Gambar oleh EugenioAlbrecht dari Pixabay. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Pada artikel yang lalu saya telah
menyelesaikan penjelasan mengenai Sajah si wanita yang mengaku bahwa dirinya
telah diangkat menjadi seorang Nabi. Penjelasan tersebut seputar: siapakah
Sajah?, berasal dari suku apakah dia?, siapa sajakah yang berangkat bersamanya
menuju perkampungan suku Bani Tamim?, dan pada akhirnya saya juga menjelaskan
mengenai hubungan wanita ini dengan sang Nabi palsu dari negeri Yamamah yaitu
Musailamah al-Kadzdzab.
Pada artikel tersebut saya menjelaskan
mengenai pernikahan antara Sajah dengan Musailamah, dan saya juga telah
menyebutkan pula mahar yang dibayarkan oleh Musailamah kepada Sajah, yaitu
peniadaan sholat Shubuh dan sholat Isya bagi pengikut mereka berdua. Dan di
akhir artikel saya menyebutkan bahwa setelah Sajah menikah dengan Musailamah,
dia langsung pulang menuju negerinya setelah mendengar mengenai kedatangan
pasukan Khalid bin Walid (Radhiyallahu ‘Anhu) menuju negeri Yamamah…
BACA JUGA:
PERNIKAHAN ANTARA SAJAH DENGAN MUSAILAMAH.
KETIKA KHALID CEKCOK DENGAN KAUM ANSHAR.
Lalu, apa yang terjadi pada suku Bani Tamim terkhusus orang-orang yang murtad diantara mereka pada saat Khalid datang?, sementara Nabi palsu mereka yakni Sajah telah pulang ke kampung halamannya?...
Kisah mengenai hal tersebut adalah
sebagaimana berikut…
Berkata Ibnu Katsir, Ibnul Atsir, dan Ibnu
Jarir (Rahimahumullah) dalam kitab mereka mengenai apa yang terjadi pada
suku Bani Tamim ketika Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) dan pasukannya tiba
di negeri mereka…
Di saat Sajah telah pulang kembali menuju kampung
halamannya, maka Malik bin Nuwairah (salah satu pemimpin suku Bani Tamim yang
memutuskan untuk murtad) menjadi bingung perihal apa yang akan dilakukannya. Dia
juga menyesali segala apa yang telah diperbuatnya saat Sajah mengunjungi
negerinya.
Adapun teman-temannya yang lain seperti
Waki’ dan seorang lagi yang bernama Sama’ah, maka mereka berdua segera
menyadari kesalahan yang telah mereka perbuat, dan bahwa ajaran Sajah adalah
ajaran yang sesat. Hal tersebut mereka berdua buktikan dengan kembalinya mereka
berdua kepada jalan yang lurus, dimana mereka berdua segera mengumpulkan harta
zakat dan segera memberikan harta tersebut kepada Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu)
di saat beliau datang bersama pasukannya. Khalid (Radhiyallahu ‘Anhu) sendiri
menerima kembalinya mereka ke jalan lurus tersebut. (kisah mengenai Waki’ dan
Sama’ah diatas disebutkan oleh Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir di dalam kitab
mereka. Adapun Ibnu Katsir maka beliau hanya mencukupkan dengan menuliskan
mengenai penyesalan Malik bin Nuwairah (Rahimahumullah)).
Ibnu Katsir (Rahimahullah) berkata
dalam kitabnya: “…Malik bin Nuwairah memutuskan untuk tinggal di sebuah daerah
bernama al-Buthah (di saat Sajah kembali ke negerinya)”.
Ibnu Jarir (Rahimahullah) berkata
dalam kitabnya: “Pada saat Khalid menerima bayaran zakat dari Waki’ dan Sama’ah,
beliau bertanya kepada mereka berdua: ‘Kenapa kalian berdua memutuskan untuk berdamai
dan ikut bekerja sama dengan kaum tersebut (Sajah dan pengikutnya)?’.
Mereka berdua menjawab: ‘Yang membuat kami
bergabung dengan mereka adalah bayaran darah yang kami tuntut dari suku Dhabbah.
Karena dahulu adalah masa-masa ketika perselisihan menaungi kami (setiap
harinya, dan karena hal tersebutlah kami menuntut bayaran darah dari suku
Dhabbah)’.
Waki’ menyenandungkan bait syair berikut:
‘Janganlah kalian berdua mengira bahwa
aku telah berpaling (dari agama Islam) dan bahwa aku…
Menolak (membayar zakat) yang dimana
jari-jari (mungkin maksudnya kaumnya) itu telah tunduk kepadaku…
Akan tetapi aku hanyalah berkeinginan untuk
menjaga kemuliaan Malik…
Dimana aku duduk memperhatikan hingga aku
dibutakan oleh tipuan-tipuan…
Maka ketika Khalid mendatangi kami sembari
membawa benderanya…
Akupun berjalan menemuinya di daerah
al-Buthah sembari membawa barang-barang titipan (harta zakat)…’”. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Insya Allah kisah mengenai Khalid dengan
Malik akan saya ceritakan pada artikel selanjutnya.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment