Monday, July 12, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN, ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 1).

 

Hujan Badai, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Alhamdulillah pada artikel lalu saya telah menyelesaikan pembahasan mengenai kisah Ashhabul Ukhdud. Adapun pada artikel kali ini saya akan menjelaskan perihal kedatangan orang-orang Habasyah ke tanah Yaman, dan bagaimana asal-usul terjadinya penyerangan pasukan bergajah terhadap tanah haram Makkah al-Mukarramah dan rumah Allah yang mulia Ka’bah al-Musyarrafah.

Dan sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dahulu jauh sebelum Dzu Nuwas naik tahta ada dua orang dukun bernama Syiqq dan Shatih, dimana keduanya telah meramalkan kedatangan orang-orang Habasyah ke tanah Yaman dan kekuasaan mereka atas penduduknya.

BACA JUGA:

KISAH ABDULLAH MURID FAIMIYYUN DAN ASHHABUL UKHDUD (BAG, 5).

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 2).

Akan tetapi siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan orang-orang Habasyah?, dan dimana letak negeri Habasyah itu sendiri?. Jawaban dari kedua pertanyaan itu sebagai berikut…

Berkata syaikh Abdurrahman al-Wakil: “Orang-orang Habsy (sebutan untuk orang-orang Habasyah) menurut sebagian sejarawan barat adalah sekelompok orang yang menghuni bagian selatan dari dataran Jazirah Arab yang luas.

Mereka ini adalah salah satu cabang dari sebuah masyarakat kuno yang dahulu menghuni jazirah arab, masyarakat tersebut dinamai: Buwin, masyarakat ini sangat misterius sehingga tidak ada satupun informasi mengenai mereka yang sempat ditulis.

Para sejarawan barat juga berpendapat bahwa sebutan Habasyah sendiri pada asalnya diperuntukkan bagi dataran-dataran yang terletak di pesisir bagian selatan dari jazirah arab, sebelah timur Hadramaut (yakni daerah tempat tinggal masyarakat Habsy).

Dari dataran inilah masyarakat Habsy berpindah ke tanah Afrika, dan semenjak kepindahan mereka tersebut dinamailah tanah Etiopia sebagai negeri Habasyah (yakni tanah Etiopia adalah tanah tempat tinggalnya masyarakat Habsy yang dahulu menetap di daerah Habasyah pesisir bagian selatan jazirah arab).

Kata Etiopia sendiri dalam Bahasa Yunani berarti: wajah yang terbakar, dan kata ini di kalangan masyarakat Yunani diperuntunkkan bagi sebuah negeri yang terletak di bagian selatan Mesir, lebih tepatnya sebuah negeri yang terletak di pesisir benua Afrika yang bersebelahan dengan laut Merah dan samudera Hindia…”. Wallahu A’lam.

Adapun penyebab dari kedatangan orang-orang Habasyah ke tanah Yaman adalah sebagai berikut…

Berkata Ibnu Ishaq dan sebagian besar ulama dan sejarawan muslim bahwa ada seseorang yang berhasil kabur dan selamat dari pembakaran Ashhabul Ukhdud, nama orang ini adalah Daus Dzu Tsa’laban.

Para sejarawan tadi sepakat dalam masalah nama akan tetapi mereka berselisih dalam masalah asal-usul orang ini, adapun Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa orang ini berasal dari negeri Najran, dimana dia kabur dari pembantaian karena ingin membalaskan dendam orang-orang sebangsanya, dan hanya dialah satu-satunya rakyat Najran yang tersisa.

Adapun Ibnu Ishaq, Ibnul Atsir, as-Suhailiy, Ibnu Qutaibah ad-Dainuriy dan al-Muthahhir al-Maqdisiy, mereka semua berpendapat bahwa orang ini berasal dari Yaman, teman sebangsa Dzu Nuwas.

Ibnu Jarir sendiri menyebutkan riwayat lain dalam masalah ini dan tidak hanya mencukupkan dengan pendapatnya sendiri, beliau berkata dalam kitabnya: “Aku telah mendengar sebagian penduduk Yaman berkata: “Bahwa orang yang kabur tersebut adalah salah seorang warga Najran, namanya adalah Jabbar bin Faidh”.

Beliau kembali melanjutkan: “Akan tetapi menurut orang yang menceritakan hal ini padaku bahwa pendapat yang paling benar diantara kedua pendapat diatas adalah: pendapat yang mengatakan bahwa orang yang kabur tersebut bernama Daus bin Tsa’laban”.

kembali ke cerita asal, berkata Ibnu Ishaq: “Sementara pembakaran sedang berjalan, kaburlah seseorang dari Saba’ (yakni Yaman) yang bernama Daus Dzu Tsa’laban sembari mengendarai seekor kuda. Orang ini melewati jalanan yang berbatu ketika kabur sehingga menyulitkan tim pengejar yang dikirim oleh Dzu Nuwas untuk menangkapnya.

Dia terus berjalan hingga sampai ke istana Kaisar raja Romawi di negeri Syam. Ketika dia telah diizinkan untuk bertemu dengannya, dia-pun mengutarakan tujuan dari kedatangannya tersebut yakni meminta bala bantuan dari Kaisar untuk menghadapi tentara Dzu Nuwas.

Dia juga mengkhabarinya perihal apa yang menimpa masyarakat Najran disebabkan perbuatan semena-mena Dzu Nuwas kepada mereka, dan bahwa semua rakyat Najran adalah pemeluk agama Nashrani, agama yang dianut pula oleh sang Kaisar.

Setelah mendengarkan dengan seksama semua dalih tersebut, Kaisar berkata padanya: “Negerimu itu jaraknya sangat jauh dari negeri kami, oleh karena itu bagaimana kalau kutulis saja surat ke raja Habasyah agar dia mengirimkan bala tentaranya untuk membantumu. Karena selain dirinya adalah seorang pemeluk agama Nashrani, jarak negerinya dengan negeri kalian-pun tidak terlalu jauh!”. Kemudian Kaisar segera menulis sebuah surat ke raja Habasyah agar dia membantu saudara seagamanya rakyat Najran dengan bala tentara yang kuat menuju negeri Yaman demi menumpas Dzu Nuwas dan segenap rakyatnya”.

Cerita akan berlanjut di artikel selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.   

  

 

0 comments:

Post a Comment