Hujan Badai, Gambar diambil dari Pixabay.com. |
Bismillah…
Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala
Rasulillah.
Alhamdulillah pada artikel lalu saya telah
menyelesaikan pembahasan mengenai kisah Ashhabul Ukhdud. Adapun pada artikel
kali ini saya akan menjelaskan perihal kedatangan orang-orang Habasyah ke tanah
Yaman, dan bagaimana asal-usul terjadinya penyerangan pasukan bergajah terhadap
tanah haram Makkah al-Mukarramah dan rumah Allah yang mulia Ka’bah
al-Musyarrafah.
Dan sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa dahulu jauh sebelum Dzu Nuwas naik tahta ada dua orang dukun bernama
Syiqq dan Shatih, dimana keduanya telah meramalkan kedatangan orang-orang
Habasyah ke tanah Yaman dan kekuasaan mereka atas penduduknya.
BACA JUGA:
KISAH ABDULLAH MURID FAIMIYYUN DAN ASHHABUL UKHDUD (BAG, 5).
SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 2).
Akan tetapi siapakah sebenarnya yang
dimaksud dengan orang-orang Habasyah?, dan dimana letak negeri Habasyah itu
sendiri?. Jawaban dari kedua pertanyaan itu sebagai berikut…
Berkata syaikh Abdurrahman al-Wakil: “Orang-orang
Habsy (sebutan untuk orang-orang Habasyah) menurut sebagian sejarawan barat
adalah sekelompok orang yang menghuni bagian selatan dari dataran Jazirah Arab
yang luas.
Mereka ini adalah salah satu cabang dari
sebuah masyarakat kuno yang dahulu menghuni jazirah arab, masyarakat tersebut
dinamai: Buwin, masyarakat ini sangat misterius sehingga tidak ada satupun
informasi mengenai mereka yang sempat ditulis.
Para sejarawan barat juga berpendapat bahwa
sebutan Habasyah sendiri pada asalnya diperuntukkan bagi dataran-dataran yang
terletak di pesisir bagian selatan dari jazirah arab, sebelah timur Hadramaut
(yakni daerah tempat tinggal masyarakat Habsy).
Dari dataran inilah masyarakat Habsy
berpindah ke tanah Afrika, dan semenjak kepindahan mereka tersebut dinamailah
tanah Etiopia sebagai negeri Habasyah (yakni tanah Etiopia adalah tanah tempat
tinggalnya masyarakat Habsy yang dahulu menetap di daerah Habasyah pesisir
bagian selatan jazirah arab).
Kata Etiopia sendiri dalam Bahasa Yunani
berarti: wajah yang terbakar, dan kata ini di kalangan masyarakat Yunani
diperuntunkkan bagi sebuah negeri yang terletak di bagian selatan Mesir, lebih
tepatnya sebuah negeri yang terletak di pesisir benua Afrika yang bersebelahan
dengan laut Merah dan samudera Hindia…”. Wallahu A’lam.
Adapun penyebab dari kedatangan orang-orang
Habasyah ke tanah Yaman adalah sebagai berikut…
Berkata Ibnu Ishaq dan sebagian besar ulama
dan sejarawan muslim bahwa ada seseorang yang berhasil kabur dan selamat dari
pembakaran Ashhabul Ukhdud, nama orang ini adalah Daus Dzu Tsa’laban.
Para sejarawan tadi sepakat dalam masalah
nama akan tetapi mereka berselisih dalam masalah asal-usul orang ini, adapun
Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa orang ini berasal dari negeri
Najran, dimana dia kabur dari pembantaian karena ingin membalaskan dendam
orang-orang sebangsanya, dan hanya dialah satu-satunya rakyat Najran yang
tersisa.
Adapun Ibnu Ishaq, Ibnul Atsir,
as-Suhailiy, Ibnu Qutaibah ad-Dainuriy dan al-Muthahhir al-Maqdisiy, mereka
semua berpendapat bahwa orang ini berasal dari Yaman, teman sebangsa Dzu Nuwas.
Ibnu Jarir sendiri menyebutkan riwayat lain
dalam masalah ini dan tidak hanya mencukupkan dengan pendapatnya sendiri,
beliau berkata dalam kitabnya: “Aku telah mendengar sebagian penduduk Yaman
berkata: “Bahwa orang yang kabur tersebut adalah salah seorang warga Najran, namanya
adalah Jabbar bin Faidh”.
Beliau kembali melanjutkan: “Akan tetapi menurut
orang yang menceritakan hal ini padaku bahwa pendapat yang paling benar
diantara kedua pendapat diatas adalah: pendapat yang mengatakan bahwa orang
yang kabur tersebut bernama Daus bin Tsa’laban”.
kembali ke cerita asal, berkata Ibnu Ishaq:
“Sementara pembakaran sedang berjalan, kaburlah seseorang dari Saba’ (yakni
Yaman) yang bernama Daus Dzu Tsa’laban sembari mengendarai seekor kuda. Orang ini
melewati jalanan yang berbatu ketika kabur sehingga menyulitkan tim pengejar
yang dikirim oleh Dzu Nuwas untuk menangkapnya.
Dia terus berjalan hingga sampai ke istana
Kaisar raja Romawi di negeri Syam. Ketika dia telah diizinkan untuk bertemu
dengannya, dia-pun mengutarakan tujuan dari kedatangannya tersebut yakni
meminta bala bantuan dari Kaisar untuk menghadapi tentara Dzu Nuwas.
Dia juga mengkhabarinya perihal apa yang
menimpa masyarakat Najran disebabkan perbuatan semena-mena Dzu Nuwas kepada
mereka, dan bahwa semua rakyat Najran adalah pemeluk agama Nashrani, agama yang
dianut pula oleh sang Kaisar.
Setelah mendengarkan dengan seksama semua
dalih tersebut, Kaisar berkata padanya: “Negerimu itu jaraknya sangat jauh dari
negeri kami, oleh karena itu bagaimana kalau kutulis saja surat ke raja
Habasyah agar dia mengirimkan bala tentaranya untuk membantumu. Karena selain dirinya
adalah seorang pemeluk agama Nashrani, jarak negerinya dengan negeri kalian-pun
tidak terlalu jauh!”. Kemudian Kaisar segera menulis sebuah surat ke raja
Habasyah agar dia membantu saudara seagamanya rakyat Najran dengan bala tentara
yang kuat menuju negeri Yaman demi menumpas Dzu Nuwas dan segenap rakyatnya”.
Cerita akan berlanjut di artikel
selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Was-Salam.
0 comments:
Post a Comment