tumbuh besar. Dan pada saat dia muncul, seketika suku Mudzhij langsung memberikan sumpah setia mereka kepadanya, begitu juga halnya dengan penduduk Najran.

Maka ketika mereka telah merasa kuat, mereka langsung bergerak menuju negeri Najran, dan sesampainya rombongan al-Aswad disana, mereka segera mencopot dan mengeluarkan ‘Amr bin Hazm juga Khalid bin Said bin al-‘Ash dari jabatan mereka (dimana ‘Amr bin Hazm adalah wakil Rasulullah yang beliau tunjuk untuk mengurusi urusan rakyat Najran, juga sebagai petugas pengumpul sedekah disana. Adapun Khalid bin Said, maka beliau adalah wakil Rasulullah sekaligus petugas pengumpul sedekah bagi daerah yang terletak antara Najran dan Zabid)…

…Dan al-Aswad tidak berdiam diri di kota Najran dalam waktu yang lama karena setelah dia mengambil kota Najran dia segera berangkat menuju kota Shan’a, dan sesampainya dia di sana dia langsung bisa merampasnya dari tangan kaum muslimin.

Ada seorang sahabat Nabi yang bernama Farwah bin Musaik yang menulis sebuah surat kepada Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam), yang dimana isi surat tersebut adalah pemberitahuan akan apa yang telah diperbuat al-Aswad di negeri Yaman, juga informasi bahwa al-Aswad telah menguasai kota Shan’a. dan surat ini adalah surat pertama yang sampai kepada Nabi mengenai pemberontakan yang dilakukan oleh al-Aswad.

Lalu ternyata ada sebagian kecil dari anggota suku Mudzhij yang masih tetap berpegang teguh dengan keislamannya, dan mereka semua segera bergabung dengan Farwah bin Musaik. Akan tetapi ternyata al-Aswad sama sekali tidak tertarik pada sekelompok kecil orang yang bersama Farwah, karena dia sama sekali tidak mengirimkan sepucuk suratpun kepada Farwah bin Musaik, juga karena al-Aswad menganggap bahwa kelompok kecil yang saat itu berdiri bersama Farwah sama sekali tidak bisa membawakan keburukan padanya. Dan pada saat itulah seluruh kerajaan Yaman tunduk padanya”. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Insya Allah kisah mengenai al-Aswad akan berlanjut pada artikel selanjutnya.

Was-Salam.

 

0 comments:

Post a Comment