Gambar oleh Michael Schwarzenberger dari Pixabay |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.
Alhamdulillah pada artikel yang lalu saya
telah menyelesaikan pembahasan mengenai kisah al-Aswad al-Ansi berikut
kisah-kisah pengiringnya yang membahas mengenai sejarah Yaman kuno.
Dan Insya Allah di mulai dari artikel kali
ini hingga artikel-arikel yang akan datang, saya akan kembali melanjutkan
pembahasan mengenai kisah atau sejarah hidup dan juga sejarah kepemimpinan
sahabat terdekat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) yang bernama
Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu).
BACA JUGA:
BEBERAPA KEJADIAN YANG TERJADI DI TAHUN 11HIJRIYYAH.
KISAH RASULULLAH BERSAMA THULAIHAH (BAG, 1).
Penjelasan saya yang pernah saya tuliskan mengenai sejarah hidup Abu Bakar sendiri kurang lebih sebagaimana berikut (ini hanya sebagai bentuk pengingat akan pembahasan yang telah lama berlalu)…
1). Nama, nasab, dan kelahiran beliau.
Dimana pada pembahasan ini saya membahas mengenai siapakah nama asli dari
sahabat Abu Bakar berikut urutan nasab beliau dan juga kapan beliau lahir.
Dan selain ketiga hal diatas, saya juga
membahas mengenai karakter fisik dan akhlak beliau juga kuniyah atau julukan
yang disematkan orang-orang kepada sosok manusia paling mulia setelah para Nabi
ini.
2). Adapun selanjutnya, maka pembahasan
saya pun merambah kepada kehidupan pribadi Abu Bakar, dimana saya membahas
mengenai berapakah jumlah istri dan anak-anak Abu Bakar, juga saya membahas
mengenai kisah keislaman beliau.
Selain kisah mengenai keislaman Abu Bakar,
tidak lupa saya juga membahas mengenai jasa-jasa yang telah beliau persembahkan
kepada agama yang sangat beliau cintai yaitu agama Islam dan juga kepada ummat
Islam itu sendiri.
3). Setelah itu, pembahasan saya pun masuk
kepada hal-hal yang mungkin akan sangat berat jika di perdengarkan kepada
seorang muslim. Pembahasan saya tersebut masuk kepada pembahasan seputar
hari-hari terakhir Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam).
Dimana pada artikel tersebut saya membahas
mengenai khutbah yang Rasulullah sampaikan pada lima hari menjelang beliau
wafat. Dan juga saya membahas pula setelah itu mengenai perintah Nabi agar Abu
Bakar-lah yang menjadi imam sholat bagi kaum muslimin di hari-hari pada saat
penyakit beliau semakin parah. Dan pembahasan yang terakhir adalah mengenai
meninggalnya sosok manusia paling mulia di atas muka bumi yaitu Nabi Muhammad (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam).
4). Kemudian selanjutnya saya membahas
mengenai bagaimanakah suasana kota Madinah pasca meninggalnya Nabi Muhammad (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam)?.
Dimana pada poin ini saya menjelaskan
perihal perselisihan yang terjadi antara kaum Muhajirin dan Anshar mengenai
siapakah yang lebih pantas menggantikan Rasulullah dalam memimpin kaum
muslimin?. Dan saya pun mengakhiri pembahasan ini dengan kisah dimana kaum
Muhajirin dan Anshar berdamai dan keduanya sepakat untuk menjadikan Abu Bakar
sebagai pemimpin baru bagi kaum muslimin menggantikan Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam).
5). Yang selanjutnya adalah pembahasan
mengenai reaksi sahabat Sa’ad bin Ubadah (Radhiyallahu ‘Anhu) ketika
mendengar pidato sahabat Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu) ketika dilantik
menjadi pengganti (khalifah) bagi Rasulullah di Tsaqifah Bani Sa’idah.
Dan setelah itu saya melanjutkan pembahasan
dengan prosesi pelantikan Abu Bakar di masjid, juga pidato pelantikannya. Dan
selanjutnya saya memaparkan mengenai bai’at Ali dan az-Zubair (Radhiyallahu
‘Anhuma) kepada Abu Bakar yang sedikit terlambat.
6). Setelah itu saya melanjutkan pembahasan
dengan memaparkan kisah mengenai keputusan Abu Bakar untuk tetap
memberangkatkan ekspedisi pasukan Usamah bin Zaid (Radhiyallahu ‘Anhuma)
yang sempat tertunda semasa Rasulullah hidup.
Saya juga melengkapi pemaparan tersebut
dengan menyebutkan wasiat Abu Bakar kepada pasukan Usamah bin Zaid, dimana
dalam wasiat tersebut kita semua bisa mengetahui bahwa agama Islam bukanlah
agama yang haus darah sebagaimana yang dipikirkan orang-orang dalam beberapa
tahun terakhir.
7). Setelah itu penjelasan pun masuk kepada
poin mengenai fenomena kemurtadan yang melanda bagai badai di saat kaum
muslimin masih dalam keadaan berkabung akibat meninggalnya Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam).
Saya juga menambahkan sebuah penjelasan
mengenai sikap yang diambil oleh Abu Bakar terhadap para penolak kewajiban
zakat.
8). Setelah itu saya menggambarkan betapa
panasnya situasi jazirah arab pada saat itu akibat meninggalnya Rasulullah (Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam). Dan juga akibat banyaknya orang-orang yang murtad.
Kemudian saya melanjutkan pembahasan dengan
keputusan Abu Bakar untuk menggempur kaum murtad bersama para sahabat.
9). Dan pembahasan yang terakhir adalah
pembahasan mengenai dilantiknya 11 komandan pasukan oleh Abu Bakar (Radhiyallahu
‘Anhu) juga surat ultimatum yang beliau tujukan bagi para orang-orang
murtad.
Dan setelahnya saya menjanjikan sebuah
pembahasan mengenai kemurtadan al-Aswad al-Ansi juga pembahasan mengenai kisah
terbunuhnya orang ini. Dan sebagaimana yang telah kita ketahui, saya telah
memaparkan kisah orang ini pada artikel-artikel yang lalu. Dan saya pun
memutuskan untuk melanjutkan kisah mengenai masa-masa kepemimpinan Abu Bakar,
dan kisah pertama yang akan saya angkat adalah kisah mengenai penumpasan
gerakan kemurtadan yang dipelopori oleh seseorang yang bernama Thulaihah
al-Asadiy.
Dan Insya Allah kisahnya akan saya mulai
pada artikel selanjutnya.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment