Gambar oleh jplenio dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Ibnu Ishaq (Rahimahullah) berkata: “Telah
menceritakan kepadaku Zaid dari Abdullah bin Qusaith dari ‘Atha bin Yasar atau
saudaranya Sulaiman bin Yasar dari Abu Said al-Khudriy (Radhiyallahu ‘Anhu),
beliau berkata: ‘Suatu hari aku mendengar Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam) sedang berpidato di atas mimbarnya, beliau bersabda: {“Wahai
sekalian manusia, sungguh diriku telah melihat malam Lailatul Qadr (maksudnya
adalah bahwa beliau telah diperlihatkan oleh Allah (‘Azza Wa Jalla)
mengenai kapan dan di hari apa malam Lailatul Qadr tersebut akan turun
di hari beliau berpidato tersebut), akan tetapi ternyata setelah itu aku pun
di buat lupa perihal mimpiku tersebut, aku juga telah melihat (dalam mimpi
beliau) di kedua lenganku terdapat 2 gelang yang terbuat dari emas, ketika
melihat keduanya aku sama sekali tidak menyukainya, maka aku pun meniup kedua
gelang tadi dan seketika keduanya terbang. Maka aku pun menakwilkan (menafsirkan)
bahwa kedua gelang tadi adalah 2 orang pendusta ini, orang Yaman dan orang
Yamamah”}.
Sanad hadits ini hasan (yakni kita bisa
mempercayai bahwa hadits ini benar-benar perkataan Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam)), hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/86) dan Abu Ya’la
(2/326) nomor (1063).
BACA JUGA:
BEBERAPA KEJADIAN PENTING YANG TERJADISEBELUM KEMUNCULAN AL-ASWAD AL-ANSI.
KEMUNCULAN AL-ASWAD AL-ANSI (BAG, 2).
Tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa yang di
maksud oleh Nabi dalam sabdanya yang berbunyi {“Maka aku pun menakwilkan bahwa
kedua gelang tadi adalah 2 orang pendusta ini, orang Yaman dan orang Yamamah”}
adalah al-Aswad al-Ansi sebagai orang yang berasal dari Yaman, dan Musailamah
al-Kadzdzab yang berasal dari Yamamah.
Ibnu Ishaq juga menyebutkan sebuah hadits
lagi setelah beliau menyebutkan hadits di atas, hadits tersebut berbunyi
sebagaimana berikut, beliau berkata: “Dan telah menceritakan kepadaku pula
orang-orang yang aku sama sekali tidak meragukan akan kebenaran perkataan
mereka bahwa mereka mendengar Abu Hurairah (Radhiyallahu ‘Anhu) berkata:
‘Aku telah mendengar Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)
bersabda: {“Tidak akan datang hari kiamat hingga keluar 30 sosok Dajjal (Dajjal
dalam bahasa arab berarti pendusta, jadi Dajjal yang dimaksud oleh Nabi
bukanlah Dajjal yang nanti akan di bunuh oleh Nabi Isa (‘Alaihis Salam)),
dimana semuanya mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi”}.
Sanad hadits kedua ini lemah atau dhaif (masih
diragukan apakah ini benar-benar perkataan Nabi atau bukan?), hadits ini
sendiri di riwayatkan oleh Imam Bukhari (13/181), Imam Muslim (4/2239-2240),
Imam Ahmad (2/313), dan Imam Abu Daud (4/121).
Kedua hadits diatas disebutkan pula oleh
Imam as-Suhailiy (Rahimahullah) di dalam kitabnya. Imam Ibnu Jarir
menyebutkan dalam kitabnya sebuah hadits yang senada dengan hadits pertama di
atas, bagaimanakah bunyi hadits tersebut?.....
Hadits tersebut di bawakan oleh Imam Ibnu
Jarir ath-Thabariy (Rahimahullah) di dalam kitabnya Tarikhul Umam
wal-Muluk, beliau berkata: “Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah, dia
berkata: ‘Telah mengkabarkan kepadaku pamanku Ya’qub, dia berkata: ‘Telah
menceritakan kepadaku Saif, dia berkata: ‘Telah menceritakan kepada kami
Thalhah bin al-A’lam, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, beliau berkata: ‘Dahulu
Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) telah memutuskan untuk
memberangkatkan pasukan Usamah akan tetapi ternyata keberangkatan pasukan
tersebut tidak terwujud, hal tersebut disebabkan oleh penyakit yang menimpa
Rasulullah juga murtadnya Musailamah dan al-Aswad.
Belum lagi adanya sebuah keributan yang di
timbulkan oleh orang-orang munafik, yang dimana mereka semua memprotes
kepemimpinan Usamah (karena sebagaimana yang pernah saya sebutkan dalam artikel
saya yang berjudul ‘Kisah sang G.O.A.T sejati, pemberangkatan pasukan Usamah’
bahwa umur Usamah pada saat di jadikan pemimpin oleh Rasulullah tersebut hanyalah
18 tahun, sementara di dalam pasukannya terdapat pembesar-pembesar sahabat yang
kebanyakan dari mereka pastinya telah berumur senja. Maka sebab itulah
orang-orang munafik berkoar-koar memprotes keputusan Rasulullah ini).
Hingga akhirnya kabar mengenai protes
orang-orang munafik ini sampai di telinga Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam), maka keluarlah Nabi (dari rumahnya) sembari (berusaha) menegakkan
kepalanya karena rasa pening yang beliau rasakan berkat timbulnya berbagai
masalah di atas, beliau juga sekaligus berniat untuk menceritakan perihal
mimpinya yang beliau lihat pada saat beliau tidur di rumah Aisyah.
Beliau bersabda: {“Sungguh tadi malam
aku telah bermimpi melihat pada kedua lenganku terdapat 2 gelang yang terbuat
dari emas, maka karena aku tidak menyukai keduanya, maka aku pun meniup kedua
gelang tadi, dan seketika keduanya terbang. Maka aku pun menakwilkan bahwa
kedua gelang tadi adalah (perumpamaan) kedua orang pendusta ini – orang yang
berasal dari Yamamah dan orang yang berasal dari Yaman -. Dan sungguh aku juga
telah mendengar bahwa sebagian orang ada yang memprotes kepemimpinan Usamah!,
dan sungguh jika mereka memprotes kepemimpinannya, maka pasti mereka juga
dahulu telah memprotes kepemimpinan ayahnya!. Walaupun ayahnya adalah seseorang
yang benar-benar pantas diangkat menjadi seorang pemimpin pasukan, dan sungguh
Usamah ini juga benar-benar adalah seseorang yang pantas diangkat sebagai
pemimpin pasukan pula. Maka oleh karena itu berangkatkanlah pasukan Usamah!”}.
Beliau juga menambahkan: {“Allah
melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan Nabi mereka sebagai masjid”}.
Maka setelah itu keluarlah Usamah bersama
pasukannya hingga mereka sampai di daerah perbatasan negeri Syam, dan
sesampainya beliau di sana, beliau segera memerintahkan kepada pasukannya agar
mendirikan tenda. Dan pada saat itulah Thulaihah al-Asadiy (orang ini sama
seperti al-Aswad dan Musailamah, dia murtad dan mengaku sebagai Nabi yang
diutus pada saat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) masih hidup)
muncul dan akibatnya pergerakan pasukan Usamah ini pun menjadi lamban disebabkan
kemunculan Nabi palsu tersebut.
Penyakit Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam) sendiri semakin hari semakin parah dan akibatnya pergerakan
pasukan Usamah pun terhenti… keadaan terus seperti itu hingga Allah (‘Azza
Wa Jalla) mewafatkan NabiNya (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)”. Wallahu
A’lam Bish-Shawab.
Insya Allah kisah mengenai kemunculan
al-Aswad akan berlanjut ke artikel selanjutnya.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment