Thursday, July 22, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN, ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 9).

 

Hujan Badai, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Beberapa hari yang lalu, pada artikel terakhir yang saya tulis sebelum masuknya hari ‘Iedul Adha, saya menjanjikan suatu pembahasan mengenai sosok budak Abrahah yang berhasil memuluskan jalan bagi tuannya menuju singgasana Yaman. Budak tersebut bernama ‘Ataudah…

Siapakah dia?, dan bagaimana kisahnya bersama Abrahah dan rakyat Yaman?, kisahnya sebagaimana yang dituliskan oleh Imam as-Suhailiy dan Ibnu Jarir ath-Thabariy sebagai berikut…

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 8).

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 10).

Berkata as-Suhailiy: “Dan ath-Thabariy menyebutkan bahwa ‘Ataudah sang budaklah yang telah membunuh Aryath. Arti dari kata ‘Ataudah sendiri adalah: keras atau kuat, dikatakan bahwa nama aslinya adalah Aryajdah. (berkata syaikh Abdurrahman al-Wakil: “Disebutkan di dalam kitab sejarah karangan Ibnu Jarir bahwa nama asli ‘Ataudah adalah Arnajdah”). Wallahu A’lam.

Berkata Ibnu Jarir ath-Thabariy: “’Ataudah berkata ketika membunuh Aryath: “Saya adalah ‘Ataudah dari kelompok para penguasa dan orang-orang mulia, yang tidak memiliki ayah maupun ibu”.

Ibnu Jarir melanjutkan: “Maksud dari perkataannya diatas adalah: engkau wahai Aryath telah di bunuh oleh budaknya (Abrahah).

Setelah Aryath terbunuh, Abrahah berkata kepada ‘Ataudah: “Engkau wahai ‘Ataudah telah kuberi hak untuk membuat satu pasal undang-undang bagi rakyat Yaman yang harus mereka taati, oleh karena itu sebutkanlah undang-undang yang ingin engkau buat agar bisa kusahkan saat ini juga!. Dan aku juga berkeinginan agar engkau tidak lagi memikirkan perihal pembunuhanmu atas Aryath, karena kami-lah yang akan mengurus bayaran diyathnya”.

Mendengar hal tersebut, ‘Ataudah-pun merasa seakan-akan mendapatkan harta karun, maka dia segera berkata kepada Abrahah: “Peraturan yang ingin kubuat adalah: hendaknya semua mempelai wanita dari rakyat Yaman tidak boleh menemui suaminya hingga dia menemuiku terlebih dahulu, agar aku bisa mencicipinya sebelum si suami mencicipi istri barunya”.

Abrahah berkata: “Baiklah, kalau itu maumu, maka mulai saat ini hukum itulah yang akan berlaku dalam masalah pernikahan, dan hendaknya semua rakyat Yaman mentaatinya!”.

Setelah itu Abrahah segera menepati janjinya kepada ‘Ataudah dengan membayarkan harga diyath kepada keluarga Aryath yang sedang berduka”.

Bagaimana sikap rakyat Yaman terhadap peraturan aneh ini?, apa yang mereka lakukan?, dan bagaimana nasib ‘Ataudah selanjutnya?....

Cerita mengenai itu semua telah disebutkan oleh as-Suhailiy di dalam bukunya, kisahnya sebagai berikut…

Berkata as-Suhailiy: “Si budak ini menerapkan undang-undang yang dibuatnya terhadap rakyat Yaman selama beberapa waktu, hingga akhirnya suatu hari rakyat Yaman-pun naik pitam setelah lama melihat perbuatan sewenang-wenang yang dilakukan si budak kepada gadis-gadis mereka.

Ketika amarah telah menguasai benak dan pikiran rakyat Yaman, mereka-pun nekat membunuh si budak ketika dia dan mayoritas teman-temannya orang-orang Habasyah sedang lengah”.

Akan tetapi bagaimana-pun juga hebatnya rencana yang dibuat oleh rakyat Yaman demi memuluskan misi mereka untuk membunuh si budak, tetapi karena yang dibunuh bisa dikatakan sebagai petinggi dan orang penting bagi Abrahah maka mau tidak mau kabar terbunuhnya si budak-pun di dengar oleh Abrahah. Tidak membutuhkan waktu lama hingga Abrahah mengetahui bahwa pelaku dari pembunuhan tersebut adalah rakyat Yaman, karena satu-satunya pihak yang diuntungkan dari pembunuhan ini adalah rakyat Yaman sendiri.

As-Suhailiy melanjutkan: “…Ketika Abrahah mengetahui bahwa yang membunuh budaknya adalah rakyat Yaman, dia berkata kepada mereka: “Telah tiba waktunya bagi kalian wahai sekalian rakyat Yaman untuk melakukan apa-apa yang dilakukan oleh orang-orang yang merdeka, dan hendaknya kalian selalu marah jika kehormatan kalian di injak-injak oleh orang lain tanpa respek sedikitpun. Dan jikalau  saja sejak semula aku telah mengetahui niat buruk budak ini, maka sungguh aku tidak akan membiarkannya membuat peraturan seenaknya sendiri. Dan sungguh demi Allah kalian tidak akan dituntut untuk membayar harga diyath bagi darah budak ini, dan kalian tidak akan disalahkan dan tidak akan di kambing hitamkan dalam masalah ini selamanya!”.

Inilah kisah mengenai ‘Ataudah, budak Abrahah yang telah berhasil memuluskan jalan bagi tuannya menuju singgasana Yaman, dan Insya Allah pada artikel selanjutnya saya akan membahas mengenai apa saja yang terjadi di negeri Yaman selama Abrahah berkuasa di sana, dan juga selama kurun waktu disaat sebelum penyerangan Abrahah terhadap tanah suci Makkah al-Mukarramah dan Ka’bah al-Musyarrafah. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.   

                                                   

0 comments:

Post a Comment