Wednesday, November 10, 2021

KISAH SAJAH BINTI AL-HARITS DENGAN SUKU BANI TAMIM.

 

Gambar oleh Markus Kammermann dari Pixabay

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Pada artikel yang lalu saya telah menjelaskan mengenai perpecahan dan perselisihan yang terjadi di tengah-tengah suku Bani Tamim, dimana saya menutup artikel tersebut dengan menyebutkan mengenai kedatangan seorang wanita bernama Sajah ke perkampungan suku tersebut. Lalu siapakah sebenarnya Sajah ini?.....

Ibnu Katsir (Rahimahullah) berkata mengenai wanita ini: “Maka ketika Bani Tamim tengah sibuk dengan sesamanya, tiba-tiba muncullah seorang wanita yang bernama Sajah binti al-Harits bin Suwaid bin ‘Uqfan at-Taghlibiyyah. Dahulunya wanita ini termasuk ke dalam golongan bangsa arab yang beragama Nashrani, akan tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk mengaku menjadi seorang Nabi (dan keluar dari agama Nashrani)…”.

BACA JUGA:

KEKACAUAN & PERSELISIHAN MELANDA SUKU BANI TAMIM.

KEGAGALAN SAJAH DALAM MELANCARKAN AKSINYA.

Ibnu Jarir (Rahimahullah) juga menjelaskan dalam kitabnya mengenai wanita ini, beliau berkata: “Sajah binti al-Harits bin Suwaid bin ‘Uqfan ini berasal dari suku Bani Taghlib. Dan pada saat Rasulullah (Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) wafat, dia mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi di tengah-tengah kaumnya suku Taghlib.

Dan diantara suku yang bersedia mengikutinya adalah suku al-Hudzail, dan bersamaan dengan pengakuannya tersebut, dia keluar dari agama asalnya yakni agama Nashrani…”.

Lalu, bagaimanakah kisahnya dengan suku Bani Tamim?....

Ibnu Katsir (Rahimahullah) melanjutkan perkataannya: “…Dia datang ke perkampungan suku Bani Tamim bersama serombongan pasukan yang berasal baik itu dari kaumnya Bani Taghlib, maupun dari suku-suku lainnya yang mendukung gerakan sesatnya.

Pada saat dia bersama pasukannya tersebut berangkat dari kampung halaman mereka, mereka telah bertekad untuk memerangi Abu Bakar ash-Shiddiq (Radhiyallahu ‘Anhu). (dan tentunya memerangi kaum muslimin juga).

Dan ketika mereka akhirnya sampai di perkampungan suku Bani Tamim, Sajah pun mengajak anggota suku tersebut untuk ikut bersamanya (memerangi Abu Bakar (Radhiyallahu ‘Anhu)).

Ketika mendengar ajakannya tersebut, sebagian besar anggota suku Bani Tamim menjawab dengan positif dan bersedia untuk ikut bersamanya. Dan diantara pembesar suku Bani Tamim yang bersedia untuk ikut bersamanya adalah Malik bin Nuwairah at-Tamimiy, ‘Atharid bin Hajib, dan sekelompok orang dari pembesar-pembesar Bani Tamim lainnya.

Akan tetapi walaupun begitu, tetap ada diantara pembesar suku tersebut yang enggan untuk mengikuti ajakan Sajah”.

Ibnu Jarir, Ibnul Jauziy dan Ibnul Atsir (Rahimahumullah) menyebutkan kisah yang sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ibnu Katsir (Rahimahullah) dalam kitabnya. Kisah yang disampaikan oleh ketiganya kurang lebih berbunyi sebagaimana berikut…

Pada saat Sajah dan pasukannya telah sampai di perkampungan suku Bani Tamim, dia mengirimkan surat kepada Malik bin Nuwairah yang berisi ajakan agar dia bersedia untuk ikut bersamanya memerangi Abu Bakar.

Malik sendiri ketika dia menerima surat Sajah ini, dia pun mengirimkan balasannya kepada Sajah yang berisi persetujuannya untuk mengikuti wanita tersebut, dan dia juga menyertakan dalam surat balasannya tersebut sebuah anjuran agar Sajah tidak terburu-buru dalam memerangi Abu Bakar, dan hendaknya dia singgah terlebih dahulu dan menetap barang sejenak di tengah-tengah suku Bani Tamim untuk merundingkan kembali rencananya.

Ketika Sajah telah selesai membaca surat balasan tadi, dia berkata: “Baiklah, itu semua terserah kamu. Karena aku ini hanyalah seorang wanita (biasa) yang berasal dari suku Bani Yarbu’ (salah satu dari 2 suku yang berada di bawah pimpinan Malik bin Nuwairah dan Waki’ bin Malik), dan kekuasaan (atas suku tersebut) adalah milikmu”.

Maka setelah Sajah yakin bahwa suku Yarbu’ juga Malik bin Nuwairah telah berada di pihaknya, dia pun kembali mengirimkan surat kepada suku Malik bin Handzalah (suku ini juga adalah suku yang berada di bawah pimpinan Malik bin Nuwairah dan Waki’ bin Malik) yang juga berisi ajakan agar mereka bersedia untuk ikut ke dalam kelompoknya.

Dan karena alasan ketidak sukaan akan apa yang nantinya akan diputuskan oleh Waki’, maka keluarlah ‘Atharid bin Hajib bersama sekelompok pembesar-pembesar suku Bani Malik dari perkampungan mereka menuju perkampungan suku Bani al-Anbar yang saat itu berada di bawah pimpinan Saburah bin ‘Amr.

Begitu juga halnya dengan pembesar-pembesar suku Bani Yarbu’, dimana mereka juga kabur dari perkampungan mereka menuju perkampungan suku Bani Mazin yang berada di bawah pimpinan seseorang yang bernama al-Hushain bin Nayyar. Mereka semua keluar dengan alasan yang sama yang telah mendorong saudara-saudara mereka para pembesar suku Bani Malik untuk keluar dari kampung halamannya.

Dan ketika akhirnya utusan juga surat Sajah sampai di tangan Waki’, Waki’ pun setuju untuk ikut bersamanya. Maka dengan ini terbentuklah persekutuan antara Waki’, Malik, dan Sajah. Dimana mereka berjanji akan senantiasa saling mendukung satu sama lain, juga sepakat untuk memerangi orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka…

Setelah itu Ibnu Jarir juga Ibnul Atsir dan Ibnul Jauziy (Rahimahumullah) menyebutkan perkataan Sajah yang dimana perkataannya tersebut juga disebutkan oleh Ibnu Katsir (Rahimahullah) di dalam kitabnya, perkataannya adalah…

Waki’ dan Malik berkata kepada Sajah: “Suku yang manakah yang akan kita perangi terlebih dahulu?. Suku Khidham, atau suku Bihadyi, atau suku ‘Auf dan al-Abnaa’, atau suku ar-Rabab?”. Mereka tidak menyebutkan suku yang dipimpin oleh Qais bin ‘Ashim karena mereka melihat bahwa Qais sendiri masih ragu-ragu dan belum memiliki pendirian dan keputusan yang pasti dalam hal ini.

Sajah menjawab: “Persiapkanlah oleh kalian kendaraan-kendaraan perang, dan bersiaplah kalian untuk berperang, kemudian seranglah suku ar-Rabab, karena mereka sama sekali tidak memiliki pertahanan”. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Insya Allah kisah akan berlanjut ke artikel selanjutnya.

Was-Salam.

      

 

 

0 comments:

Post a Comment