Tuesday, October 12, 2021

KHALID BERSAMA PASUKAN MENEMUKAN JASAD UKKASYAH DAN TSABIT (RADHIYALLAHU ‘ANHUM).

 

Gambar oleh Die_Sonja dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Tidak lama setelah sahabat Ukkasyah dan Tsabit (Radhiyallahu ‘Anhuma) terbunuh, datanglah pasukan Islam bersama Khalid bin Walid (Radhiyallahu ‘Anhu), dan ketika mereka mendapati jasad kedua sahabat yang mulia di atas, mereka pun sangat sedih atas apa yang menimpa keduanya…

Berkata Ibnu Jarir ath-Thabariy (Rahimahullah): “…Tidak lama kemudian, akhirnya Khalid bersama pasukannya pun tiba di tempat kedua sahabat tadi terbunuh, dan yang mereka dapati terlebih dahulu jasadnya adalah jasad sahabat Tsabit bin Aqram. Pada awal mulanya mereka tidak menyadari bahwa mereka telah lewat di samping jasad sahabat Tsabit, hingga ketika ada seorang penunggang kuda yang merasa bahwa kudanya telah menginjak sesuatu, maka pada saat itulah mereka sadar bahwa jasad yang sedari tadi mereka lewati adalah jasad pengintai mereka yaitu sahabat Tsabit bin Aqram (Radhiyallahu ‘Anhu).

BACA JUGA:

KISAH TERBUNUHNYA UKKASYAH BIN MIHSHAN DAN TSABIT BIN AQRAM (RADHIYALLAHU ‘ANHUM).

‘KAMI BERJANJI BAHWA DIA PASTI AKAN MEMERANGI KALIAN HINGGA KALIAN MENJULUKINYA DENGAN ABU AL-FAHLI AL-AKBAR!’.

Maka ketika mereka akhirnya sadar bahwa jasad tersebut adalah jasad sahabat Tsabit, mereka pun langsung merasa sedih atas terbunuhnya beliau. Dan dengan mengikuti naluri, mereka pun memeriksa di sekitar area tempat jasad sahabat Tsabit ditemukan. Dan benar saja, tidak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya mereka menemukan pula jasad sahabat Ukkasyah bin Mihshan (Radhiyallahu ‘Anhu).

Seketika suasana pun menjadi gempar karena terbunuhnya kedua sahabat tersebut, dan kaum muslimin berkata: ‘(pada hari ini) Telah terbunuh 2 orang pemuka kaum muslimin, juga 2 orang penunggang kuda terbaik mereka’. Dan setelah itu Khalid pun memerintahkan pasukannya untuk segera berangkat menuju pemukiman suku Thayyi’”.

Ibnu Katsir (Rahimahullah) berkata dalam kitabnya bahwa ketika Khalid dan pasukannya mendapati jasad kedua sahabat tadi, beliau pun memerintahkan agar mereka berdua segera di kubur sekaligus dengan baju yang mereka pakai saat mereka terbunuh.

Hal ini tentunya berlandaskan perintah Nabi (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam), dimana beliau memerintahkan para sahabat seusai perang Uhud untuk menguburkan para korban yang berjatuhan langsung dengan baju yang mereka pakai saat terbunuh tanpa di mandikan dan tanpa di sholatkan, kisah mengenai hal ini bisa kita baca di buku karangan syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfuriy (Rahimahullah).

Maka dengan perintah tersebut, Khalid telah melaksanakan salah satu sunnah dari begitu banyak sunnah Nabi yang beliau anjurkan kaum muslimin untuk mengamalkannya dalam peperangan. Dan karena sebab itulah (mengamalkan sunnah Nabi) kaum muslimin di masa-masa awal mereka, mereka senantiasa di berikan kemenangan dan kejayaan oleh Allah (Subhanahu Wa Ta’ala), dan inilah juga satu-satunya cara yang harus ditempuh oleh kaum muslimin di zaman ini jika mereka ingin di beri kemenangan dan kejayaan pula oleh Allah sebagaimana para pendahulu mereka.  

Lanjut ke kisah, berkata Ibnu Jarir ath-Thabariy (Rahimahullah): “Berkata Hisyam: ‘Berkata Abu Mikhnaf: ‘Telah menceritakan kepadaku Sa’ad bin Mujahid, dari al-Mahal bin Khalifah, dari Adi bin Hatim, beliau berkata: ‘Aku mengirimkan surat kepada Khalid bin Walid yang berisi: ‘Datanglah kepadaku dan berdiam dirilah di sisiku (kampungku) selama beberapa hari hingga aku selesai mengirimkan surat ke seluruh suku-suku (cabang) Thayyi’. Karena sungguh aku mampu untuk mengumpulkan dari anggota suku Thayyi’ sebuah pasukan yang jumlahnya melebihi jumlah pasukan yang engkau bawa pada saat ini, untuk kemudian engkau bisa bebas membawa mereka untuk melawan musuhmu’. Beliau melanjutkan: ‘Maka Khalid pun berjalan bersama pasukannya menuju kampungku’.

Berkata Hisyam: ‘Berkata Abu Mikhnaf: ‘Telah menceritakan kepada kami Abdussalam bin Suwaid bahwa ada sebagian kaum Anshar yang bercerita kepadanya bahwa ketika Khalid melihat pasukannya telah tenggelam dalam kesedihan akibat terbunuhnya sahabat Tsabit dan Ukkasyah, beliau berkata kepada mereka: ‘Apakah kalian ingin agar aku menggantikan kalian dengan sebuah suku dari suku-suku arab yang memiliki jumlah yang sangat banyak lagi memiliki kekuatan yang sangat besar, dimana tidak ada seorang pun dari mereka yang murtad dari agama Islam?’.

Pasukannya bertanya balik: ‘Suku yang manakah yang engkau maksud?, sungguh demi Allah suku tersebut adalah suku terbaik’.

Khalid menjawab: ‘Suku yang kumaksud adalah suku Thayyi’’.

Mereka berkata: ‘Semoga Allah memberikan taufik kepadamu, sungguh ide-idemu adalah ide-ide yang sangat cemerlang!’.

Maka setelah itu berangkatlah Khalid bersama pasukannya menuju perkampungan suku Thayyi’’.

Berkata Hisyam: ‘Telah menceritakan kepadaku Judail bin Khabbab an-Nabhaniy dari Bani ‘Amr bin Abi bahwa Khalid berjalan bersama pasukannya hingga sampai di daerah Arak yang terletak di kota Salma’.

Berkata Hisyam: ‘Berkata Abu Mikhnaf: ‘Telah menceritakan kepadaku Ishaq bahwa Khalid berjalan bersama pasukannya hingga tiba di daerah Aja’ (adapun Aja’ dan Salma adalah nama 2 buah gunung yang berada di tanah suku Thayyi’, dan biasanya keduanya di sebut sebagai gunung Thayyi’. Letaknya di sisi barat laut kota Madinah), kemudian di sana beliau bersiap untuk memerangi Thulaihah. Kemudian setelah beliau siap, beliau pun berangkat menuju Buzakhah. Adapun suku Banu Amir yang tinggal di dekat daerah tersebut (yakni Buzakhah), mereka sama sekali tidak berniat untuk ikut campur, dimana mereka semua beserta seluruh pemuka-pemuka suku mereka berdiam diri di daerah mereka sembari mencuri-curi kabar mengenai pihak yang manakah yang akan keluar sebagai pemenang’”.

Adapun Ibnu Katsir menuliskan dalam kitabnya bahwa yang mencuri-curi kabar mengenai pihak yang manakah yang akan keluar sebagai pemenang bukan hanya suku Bani Amir, akan tetapi mayoritas suku-suku arab badui yang tinggal dan menetap di dekat daerah konflik tersebut. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Seluruh kisah yang dibawakan oleh Hisyam disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam kitabnya.

Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel selanjutnya.

Was-Salam.

 

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment