Gambar oleh Quang Le dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Berkata Ibnul Atsir (Rahimahullah)
dalam kitabnya setelah beliau bercerita mengenai penangkapan ‘Alqamah bin
‘Ulatsah: “Orang-orang yang berasal dari suku Banu Amir berkata setelah mereka
melihat apa yang menimpa penduduk Buzakhah dari kehinaan: ‘Kami akan kembali
masuk ke dalam agama yang dahulu kami keluar darinya (murtad darinya)’.
Mereka juga bersegera mendatangi Khalid (Radhiyallahu
‘Anhu) untuk membai’atnya dan juga untuk bersumpah setia di hadapannya, dan
Khalid sendiri menerima dengan baik sumpah setia mereka sekaligus membai’at
mereka dengan bai’at yang diberikannya kepada penduduk Buzakhah.
Bai’at tersebut berbunyi: ‘Dengan dasar
janji kalian kepada Allah, maka kalian harus benar-benar beriman kepadaNya dan
juga kepada RasulNya. Dan kalian juga harus senantiasa mendirikan sholat, dan
menunaikan zakat. Dan hendaknya kalian menyertakan dalam bai’at kalian ini
nama-nama istri dan anak-anak kalian’. Mereka menjawab: ‘Baik’.
BACA JUGA:
KISAH ABU SYAJARAH BIN ABDIL UZZA.
Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) memberikan persyaratan kepada orang-orang yang ingin bersumpah setia kepadanya baik itu mereka berasal dari suku Asad, Ghathafan, Thayyi’, Sulaim, ataupun Amir agar hendaknya mereka membawa ke hadapannya orang-orang yang dahulu pada saat murtad pernah membakar, mencincang, ataupun membunuh dan berbuat melampaui batas terhadap Islam dan kaum muslimin.
Dimana ketika orang-orang tersebut telah
membawa ke hadapannya para pelaku yang di maksud, maka Khalid pun (sebagaimana
yang telah disebutkan oleh Ibnu Katsir (Rahimahullah)) segera menghukum
mereka dengan memakai tata cara yang dipakai oleh mereka dahulu ketika mereka
berbuat dzalim kepada kaum muslimin pada saat mereka murtad.
Dimana sebagian dari mereka ada yang Khalid
cincang tubuhnya, sebagiannya lagi ada yang beliau eksekusi dengan cara di
bakar, sebagiannya lagi ada yang beliau pecahkan kepalanya dengan batu,
sebagiannya lagi ada yang beliau lempar dari atas gunung, dan sebagiannya lagi
ada yang beliau ceburkan ke dalam sumur dengan kepalanya terlebih dahulu
(masing-masing di hukum dengan cara yang dahulu pernah mereka terapkan kepada
kaum muslimin pada saat mereka murtad).
Setelah itu Khalid mengirimkan surat kepada
Abu Bakar, dimana beliau memberitahunya dalam surat tersebut mengenai apa yang
telah dilakukannya kepada para pelaku yang telah membantai kaum muslimin di
masa-masa awal kemurtadan.
Beliau juga mengirimkan kepada Abu Bakar
bersamaan dengan surat tersebut pemimpin suku Ka’ab yang bernama Qurrah bin
Hubairah dan sekelompok orang dari kaumnya sambil terikat dan juga seseorang
yang bernama Zuhair”.
Inilah apa yang di tuliskan oleh Ibnul
Atsir (Rahimahullah) di dalam kitabnya mengenai kembalinya para anggota
suku Asad, Ghathafan, Thayyi’, Sulaim, dan Amir kepada naungan Islam.
Ibnu Jarir ath-Thabariy (Rahimahullah)
menyebutkan dalam kitabnya isi dari surat yang dikirimkan Khalid kepada Abu
Bakar (Radhiyallahu ‘Anhuma), dimana isinya berbunyi sebagaimana
berikut…
Berkata Ibnu Jarir (Rahimahullah):
“Khalid menulis surat kepada Abu Bakar: ‘Sungguh anggota suku Bani Amir telah
bersedia untuk menerima ajakan kebaikan setelah dahulu mereka menolaknya, dan
mereka juga telah kembali ke dalam naungan Islam setelah mereka melalui
masa-masa sulit yang dipenuhi oleh penantian dan kebingungan. Dan sungguh aku
juga telah mensyaratkan kepada semua orang yang mendatangiku baik itu untuk
berdamai ataupun untuk bersumpah setia, agar mereka membawa bersamanya
orang-orang yang dahulu telah banyak berbuat kejahatan kepada kaum muslimin di
masa-masa awal kemurtadan, dimana aku mengeksekusi mereka semua. Dan aku juga
telah mengirimkan kepadamu Qurrah dan sahabat-sahabatnya’”.
Setelah itu Ibnu Jarir (Rahimahullah)
menyebutkan isi surat yang dikirimkan oleh Abu Bakar kepada Khalid (Radhiyallahu
‘Anhuma), isi surat ini telah disebutkan pula oleh Ibnu Katsir (Rahimahullah)
dalam kitabnya, dimana artian dari surat tersebut telah saya tuliskan di dalam salah
satu artikel saya yang telah berlalu.
Isi dari surat itu sendiri kurang lebih
adalah doa agar Allah (‘Azza Wa Jalla) memberikan keberkahan kepada
semua nikmat yang telah di anugerahkanNya kepada Khalid, dan juga anjuran agar
Khalid senantiasa bertaqwa kepada Allah (‘Azza Wa Jalla).
Kemudian setelah itu Abu Bakar menugaskan
Khalid agar memburu orang-orang yang dahulu di masa-masa awal kemurtadan telah
banyak berbuat kejahatan kepada kaum muslimin, untuk kemudian menghukum mereka
semua dengan memakai tata cara yang sama dengan tata cara yang dahulu mereka
pakai untuk membantai kaum muslimin. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel
selanjutnya.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment