Saturday, July 17, 2021

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN, ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 6).

 

Hujan Badai, Gambar diambil dari Pixabay.com.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Pada artikel yang lalu, saya telah menuliskan kisah perihal Dzu Jadan raja Himyar yang terakhir, siapa namanya?, apa maksud dari julukannya?, dan bagaimana nasibnya setelah bertemu dengan orang-orang Habasyah?...

Dan pada artikel kali ini dan juga artikel-artikel selanjutnya, Insya Allah saya akan menjelaskan perihal apa saja yang diperbuat oleh orang-orang Habasyah di negeri Yaman, bagaimana gerangan akhir dari masa kekuasaan mereka di negeri tersebut?, dan apa saja penyebab yang menyebabkan kekuasaan mereka sirna di negeri Yaman untuk selama-lamanya…

BACA JUGA:

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 5).

SEJARAH YAMAN: KISAH DAUS DZU TSA’LABAN,ABRAHAH DAN PASUKAN BERGAJAH (BAG, 7).

Akan tetapi sebelum masuk ke pembahasan, saya ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai “Siapakah Abrahah?”, yang dimana tentunya Abrahah adalah tokoh penting sekaligus yang paling terkenal jika kita bercerita mengenai kekuasaan orang-orang Habasyah atas tanah Yaman. Dan juga karena di zamannya-lah peristiwa bergeraknya pasukan bergajah menuju Makkah demi menghancurkan Ka’bah terjadi…

Penjelasan mengenai sosok Abrahah ini saya ambil dari buku karangan imam as-Suhailiy (Rahimahullah) yang berjudul ar-Raudhul Unuf, penjelasan beliau mengenai sosok Abrahah sebagai berikut…

Berkata as-Suhailiy: “Kata Abrahah sendiri dalam bahasa orang-orang Habasyah memiliki arti: seseorang yang memiliki kulit wajah yang putih (dimana hal ini bertentangan dengan mayoritas rakyat Habasyah yang memiliki kulit wajah berwarna hitam).

Arti kata “Abrahah” menurut bahasa Habasyah ini secara tidak langsung memberikan bukti yang sangat kuat kepada sekelompok orang yang berpendapat bahwa: “Abrahah” yang dimaksud di dalam cerita-cerita mengenai kedatangan orang-orang Habasyah ke tanah Yaman adalah “Abrahah” yang bernama Abrahah bin ash-Shabah al-Himyariy!, dan bukan “Abrahah” yang bernama Abu Yaksum al-Habasyi”.

(yakni yang dimaksudkan dari perkataan ini adalah: jika kita lebih mengedepankan artian kata “Abrahah” menurut bahasa Habasyah diatas, maka secara tidak langsung kita telah percaya bahwa orang yang datang dari negeri Habasyah bersama Aryath sembari membawa 70.000 pasukan demi menumpas Dzu Nuwas dan membunuh sepertiga kaum lelaki, menawan sepertiga kaum wanita dan anak-anak Yaman, juga menghancurkan sepertiga dari lambang kemakmuran dan kebesaran kekaisaran Yaman kuno adalah seseorang yang memiliki darah Yaman dan bukannya seseorang yang memiliki darah Habasyah, yang pastinya akan sangat masuk akal jika orang yang melakukan segala perbuatan diatas kepada rakyat Yaman adalah seseorang dari keturunan Habasyah, karena dia sama sekali tidak memiliki ikatan apapun dengan rakyat Yaman, akan tetapi bagaimana jika yang melakukan semua perbuatan diatas terhadap rakyat Yaman adalah seseorang dari rakyat Yaman sendiri?, dan dia sama sekali tidak mengingkari perbuatan tersebut?...).  

As-Suhailiy melanjutkan perkataannya dengan menjelaskan mengenai sebab kedua yang menyebabkan sebagian orang tetap bersikeras menganggap bahwa Abrahah yang dimaksud sebagai tangan kanan Aryath ketika menumpas rakyat Yaman, adalah Abrahah yang memiliki darah Yaman dan bukannya darah Habasyah, beliau berkata: “Dan bahwa konon masyarakat Habasyah memiliki seorang gubernur yang mereka taruh di Yaman, gubernur ini bernama Abrahah bin ash-Shabah al-Himyariy”.

As-Suhailiy berkata: “Semua dalih ini disampaikan oleh Ibnu Sallam di dalam tafsirnya”. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Adapun syaikh Abdurrahman al-Wakil berkata ketika memberikan catatan kaki kepada penjelasan imam as-Suhailiy diatas: “(Abrahah bin ash-Shabah adalah) Abrahah bin ash-Shabah bin Lahi’ah bin Syaibah bin Mudatstsir.

Abrahah bin ash-Shabah ini diberi julukan Dzu al-Manar ibn ash-Sha’b, akan tetapi bagaimanapun juga mayoritas ulama dan sejarawan berpendapat bahwa Abrahah yang dimaksud dalam kisah ini bukanlah Abrahah bin ash-Shabah melainkan Abrahah Abu Yaksum al-Habasyi (dari Habasyah (Etiopia))”.

Kemudian setelah menjelaskan mengenai pendapat sebagian orang mengenai sosok Abrahah, apakah dia keturunan Yaman ataukah keturunan Habasyah…

As-Suhailiy melanjutkan pembahasannya mengenai sebab dan asal-usul yang menyebabkan adanya percekcokan yang terjadi antara Aryath dengan Abrahah, yang dimana pada akhirnya Abrahah (yang pada asalnya adalah orang nomor dua) berhasil menguasai Yaman secara keseluruhan setelah membunuh Aryath.

Setelah itu beliau melanjutkan dengan kisah kemarahan Najasyi terhadap Abrahah, dan permohonan ampun Abrahah kepadanya hingga kisah mengenai kunjungan seseorang yang bernama Saif bin Dzi Yazin ke istana Kisra raja Persia demi meminta bantuannya untuk menumpas sekaligus mengusir keluar orang-orang Habasyah dari negeri Yaman. Insya Allah cerita mengenai itu semua akan saya mulai di artikel yang akan datang. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.

 

 

0 comments:

Post a Comment