Thursday, October 21, 2021

KISAH KEMBALINYA SUKU BANI AMIR KE DALAM NAUNGAN ISLAM.

 

Gambar oleh Quang Le dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Berkata Ibnul Atsir (Rahimahullah) dalam kitabnya setelah beliau bercerita mengenai penangkapan ‘Alqamah bin ‘Ulatsah: “Orang-orang yang berasal dari suku Banu Amir berkata setelah mereka melihat apa yang menimpa penduduk Buzakhah dari kehinaan: ‘Kami akan kembali masuk ke dalam agama yang dahulu kami keluar darinya (murtad darinya)’.

Mereka juga bersegera mendatangi Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) untuk membai’atnya dan juga untuk bersumpah setia di hadapannya, dan Khalid sendiri menerima dengan baik sumpah setia mereka sekaligus membai’at mereka dengan bai’at yang diberikannya kepada penduduk Buzakhah.

Bai’at tersebut berbunyi: ‘Dengan dasar janji kalian kepada Allah, maka kalian harus benar-benar beriman kepadaNya dan juga kepada RasulNya. Dan kalian juga harus senantiasa mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan hendaknya kalian menyertakan dalam bai’at kalian ini nama-nama istri dan anak-anak kalian’. Mereka menjawab: ‘Baik’.

BACA JUGA:

KISAH ‘ALQAMAH BIN ‘ULATSAH.

KISAH ABU SYAJARAH BIN ABDIL UZZA.

Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) memberikan persyaratan kepada orang-orang yang ingin bersumpah setia kepadanya baik itu mereka berasal dari suku Asad, Ghathafan, Thayyi’, Sulaim, ataupun Amir agar hendaknya mereka membawa ke hadapannya orang-orang yang dahulu pada saat murtad pernah membakar, mencincang, ataupun membunuh dan berbuat melampaui batas terhadap Islam dan kaum muslimin.

Dimana ketika orang-orang tersebut telah membawa ke hadapannya para pelaku yang di maksud, maka Khalid pun (sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Katsir (Rahimahullah)) segera menghukum mereka dengan memakai tata cara yang dipakai oleh mereka dahulu ketika mereka berbuat dzalim kepada kaum muslimin pada saat mereka murtad.

Dimana sebagian dari mereka ada yang Khalid cincang tubuhnya, sebagiannya lagi ada yang beliau eksekusi dengan cara di bakar, sebagiannya lagi ada yang beliau pecahkan kepalanya dengan batu, sebagiannya lagi ada yang beliau lempar dari atas gunung, dan sebagiannya lagi ada yang beliau ceburkan ke dalam sumur dengan kepalanya terlebih dahulu (masing-masing di hukum dengan cara yang dahulu pernah mereka terapkan kepada kaum muslimin pada saat mereka murtad).

Setelah itu Khalid mengirimkan surat kepada Abu Bakar, dimana beliau memberitahunya dalam surat tersebut mengenai apa yang telah dilakukannya kepada para pelaku yang telah membantai kaum muslimin di masa-masa awal kemurtadan.

Beliau juga mengirimkan kepada Abu Bakar bersamaan dengan surat tersebut pemimpin suku Ka’ab yang bernama Qurrah bin Hubairah dan sekelompok orang dari kaumnya sambil terikat dan juga seseorang yang bernama Zuhair”.

Inilah apa yang di tuliskan oleh Ibnul Atsir (Rahimahullah) di dalam kitabnya mengenai kembalinya para anggota suku Asad, Ghathafan, Thayyi’, Sulaim, dan Amir kepada naungan Islam.

Ibnu Jarir ath-Thabariy (Rahimahullah) menyebutkan dalam kitabnya isi dari surat yang dikirimkan Khalid kepada Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhuma), dimana isinya berbunyi sebagaimana berikut…

Berkata Ibnu Jarir (Rahimahullah): “Khalid menulis surat kepada Abu Bakar: ‘Sungguh anggota suku Bani Amir telah bersedia untuk menerima ajakan kebaikan setelah dahulu mereka menolaknya, dan mereka juga telah kembali ke dalam naungan Islam setelah mereka melalui masa-masa sulit yang dipenuhi oleh penantian dan kebingungan. Dan sungguh aku juga telah mensyaratkan kepada semua orang yang mendatangiku baik itu untuk berdamai ataupun untuk bersumpah setia, agar mereka membawa bersamanya orang-orang yang dahulu telah banyak berbuat kejahatan kepada kaum muslimin di masa-masa awal kemurtadan, dimana aku mengeksekusi mereka semua. Dan aku juga telah mengirimkan kepadamu Qurrah dan sahabat-sahabatnya’”.

Setelah itu Ibnu Jarir (Rahimahullah) menyebutkan isi surat yang dikirimkan oleh Abu Bakar kepada Khalid (Radhiyallahu ‘Anhuma), isi surat ini telah disebutkan pula oleh Ibnu Katsir (Rahimahullah) dalam kitabnya, dimana artian dari surat tersebut telah saya tuliskan di dalam salah satu artikel saya yang telah berlalu.

Isi dari surat itu sendiri kurang lebih adalah doa agar Allah (‘Azza Wa Jalla) memberikan keberkahan kepada semua nikmat yang telah di anugerahkanNya kepada Khalid, dan juga anjuran agar Khalid senantiasa bertaqwa kepada Allah (‘Azza Wa Jalla).

Kemudian setelah itu Abu Bakar menugaskan Khalid agar memburu orang-orang yang dahulu di masa-masa awal kemurtadan telah banyak berbuat kejahatan kepada kaum muslimin, untuk kemudian menghukum mereka semua dengan memakai tata cara yang sama dengan tata cara yang dahulu mereka pakai untuk membantai kaum muslimin. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel selanjutnya.

Was-Salam.             

 

0 comments:

Post a Comment