Sunday, October 10, 2021

KISAH TERBUNUHNYA UKKASYAH BIN MIHSHAN DAN TSABIT BIN AQRAM (RADHIYALLAHU ‘ANHUMA).

 

Gambar oleh jplenio dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Pada artikel yang lalu saya telah menjelaskan mengenai kembalinya 2 suku Thayyi’ ke pangkuan Islam berkat karunia Allah (‘Azza Wa Jalla) tentunya, dan juga berkat perjuangan tanpa henti dari Adi bin Hatim (Radhiyallahu ‘Anhu).

Dan setelah urusan Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) dengan suku Thayyi’ telah selesai, maka sesuai dengan arahan dari Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu) beliau pun segera berangkat menuju jantung kekuasaan Thulaihah, yakni daerah Buzakhah. Kisah mengenai hal ini telah dijelaskan oleh para ulama di buku-buku mereka, dimana kisahnya sendiri sebagaimana berikut…

BACA JUGA:

KISAH ADI BINHATIM BERSAMA KAUMNYA.

KHALID BERSAMA PASUKAN MENEMUKAN JASAD UKKASYAH DAN TSABIT (RADHIYALLAHU ‘ANHUM).

Berkata Imam Ibnu Jarir ath-Thabariy (Rahimahullah): “Dan adapun Hisyam bin al-Kalbiy maka beliau berpendapat bahwa…Khalid bin Walid segera bergerak menuju daerah kekuasaan Thulaihah, hingga ketika beliau telah mendekati kota tersebut, beliau pun mengutus sahabat Ukkasyah bin Mihshan dan sahabat Tsabit bin Aqram -salah seorang anggota suku Bani al-‘Ajlan sekutu kaum Anshar- untuk berjalan terlebih dahulu menuju Buzakhah sebagai regu pengintai.

Maka setelah menerima mandat atau tugas tersebut, keduanya segera berangkat mendahului pasukan menuju Buzakhah. Hingga ketika mereka telah semakin dekat dengan kota tersebut, mereka berdua bertemu dengan Thulaihah dan saudaranya yang bernama Salamah, dimana keduanya langsung menemui Ukkasyah dan Tsabit untuk kemudian menanyai mereka berdua.

Adapun Salamah yang memiliki tugas untuk menanyai Tsabit, dia tidak bertele-tele dalam bertanya, dan tidak butuh waktu lama hingga Tsabit pun menemui ajalnya di tangan Salamah.

Adapun Thulaihah, ketika dia melihat saudaranya telah menyelesaikan urusannya dengan begitu cepat dia pun memanggilnya sembari berkata: ‘Bantulah aku dalam mengurusi orang ini (yakni Ukkasyah), dia sedang makan, maka mari kita bersama-sama mendatanginya’.

Dan ketika keduanya mendatangi Ukkasyah (seorang sahabat yang telah dijamin oleh Nabi bahwa beliau akan memasuki surga tanpa hisab dan tanpa adzab), keduanya langsung membunuhnya dan meninggalkan jasadnya tergeletak di tanah, dan kemudian keduanya pun kembali pulang ke Buzakhah…”.

Ibnul Atsir (Rahimahullah) menyebutkan dalam kitabnya bahwa yang menyebabkan Thulaihah dan saudaranya Salamah keluar dari Buzakhah dan kemudian bertemu dengan kedua sahabat mulia di atas dan membunuh mereka adalah: karena ketika Ukkasyah dan Tsabit hampir sampai dan hampir masuk ke Buzakhah, tiba-tiba muncullah Khubal yang menghadang mereka, maka keduanya pun memutuskan untuk membunuh Khubal, yang pada akhirnya berita mengenai terbunuhnya Khubal pun sampai ke telinga Thulaihah dan kemudian terjadilah apa yang telah di kisahkan oleh Ibnu Jarir di atas.

Adapun Ibnu Katsir (Rahimahullah), beliau juga memiliki versi sendiri mengenai kisah terbunuhnya sahabat Ukkasyah dan Tsabit bin Aqram (Radhiyallahu ‘Anhuma), beliau berkata dalam kitabnya: “…Ketika Khalid bin Walid berangkat menuju Buzakhah bersama pasukannya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar, dimana yang menjadi komandan kaum Anshar adalah Tsabit bin Qais bin Syamas, beliau mengutus sahabat Tsabit bin Aqram bersama sahabat Ukkasyah bin Mihshan untuk berjalan lebih dahulu di depan pasukan sebagai regu pengintai.

Di tengah jalan, keduanya bertemu dengan Thulaihah dan saudaranya Salamah yang sedang berjalan-jalan bersama sekelompok orang pengikut mereka berdua. Maka kedua kubu ini pun langsung saling menyerang satu sama lain, dimana pada saat itulah sahabat Ukkasyah berhasil membunuh Khubal.

Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa sahabat Ukkasyah telah membunuh Khubal bahkan sebelum beliau bersama Tsabit berjumpa dengan Thulaihah dan rombongannya, dimana setelah membunuh Khubal beliau mengambil seluruh barang bawaan Khubal sebagai harta rampasan perang.

Dan ketika keduanya berjumpa dengan Thulaihah, Thulaihah langsung membunuh Ukkasyah dan kemudian dia bersama saudaranya Salamah secara bersama-sama membunuh sahabat Tsabit bin Aqram (Radhiyallahu ‘Anhuma)…”.

Kemudian Ibnu Katsir menyebutkan syair yang dilantunkan oleh Thulaihah selepasnya dia membunuh kedua sahabat mulia tersebut, syair ini juga disebutkan oleh Imam al-Muthahhir bin Thahir al-Maqdisiy dalam kitabnya. Syair tersebut berbunyi…

Pada suatu sore aku meninggalkan Ibnu Aqram dalam keadaan tergeletak tak bernyawa…

Dan Ukkasyah al-Ghanamiy pada sebuah ruas jalan di sebuah tanah lapang…

Aku menancapkan untuknya sarung pedang dan sungguh sarung pedang itu…

Adalah barang yang lebih dahulu dibutuhkan pada saat perang dari tameng…

Pada suatu hari engkau melihatnya sangat terpelihara lagi sangat dihormati…

Dan pada hari yang lain engkau melihatnya sedang berada di bawah bayang-bayang kekerasan…

Jikalau saja yang mereka rampas adalah perbekalan dan wanita (maka tidak mengapa)…

Mereka tidak akan bisa lolos karena yang mereka rampas adalah (nyawa) Khubal…”.

Seperti inilah kurang lebih arti dari bait syair yang dilantunkan oleh Thulaihah seusainya dia membunuh kedua sahabat mulia Ukkasyah bin Mihshan dan Tsabit bin Aqram (Radhiyallahu ‘Anhuma). Sebenarnya ada banyak sekali perbedaan antara bait syair yang ditulis oleh Ibnu Katsir di dalam kitabnya dengan syair yang ditulis oleh al-Muthahhir al-Maqdisiy di dalam kitabnya, maka oleh karena itu dalam mengartikan bait syair di atas, saya menggabungkan antara kedua bait yang dibawakan oleh kedua ulama tersebut, akan tetapi walaupun begitu saya lebih banyak menuliskan artian dari bait syair yang dibawakan oleh Ibnu Katsir.

Dan Insya Allah kisah akan berlanjut pada artikel selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment