Gambar oleh Rajesh Balouria dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Kali ini saya akan membahas mengenai
keislaman dua suku Yaman, suku pertama bernama suku Bani Mudzhij, dan suku
kedua bernama suku Azd Syanuah.
Sebagaimana 2 artikel yang lalu, artikel
kali ini saya juga mengambil kisahnya dari buku Raudhatul Anwar.
BACA JUGA:
KEISLAMAN SUKU-SUKU YAMAN (BAG, 2).
KEISLAMAN SUKU-SUKU YAMAN (BAG, 4).
Berkata syaikh Shafiyyur Rahman
al-Mubarakfuriy: “Keislaman suku Bani Mudzhij, suku Bani Mudzhij ini adalah
salah satu dari sekian banyak suku yang menetap di negeri Yaman.
Pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah,
Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) mengirim sahabat Ali bin Abi
Thalib menuju ke perkampungan Bani Mudzhij untuk mendakwahi mereka agar mereka
mau memeluk agama Islam.
Rasulullah juga mewasiatkan kepada Ali agar
dia jangan sekali-kali memulai penyerangan terhadap anggota suku Bani Mudzhij
hingga mereka sendiri yang memulai peperangan.
Maka berangkatlah Ali setelah itu bersama
pasukannya, dan sesampainya dia di sana, Ali bersama rombongannya pun bertemu
dengan sekelompok orang anggota suku Bani Mudzhij yang sedang berkumpul.
Ketika melihat mereka semua, Ali segera
mengajak mereka untuk memeluk agama Islam.
Akan tetapi ternyata sekelompok orang
tersebut enggan untuk mengikuti dan menerima dengan baik seruan dari Ali bin
Abi Thalib dan sahabat-sahabatnya.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk
melempari Ali dan segenap pasukannya dengan anak panah.
Melihat hal ini, Ali pun memerintahkan
pasukannya untuk segera mengambil formasi perang. Dan setelah semua siap sedia,
Ali bersama pasukannya langsung menyerang anggota suku Bani Mudzhij tersebut
hingga akhirnya Allah memberikan kemenangan bagi kaum muslimin.
Setelah peperangan tersebut mereda, Ali dan
pasukannya memutuskan untuk istirahat barang sejenak melepas lelah akibat
peperangan yang mereka jalani tadi sebelum kembali memulai dakwah mereka.
Setelah dirasa cukup, Ali dan pasukannya
kembali bangkit untuk memulai kembali ajakan dan seruan mereka (mungkin kali
ini anggota suku Bani Mudzhij bersedia untuk menerima seruan mereka dengan
baik).
Ali dan pasukannya pun mendekati para
anggota suku Bani Mudzhij dan kembali menyeru mereka agar mereka mau memeluk
Islam.
Dan tanpa di sangka, ternyata mereka semua
bersedia untuk memeluk Islam di bawah bimbingan Ali dan pasukannya.
Pemimpin suku Bani Mudzhij sendiri segera
membai’at Ali (mengucapkan janji untuk senantiasa taat dan patuh kepada Ali
juga kepada Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)).
Setelah bai’at tersebut usai, para anggota
suku Bani Mudzhij yang saat itu memeluk Islam di bawah bimbingan Ali segera berkata
kepada beliau: “Kami semua yang hadir di sini mewakili semua anggota suku kami
yang tersisa yang saat ini tidak bisa hadir di tempat ini. Dan ini adalah harta
kami yang kami niatkan untuk dijadikan sebagai bayaran sedekah, maka ambillah
darinya hak Allah”.
Ali pun langsung mengambil bayaran sedekah
dari harta mereka tersebut. Dan setelah semua urusannya telah di selesaikan
dengan baik, Ali pun memutuskan untuk kembali ke Madinah demi menemui Rasulullah,
dan akhirnya Ali berhasil bertemu dengan Rasulullah di kota Makkah pada saat
beliau menunaikan ibadah haji (yang dimana haji ini dikenal dengan sebutan haji
wada’ (haji perpisahan))”.
Setelah itu syaikh Shafiyyur Rahman
langsung menyambung pembahasannya dengan menceritakan kisah mengenai keislaman
suku Azd Syanuah.
Beliau berkata: “Kedatangan utusan suku Azd
Syanuah, suku Azd Syanuah ini adalah sebuah suku yang menetap di jalur menuju
negeri Yaman.
Utusan mereka datang untuk menemui
Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) dibawah pimpinan seseorang
yang bernama Shard bin Abdillah al-Azdiy.
Mereka datang untuk mengumumkan keislaman
mereka, Rasulullah sendiri memutuskan untuk menjadikan Shard ini sebagai
pemimpin bagi sukunya yang telah memeluk Islam.
Beliau juga memerintahkan Shard untuk
kembali ke kampungnya demi menyeru saudara-saudara sesukunya yang lain agar
mereka mau memeluk Islam, dan jika mereka enggan maka tidak masalah jika Shard
memutuskan untuk memerangi mereka (karena telah tegaknya hujjah (yakni mereka
telah di ajak untuk memeluk Islam sebelum di perangi) atas mereka)”. Sampai di
sinilah kisah mengenai keislaman sebagian anggota suku Azd Syanuah. Dan Insya
Allah kisah mengenai keislaman suku yang lain akan saya ceritakan di artikel
selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment