Thursday, July 8, 2021

KISAH ABDULLAH MURID FAIMIYYUN DAN ASHHABUL UKHDUD (BAG, 2).

 

Gambar oleh Sorbyphoto dari Pixabay.

Bismillah…

Alhamdulillah Wash-Shalatu Was-Salamu ‘Ala Rasulillah.

Berkata Ibnu Ishaq: “…Dan ats-Tsamir sendiri (yakni ayah Abdullah) mengira bahwa anaknya setiap hari pergi ke kediaman tukang sihir bersama pemuda-pemuda yang lain.

Adapun Abdullah ketika ia melihat bahwa Faimiyyun tetap bersikeras menyembunyikan nama Allah (‘Azza Wa Jalla) yang paling agung tersebut darinya, dan tetap pada keyakinannya bahwa Abdullah belum cukup kuat untuk memikul nama tersebut diatas pundaknya. Abdullah-pun berinisiatif untuk mencari nama tersebut dengan caranya sendiri.

BACA JUGA:

KISAH ABDULLAH MURID FAIMIYYUN DAN ASHHABUL UKHDUD (BAG, 1).

KISAH ABDULLAH MURID FAIMIYYUN DAN ASHHABUL UKHDUD (BAG, 3).

Cara yang dimaksud adalah bahwa Abdullah suatu hari keluar dari kemah tersebut dan pergi untuk mengumpulkan gelas-gelas kecil hingga jumlahnya menyamai jumlah dari nama-nama Allah (‘Azza Wa Jalla), setelah itu ia-pun menyalakan sebuah api yang sangat besar yang kiranya api sebesar itu mampu melahap semua gelas tadi hingga habis.

Setelah api menyala Abdullah-pun menuliskan pada setiap gelas satu dari nama-nama Allah (‘Azza Wa Jalla) hingga semua gelas tersebut masing-masing tertuliskan sebuah nama, setelah itu ia-pun melemparkan satu persatu gelas tadi ke dalam api hingga tidak tersisa kecuali gelas yang tertuliskan nama Allah (‘Azza Wa Jalla) yang paling agung disisinya, kemudian ketika ia melemparkan gelas tersebut ke dalam api, secara tiba-tiba gelas tersebut kembali keluar dalam keadaan tidak tersentuh nyala api sedikitpun.

Melihat kejadian ini, tahulah Abdullah bahwa nama yang tertuliskan disisi gelas tersebut adalah benar-benar nama Allah (‘Azza Wa Jalla) yang paling agung, maka ia mengambil gelas tadi dan membawanya ke kemah Faimiyyun, dan ketika ia telah sampai di kemah tersebut ia-pun segera memberitahu Faimiyyun bahwa ia telah mengetahui nama Allah (‘Azza Wa Jalla) yang paling agung yang selama ini dia sembunyikan darinya.

Faimiyyun berkata padanya: “Jika benar engkau telah mengetahuinya, maka beritahukan padaku perihal nama yang engkau dapat tersebut!”.

Abdullah menjawab: “Nama tersebut adalah begini dan begitu (Ibnu Ishaq begitu juga as-Suhailiy, Ibnul Atsir dan Ibnu Jarir tidak ada diantara mereka yang menyebutkan nama tersebut di bukunya masing-masing, dan mereka semua hanya menuliskan jawaban Abdullah sebagaimana yang saya tuliskan diatas)”.

Faimiyyun kembali bertanya: “Lalu bagaimana caramu mengetahuinya?”.

Abdullah menjawab dengan memberitahunya perihal apa yang dilakukannya terhadap gelas-gelas yang tertuliskan nama-nama Allah (‘Azza Wa Jalla) disisinya persis sebagaimana yang telah di sebutkan diatas.

Faimiyyun-pun berkata setelah mendengar penjelasan Abdullah: “Baiklah wahai anak saudaraku!, jikalau memang betul itu yang engkau lakukan demi mengetahui nama tersebut, maka sungguh engkau telah mengetahuinya sekarang, dan bagimu sekarang adalah senantiasa menjaga hak-haknya dan selalu tahanlah dirimu agar jangan sampai engkau berbuat semena-mena kepada orang lain dengan memakai nama tersebut!”.

Maka semenjak hari itu setiap kali Abdullah masuk ke negeri Najran dan ditengah jalan ia berjumpa dengan seseorang yang sedang tertimpa musibah, ia akan berhenti disisi orang tersebut dan berkata padanya: “Wahai hamba Allah!, maukah engkau mengesakan dan mentauhidkan Allah sekaligus memeluk agamaku, dan sebagai gantinya aku akan berdo’a kepada Allah agar Ia berkenan membebaskanmu dari musibah yang menimpamu saat ini?”.

Jika orang tersebut menjawab: “Baiklah”, dan setelah itu ia segera memeluk agama Nashrani dan mentauhidkan Allah, maka Abdullah akan berdo’a pada saat itu juga agar Allah membebaskan orang tersebut dari musibah yang menimpanya, dan seketika Allah mengabulkan do’anya dan orang tersebut benar-benar terbebas dari segala musibah yang melilitnya sebelum itu hingga seakan-akan ia tidak pernah tertimpa musibah sedikitpun.

Kejadian ini terus terulang setiap harinya, karena pasti setiap hari ada orang yang ditimpa musibah, dan setiap kali itu pula orang-orang yang memeluk agama Nashrani semakin bertambah dari hari kehari, begitu juga orang yang dido’akan kesembuhan oleh Abdullah dan kemudian sembuh.

Maka tentu saja hal ini-pun akhirnya menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat Najran, hingga suatu hari apa yang dilakukan Abdullah ini akhirnya sampai ke telinga raja.

Sang raja sendiri sangat geram ketika mendengar bahwa sebagian besar rakyatnya telah berpindah keyakinan dari keyakinan mereka semula yakni menyembah patung dan berhala menuju keyakinan yang benar-benar baru yakni hanya menyembah Allah (‘Azza Wa Jalla) satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.

Maka sang raja-pun memanggil Abdullah ke istana demi mengadakan sedikit perbincangan mengenai keyakinan baru ini…”.

Apa yang akan dilakukan oleh raja akan saya sampaikan di artikel selanjutnya. Wallahu A’lam Bish-Shawab.

Was-Salam.   

     

0 comments:

Post a Comment