Saturday, October 2, 2021

KEMBALI KE MASA LALU.

 

Gambar oleh Michael Schwarzenberger dari Pixabay 

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Alhamdulillah pada artikel yang lalu saya telah menyelesaikan pembahasan mengenai kisah al-Aswad al-Ansi berikut kisah-kisah pengiringnya yang membahas mengenai sejarah Yaman kuno.

Dan Insya Allah di mulai dari artikel kali ini hingga artikel-arikel yang akan datang, saya akan kembali melanjutkan pembahasan mengenai kisah atau sejarah hidup dan juga sejarah kepemimpinan sahabat terdekat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) yang bernama Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu).

BACA JUGA:

BEBERAPA KEJADIAN YANG TERJADI DI TAHUN 11HIJRIYYAH.

KISAH RASULULLAH BERSAMA THULAIHAH (BAG, 1).

Penjelasan saya yang pernah saya tuliskan mengenai sejarah hidup Abu Bakar sendiri kurang lebih sebagaimana berikut (ini hanya sebagai bentuk pengingat akan pembahasan yang telah lama berlalu)…

1). Nama, nasab, dan kelahiran beliau. Dimana pada pembahasan ini saya membahas mengenai siapakah nama asli dari sahabat Abu Bakar berikut urutan nasab beliau dan juga kapan beliau lahir.

Dan selain ketiga hal diatas, saya juga membahas mengenai karakter fisik dan akhlak beliau juga kuniyah atau julukan yang disematkan orang-orang kepada sosok manusia paling mulia setelah para Nabi ini.

2). Adapun selanjutnya, maka pembahasan saya pun merambah kepada kehidupan pribadi Abu Bakar, dimana saya membahas mengenai berapakah jumlah istri dan anak-anak Abu Bakar, juga saya membahas mengenai kisah keislaman beliau.

Selain kisah mengenai keislaman Abu Bakar, tidak lupa saya juga membahas mengenai jasa-jasa yang telah beliau persembahkan kepada agama yang sangat beliau cintai yaitu agama Islam dan juga kepada ummat Islam itu sendiri.

3). Setelah itu, pembahasan saya pun masuk kepada hal-hal yang mungkin akan sangat berat jika di perdengarkan kepada seorang muslim. Pembahasan saya tersebut masuk kepada pembahasan seputar hari-hari terakhir Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

Dimana pada artikel tersebut saya membahas mengenai khutbah yang Rasulullah sampaikan pada lima hari menjelang beliau wafat. Dan juga saya membahas pula setelah itu mengenai perintah Nabi agar Abu Bakar-lah yang menjadi imam sholat bagi kaum muslimin di hari-hari pada saat penyakit beliau semakin parah. Dan pembahasan yang terakhir adalah mengenai meninggalnya sosok manusia paling mulia di atas muka bumi yaitu Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

4). Kemudian selanjutnya saya membahas mengenai bagaimanakah suasana kota Madinah pasca meninggalnya Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)?.

Dimana pada poin ini saya menjelaskan perihal perselisihan yang terjadi antara kaum Muhajirin dan Anshar mengenai siapakah yang lebih pantas menggantikan Rasulullah dalam memimpin kaum muslimin?. Dan saya pun mengakhiri pembahasan ini dengan kisah dimana kaum Muhajirin dan Anshar berdamai dan keduanya sepakat untuk menjadikan Abu Bakar sebagai pemimpin baru bagi kaum muslimin menggantikan Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

5). Yang selanjutnya adalah pembahasan mengenai reaksi sahabat Sa’ad bin Ubadah (Radhiyallahu ‘Anhu) ketika mendengar pidato sahabat Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu) ketika dilantik menjadi pengganti (khalifah) bagi Rasulullah di Tsaqifah Bani Sa’idah.

Dan setelah itu saya melanjutkan pembahasan dengan prosesi pelantikan Abu Bakar di masjid, juga pidato pelantikannya. Dan selanjutnya saya memaparkan mengenai bai’at Ali dan az-Zubair (Radhiyallahu ‘Anhuma) kepada Abu Bakar yang sedikit terlambat. 

6). Setelah itu saya melanjutkan pembahasan dengan memaparkan kisah mengenai keputusan Abu Bakar untuk tetap memberangkatkan ekspedisi pasukan Usamah bin Zaid (Radhiyallahu ‘Anhuma) yang sempat tertunda semasa Rasulullah hidup.

Saya juga melengkapi pemaparan tersebut dengan menyebutkan wasiat Abu Bakar kepada pasukan Usamah bin Zaid, dimana dalam wasiat tersebut kita semua bisa mengetahui bahwa agama Islam bukanlah agama yang haus darah sebagaimana yang dipikirkan orang-orang dalam beberapa tahun terakhir.

7). Setelah itu penjelasan pun masuk kepada poin mengenai fenomena kemurtadan yang melanda bagai badai di saat kaum muslimin masih dalam keadaan berkabung akibat meninggalnya Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).

Saya juga menambahkan sebuah penjelasan mengenai sikap yang diambil oleh Abu Bakar terhadap para penolak kewajiban zakat.

8). Setelah itu saya menggambarkan betapa panasnya situasi jazirah arab pada saat itu akibat meninggalnya Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam). Dan juga akibat banyaknya orang-orang yang murtad.

Kemudian saya melanjutkan pembahasan dengan keputusan Abu Bakar untuk menggempur kaum murtad bersama para sahabat.

9). Dan pembahasan yang terakhir adalah pembahasan mengenai dilantiknya 11 komandan pasukan oleh Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu) juga surat ultimatum yang beliau tujukan bagi para orang-orang murtad.

Dan setelahnya saya menjanjikan sebuah pembahasan mengenai kemurtadan al-Aswad al-Ansi juga pembahasan mengenai kisah terbunuhnya orang ini. Dan sebagaimana yang telah kita ketahui, saya telah memaparkan kisah orang ini pada artikel-artikel yang lalu. Dan saya pun memutuskan untuk melanjutkan kisah mengenai masa-masa kepemimpinan Abu Bakar, dan kisah pertama yang akan saya angkat adalah kisah mengenai penumpasan gerakan kemurtadan yang dipelopori oleh seseorang yang bernama Thulaihah al-Asadiy.

Dan Insya Allah kisahnya akan saya mulai pada artikel selanjutnya.

Was-Salam.

0 comments:

Post a Comment