Saturday, November 20, 2021

KISAH TERBUNUHNYA MALIK BIN NUWAIRAH.

 

Gambar oleh Leolo212 dari Pixabay.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Pada artikel yang lalu saya telah menuliskan mengenai apa saja yang dilakukan oleh Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) sesampainya beliau dan pasukan di al-Buthah. Dan saya telah menyampaikan pula wasiat-wasiat yang diwasiatkan Khalid kepada pasukannya sebelum beliau melepas mereka memburu Malik bin Nuwairah.

Dan kelanjutan kisahnya adalah sebagaimana berikut…

(kisah mengenai penangkapan Malik telah dituliskan oleh masing-masing dari Ibnu Katsir, Ibnul Atsir, Ibnu Jarir, Ibnul Jauziy, dan al-Muthahhir al-Maqdisiy (Rahimahumullah) di kitab mereka masing-masing).

BACA JUGA:

KHALID MEMBURU MALIK BIN NUWAIRAH.

KONTROVERSI DI BALIK KEMATIAN MALIK BIN NUWAIRAH.

Disaat para pasukan Khalid telah berpencar ke seluruh penjuru al-Buthah, mereka pun segera memulai perburuan terhadap Malik bin Nuwairah. Dan tidak lama kemudian, akhirnya mereka kembali menghadap Khalid sembari membawa Malik bersama beberapa orang sahabatnya yang berasal dari suku Bani Tsa’labah bin Yarbu’.

Para pasukan Khalid yang berhasil mendapatkan Malik saling berselisih pendapat dihadapan beliau mengenai keislaman orang tersebut. Sebagian diantara mereka diantaranya adalah seorang sahabat bernama Abu Qatadah al-Harits bin Rib’iy al-Anshariy (Radhiyallahu ‘Anhu) mengatakan bahwa Malik dan sahabat-sahabatnya adalah seorang muslim, karena mereka telah mendirikan shalat. Dan karena mereka muslim dan telah mendirikan shalat, maka menurut wasiat Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu), mereka tidak boleh dibunuh.

Akan tetapi sebagian yang lain (yang menurut Imam Ibnul Jauziy (Rahimahullah) di dalam kitabnya bahwa orang-orang ini adalah orang-orang arab badui) mengatakan bahwa Malik dan sahabat-sahabatnya bukanlah seorang muslim karena mereka tidak mengumandangkan adzan, juga tidak mendirikan shalat. Dan karenanya, maka mereka boleh dibunuh.

Ketika Khalid mendengar akan perselisihan ini, beliau pun memutuskan agar para tawanan termasuk Malik dan sahabat-sahabatnya dibiarkan terlebih dahulu untuk malam ini, dan keesokan harinyalah baru akan diputuskan mengenai apa yang akan dilakukan terhadap mereka.

Ternyata malam tersebut adalah malam yang teramat dingin, sementara Malik beserta sahabat-sahabatnya sama sekali belum diberi selimut atau semacamnya. Maka ketika menyadari hal ini, Khalid pun memerintahkan salah satu ajudannya agar berteriak kepada para penjaga tawanan agar mereka membuatkan api atau memberikan selimut kepada para tawanan.

Pemberitahuan tersebut berbunyi sebagaimana berikut: “Hangatkanlah para tawanan kalian!”.

Akan tetapi rupanya para penjaga tawanan dan sebagian besar pasukan Khalid salah memahami perintah ini, karena menurut bahasa suku Kinanah, perintah “Hangatkan” itu berarti “Bunuhlah”, dan kebanyakan pasukan Khalid memahami perintah diatas sebagaimana suku Kinanah memahaminya. Maka para penjaga beserta pasukan Khalid lainnya segera membunuhi semua tawanan mereka termasuk Malik dan sahabat-sahabatnya.

Khalid sendiri mendengar dari tendanya suara-suara penderitaan ketika seseorang dipenggal kepalanya, dan ketika beliau keluar hendak menegur dan membetulkan perbuatan pasukannya, beliau melihat bahwa pekerjaan (eksekusi) tersebut telah selesai. Maka tidak ada lagi yang bisa beliau katakan selain: “Jika Allah telah Menghendaki sesuatu, maka sesuatu itu pasti akan terjadi”. (kisah diatas dibawakan oleh Ibnu Katsir, Ibnul Atsir, dan Ibnu Jarir (Rahimahumullah)).

Ibnu Katsir (Rahimahullah) menyebutkan versi lain dari kisah terbunuhnya Malik bin Nuwairah dalam kitabnya, beliau berkata: “Dikatakan juga bahwa Khalid memanggil Malik ke hadapannya untuk kemudian beliau mencelanya karena dia telah mengikuti ajakan Sajah, juga karena dia telah memutuskan untuk tidak membayar zakat.

Khalid bertanya kepadanya: ‘Apakah engkau tidak mengetahui bahwa zakat itu sama derajatnya dengan shalat?’.

Malik menjawab: ‘Sesungguhnya sahabat kalian (yakni Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam)) juga berpikir seperti itu’.

Khalid bertanya kembali: ‘Apakah beliau hanyalah seorang sahabat bagi kami dan bukan sahabat bagi kamu?. Wahai Dhirar penggallah lehernya!’.

Maka seseorang yang bernama Dhirar tersebut pun memenggal lehernya”. (kisah ini juga dibawakan oleh Ibnul Jauziy (Rahimahullah) di dalam kitabnya, akan tetapi beliau menuliskan bahwa yang membunuh Malik bukanlah Dhirar melainkan saudaranya yang bernama ‘Abdu bin al-Azwar al-Asadiy).

Adapun versi yang dibawakan oleh al-Muthahhir al-Maqdisiy (Rahimahullah) dalam kitabnya mengenai terbunuhnya Malik adalah: bahwa Khalid bersama pasukannya mengepung rumah-rumah milik Malik dan sahabat-sahabatnya. Dan menurut beliau pada saat itu Malik adalah seorang muslim. Dan Malik memiliki seorang istri yang cantik jelita.

Dimana ketika Khalid melihat wanita tersebut, beliau pun tertarik kepadanya dan segera memerintahkan agar Malik dibunuh. Akan tetapi perintahnya tersebut dibatalkan oleh Abdullah bin Umar dan Abu Qatadah al-Anshariy (Radhiyallahu ‘Anhum), dimana keduanya melarang Khalid dari membunuh Malik hanya karena seorang wanita.

Setelah itu Khalid memerintahkan agar Malik dibawa menghadap kepadanya, dan kemudian beliau menanyainya mengenai pelantunan sebuah bait syair. Malik menjawab: “Sungguh bukan aku yang telah melantunkan bait syair itu, dan jikalau saja sahabat kalian mendengarku ketika aku melantunkannya, maka niscaya dia tidak akan membunuhku”.

Khalid berkata: “Engkau mengatakan bahwa Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) adalah “Sahabat kalian” dan engkau tidak mengakui bahwa beliau adalah sahabatmu?. Penggallah lehernya!”.

Malik sendiri sesaat sebelum dia dibunuh, dia menoleh ke arah istrinya untuk kemudian dia berkata kepada Khalid: “Wahai Khalid, wanita ini telah membunuhku”. (inilah kisah yang dibawakan oleh al-Muthahhir al-Maqdisiy (Rahimahullah) di dalam kitabnya mengenai terbunuhnya Malik bin Nuwairah). Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Allah (‘Azza Wa Jalla) lebih mengetahui mengenai kisah yang mana yang lebih benar dari sekumpulan kisah diatas. Dan Insya Allah kisah selanjutnya mengenai apa yang terjadi sesudah Malik terbunuh akan saya kisahkan di artikel selanjutnya.

Was-Salam.       

 

 

 

0 comments:

Post a Comment