Friday, November 19, 2021

KHALID MEMBURU MALIK BIN NUWAIRAH.

 

Gambar oleh fietzfotos dari Pixabay.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Pada artikel yang lalu saya telah menuliskan kisah mengenai perselisihan yang sempat terjadi antara Khalid dan kaum Anshar. Perselisihan tersebut seputar apakah mereka harus segera berangkat memburu Malik bin Nuwairah, ataukah mereka harus menunggu terselebih dahulu instruksi dari khalifah yakni Abu Bakar?.

Akan tetapi diakhir kisah akhirnya kita semua mengetahui bahwa masing-masing dari kedua belah pihak tidak memaksakan pendapatnya kepada pihak lain, dimana mereka bersedia untuk bergabung kembali menjadi satu kesatuan dalam menumpas kaum murtad. Dan setelah itu mereka pun bergerak menuju daerah al-Buthah, tempat dimana Malik bin Nuwairah menyembunyikan dirinya…

Akan tetapi rupanya ada yang aneh dengan daerah al-Buthah. Bagaimanakah kelanjutan kisahnya?. Kelanjutannya sebagaimana berikut…

BACA JUGA:

KETIKA KHALID CEKCOK DENGAN KAUM ANSHAR.

KISAH TERBUNUHNYA MALIK BIN NUWAIRAH.

Ibnu Katsir (Rahimahullah) berkata dalam kitabnya: “Maka ketika Khalid dan pasukan telah tiba di daerah al-Buthah, beliau pun segera membentuk kelompok-kelompok kecil dari pasukannya untuk kemudian beliau menyebarkan pasukan-pasukan tadi ke seluruh penjuru al-Buthah.

Dan tidak lama kemudian, akhirnya bermunculanlah pemuka-pemuka suku Bani Tamim menghadap kepada Khalid sembari mengumumkan ketundukan mereka kepada kaum muslimin. Mereka juga membawa bayaran-bayaran zakat dan sedekah dari kaum mereka dan memberikannya kepada Khalid. Seluruh pemuka Bani Tamim telah muncul kecuali Malik bin Nuwairah, karena dia masih berada dalam kebingungannya, dan masih mengasingkan diri dari masyarakat umum…”.

Ibnul Atsir, Ibnu Jarir, dan juga Ibnul Jauziy (Rahimahumullah) menjelaskan dalam kitab mereka mengenai penyebab yang telah memaksa Khalid untuk memecah pasukannya menjadi kelompok-kelompok kecil untuk kemudian memerintahkan mereka untuk masuk dan menyebar di dalam daerah al-Buthah. Ketiganya membawakan kisah berikut… (akan tetapi kisah yang dibawakan oleh Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir sedikit lebih terperinci dari kisah yang dibawakan oleh Ibnul Jauziy)

Sesampainya Khalid dan pasukan di daerah al-Buthah, mereka mendapati daerah tersebut kosong melompong tidak terlihat seorangpun yang berkeliaran. Akan tetapi akhirnya Khalid berhasil mengetahui apa yang sebenarnya menyebabkan kesunyian ini…

Penyebabnya adalah karena Malik telah memerintahkan kaumnya agar jangan berkumpul dan hendaknya mereka menetap di rumah mereka masing-masing. Dia berkata kepada mereka: “Wahai sekalian Bani Yarbu’ (suku yang berada dibawah komandonya). Sungguh kita dahulu telah benar-benar tidak menuruti saran saudara-saudara sekaligus pemimpin-pemimpin kita ketika mereka mengajak kita untuk tetap teguh di atas agama ini. Dan kita pun telah mengajak orang lain untuk bersama-sama tidak mendengar saran tadi, maka sungguh pada hari ini kita tidak akan terselamatkan lagi.

Dan sungguh aku telah merenungkan sekaligus memikirkan posisi dan keadaan kita hari ini, dan aku mendapati bahwa kita sama sekali belum siap dalam menghadapi pertempuran (melawan Khalid dan pasukannya) karena kita belum memiliki siasat dan strategi untuk melakukannya. Dan jika ada suatu kaum yang belum memiliki strategi, maka mereka jangan sekali-kali berani menghadapi suatu kaum yang lain, yang dimana mereka ini telah memiliki strategi matang dan telah bersiap dengan sebaik-baiknya untuk terjun ke dalam peperangan. Maka oleh karena itu, hendaknya masing-masing dari kalian pergi ke rumahnya dan berdiam disana, dan jangan berkumpul!”.

Setelah mendengar perintah dari sang pemimpin, maka berpencarlah orang-orang suku Bani Yarbu’ menuju rumah dan tempat penyimpanan harta mereka masing-masing. Malik sendiri segera pergi menuju rumahnya dan mengurung diri disana.

Maka keadaan di al-Buthah pun menjadi sepi semenjak itu hingga akhirnya Khalid dan pasukannya datang. Tidak lama setelah kedatangannya, Khalid pun membagi-bagi pasukannya menjadi kelompok-kelompok kecil untuk kemudian memerintahkan mereka untuk berpencar ke seluruh penjuru al-Buthah demi mencari penduduknya.

Khalid memerintahkan mereka untuk mengajak seluruh penduduk yang mereka temui untuk kembali kepada Islam, dan bagi yang enggan menjawab ajakan ini, maka Khalid memerintahkan agar mereka dibawa ke hadapannya, dan jika ternyata mereka tetap enggan untuk bertemu dengannya, maka Khalid memerintahkan agar orang-orang yang menolak tersebut dibunuh saat itu juga.

Khalid juga mengingatkan pasukannya mengenai wasiat Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhuma). Wasiatnya berbunyi sebagaimana berikut: “Jika kalian tiba di suatu daerah, maka hendaknya kalian mengumandangkan adzan dan mendirikan shalat. Kemudian setelah itu lihatlah penduduk daerah tersebut, jika mereka mengumandangkan adzan dan mendirikan shalat juga, maka tahanlah tangan dan pedang kalian dari mereka (janganlah kalian perangi mereka). Akan tetapi jika ternyata mereka tidak mengumandangkan adzan juga tidak mendirikan shalat, maka perangilah mereka saat itu juga.

Dan jika penduduk daerah tersebut bersedia untuk menjawab ajakan Islam (yakni penduduk daerah yang telah mengumandangkan adzan juga mendirikan shalat), maka tanyailah mereka mengenai zakat (apakah wajib atau tidak wajib?). Jika mereka mengakui kewajiban zakat, maka tinggalkanlah mereka dan jangan diperangi. Adapun jika mereka mengingkari kewajiban zakat, maka perangilah mereka (karena mereka telah mengingkari salah satu dari rukun Islam yang lima)”.

Kemudian setelah menyampaikan wasiat-wasiatnya tadi, barulah Khalid melepas pasukannya berpencar diseluruh penjuru al-Buthah. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel selanjutnya.

Was-Salam.

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment